Penyebaran Kasus di Kalangan ASN Pemprov Sultra Belum Terbendung
Penyebaran Covid-19 di lingkup pegawai Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara terus meluas. Organisasi Perangkat Daerah di lingkup Pemprov Sulawesi Tenggara bergantian ditutup untuk sementara waktu.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·3 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Penyebaran Covid-19 di lingkup pegawai Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara terus meluas. Organisasi Perangkat Daerah di lingkup Pemprov Sulawesi Tenggara bergantian ditutup untuk sementara waktu. Protokol ketat dibutuhkan untuk memutus penyebaran virus.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Sultra dr Ridwan menyampaikan, sejak Selasa (4/8/2020), kantor Inspektorat Sultra terpaksa ditutup sementara setelah satu aparatur sipil negara (ASN) terkonfirmasi positif beberapa hari lalu. Pegawai tersebut diarahkan bekerja dari rumah seiring proses pembersihan dan penyemprotan area kantor sebagai upaya sterilisasi.
”Setelah sebelumnya kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Biro Pembangunan Setda Sultra, kemarin kami arahkan agar kantor Inspektorat Sultra juga ditutup selama tujuh hari. Hal tersebut adalah prosedur normal jika ada pegawai yang terkonfirmasi positif,” kata Ridwan saat dihubungi, Rabu (5/8/2020).
Menurut Ridwan, penelusuran kontak erat sedang dilakukan untuk memutus penyebaran virus. Selain itu, uji cepat terus ditingkatkan agar bisa mendeteksi pegawai yang kemungkinan terpapar virus di lingkup Pemprov Sultra.
Kepala Inspektorat Sultra Gusti Pasaru menjelaskan, salah seorang auditor teridentifikasi positif Covid-19 pada Senin (3/8/2020). Auditor ini diketahui pernah bertemu dengan seorang pejabat biro di Pemprov Sultra, yang belakangan teridentifikasi positif.
”Hasil uji spesimen keluar pada Senin lalu dan dinyatakan positif. Sejak kemarin diputuskan area perkantoran ditutup sementara selama tujuh hari ke depan,” ucap Gusti.
Tidak hanya di Inspektorat Sultra, Ridwan melanjutkan, satu pegawai di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga sedang dirumahkan setelah tes uji cepat menunjukkan reaktif Covid-19. Pegawai tersebut saat ini menjalani isolasi mandiri sambil menunggu hasil uji spesimen yang sedang dilakukan.
”Mau tidak mau protokol ketat dilakukan, khususnya memakai masker dan menjaga jarak. Kami juga akan mendiskusikan langkah lanjutan jika penyebaran virus terus meluas,” ujarnya.
Selain seorang auditor tersebut, kata Gusti, seorang pegawai lainnya juga tengah menunggu hasil uji spesimen. Sebab, dalam dua kali uji cepat yang dilakukan, semua hasilnya reaktif terhadap Covid-19.
Sebanyak 104 pegawai lalu melaksanakan pekerjaan dari rumah. Meski demikian, untuk pekerjaan yang mengharuskan ke kantor tetap dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat.
”Sejak awal, saya tegaskan untuk menerapkan protokol ketat, terutama memakai masker, jaga jarak, dan mencuci tangan. Namun, karena kami di sini asistensi semua OPD dalam penggunaan anggaran Covid-19, maka banyak orang luar yang datang, dan kami tidak bisa kontrol semua. Kami berharap semuanya tetap sehat,” tutur Gusti.
Penyebaran virus di kalangan pegawai Pemprov Sultra memang terus bertambah. Setelah kantor di Disnakertrans Sultra ditutup, seorang pejabat di Biro Administrasi Pembangunan Setda Sultra juga terpapar virus korona.
Jumlah kasus Covid-19 di Sultra juga semakin tinggi. Hingga Selasa (4/8/2020), total kasus positif mencapai 859 orang. Sebanyak 14 orang meninggal, 244 dalam perawatan, dan 601 orang dinyatakan sembuh. Untuk hari Selasa saja, penambahan kasus mencapai 70 kasus.
Berdasarkan data Satuan Tugas Covid-19 Sultra, penambahan kasus baru selama 30 Juni-30 Juli 2020 sebanyak 419 kasus. Sementara sejak pertama kali temuan kasus pada pertengahan Maret 2020 hingga 30 Juni 2020, jumlah kasus terkonfirmasi hanya 363 kasus.
”Artinya, penambahan kasus dalam satu bulan terakhir jauh lebih banyak dibandingkan kasus selama 3,5 bulan pertama. Protokol kesehatan mulai diabaikan sehingga penularan virus cepat terjadi,” kata Juru Bicara Satgas Covid-19 Sultra dr La Ode Rabiul Awal.