Calon Sukarelawan Uji Klinis Vaksin Segera Jalani Sejumlah Pemeriksaan Kesehatan
Uji klinis fase tiga kandidat vaksin Covid-19 produksi Sinovac, China, digelar di Kota Bandung, Jawa Barat, mulai Selasa (11/8/2020). Sebelum disuntik vaksin, calon sukarelawan terlebih dahulu diperiksa kesehatannya.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Uji klinis fase tiga kandidat vaksin Covid-19 produksi Sinovac asal China akan digelar di Kota Bandung, Jawa Barat, mulai Selasa (11/8/2020). Sebelum disuntik vaksin, calon sukarelawan terlebih dahulu menjalani sejumlah pemeriksaan kesehatan.
Pemeriksaan itu di antaranya tes usap, antropometri, kesehatan fisik, dan observasi. Jika memenuhi syarat, penyuntikan vaksin akan dilakukan Jumat (14/8/2020).
Uji klinis dilakukan PT Bio Farma bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad). Lokasinya berada di Rumah Sakit Pendidikan Unpad, Balai Kesehatan Unpad di Jalan Dipati Ukur, serta empat puskesmas di Kota Bandung, yaitu Puskesmas Garuda, Sukapakir, Ciumbuleuit, dan Dago. Calon sukarelawan juga bisa mendaftar di enam tempat tersebut.
Tim Laboratorium Mikrobiologi Unpad Sunaryati Sudigdoadi mengatakan, sebelum diperiksa, calon sukarelawan akan mendapatkan penjelasan mengenai alur uji klinis. Tidak ada paksaan untuk mengikutinya.
”Setelah itu dilakukan pemeriksaan fisik, tekanan darah, jantung, dan paru. Pada saat wawancara juga ditanya, apakah mempunyai penyakit dasar (komorbid),” ujarnya saat simulasi uji klinis di Fakultas Kedokteran Unpad, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (6/8/2020).
Selanjutnya, calon sukarelawan menjalani tes usap. Hasil tes akan diumumkan 2-3 hari kemudian. ”Jika hasil tes positif (Covid-19), tidak bisa ikut uji klinis. Kalau hasilnya negatif, bisa dilakukan vaksinasi,” ujarnya.
Akan tetapi, sebelumnya calon sukarelwan akan kembali mengikuti tes kesehatan fisik dan tes cepat. Jika kondisi kesehatan memenuhi syarat dan hasil tes nonreaktif, penyuntikan vaksin dapat dilakukan.
”Karena setiap suntikan terdapat reaksi dalam 30-40 menit, jadi disediakan tempat untuk observasi. Jika tidak terjadi gejala apa pun, baru boleh pulang,” ucapnya.
Dua pekan berselang, sukarelawan akan mendapatkan suntikan vaksin kedua. Setelah itu, mereka wajib menjalani dua kunjungan lagi untuk mengetahui reaksi vaksin terhadap kesehatannya.
Jika terjadi reaksi, seperti pegal, sukarelawan diminta melaporkannya kepada tenaga kesehatan di lokasi uji klinis masing-masing. Termasuk jika menjalani gejala-gejala lain, seperti pilek, batuk, dan sakit tenggorokan.
Hingga Kamis siang, sekitar 800 orang telah mendaftar menjadi sukarelawan. Uji klinis ini membutuhkan 1.620 sukarelawan. Pendaftaran masih dibuka hingga 31 Agustus mendatang.
Ketua tim peneliti uji klinis vaksin Covid-19 Universitas Padjadjaran Prof Kusnandi Rusmil mengatakan, calon peserta uji klinis berusia 18-59 tahun. Sukarelawan juga harus bertempat tinggal di Kota Bandung.
”Tujuannya agar lebih mudah memantaunya. Sebab, selama uji klinis terdapat beberapa kali kunjungan (pemeriksaan),” ujarnya.
Uji klinis diharapkan rampung dalam enam bulan. Namun, dalam tiga bulan pertama, data pengujian terhadap 540 sukarelawan akan dikumpulkan untuk digabung dengan data dari sejumlah negara yang juga melakukan uji klinis terhadap vaksin serupa.
PT Bio Farma telah menerima 2.400 vaksin Covid-19 dari Sinovac, Minggu (19/7/2020). Selain di Indonesia, uji klinis juga dilakukan di beberapa negara, di antaranya Brasil, India, Bangladesh, dan Chile.
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan, jika uji klinis berjalan lancar, akan diajukan izin edar ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM). Produksi massal vaksin ditargetkan pada kuartal I-2021.
”Bio Farma saat ini siap dengan kapasitas produksi vaksin Covid-19 sebanyak 100 juta dosis per tahun. Kami sedang menyiapkan fasilitas produksi tambahan sebesar 150 juta dosis per tahun yang akan selesai Desember mendatang,” ujarnya.