Sebuah kapal cepat terbawa arus dan menabrak tongkang batubara yang tengah sandar di Sungai Penuguan, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. Lima orang hilang diduga terjebak di bawah tongkang.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
SUNGAI LILIN, KOMPAS — Lima orang hilang diduga terjebak di bawah tongkang setelah kapal cepat terbawa arus dan menabrak tongkang di Sungai Penuguan, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. Satu tim dari Kantor SAR Palembang dikerahkan untuk melakukan pencarian di lokasi tenggelamnya kapal.
Petugas Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Cabang Sungai Lilin, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumsel, Rahmad Sahid, Rabu (5/8/2020), mengatakan, kapal cepat ini mengalami kecelakaan pada pukul 09.12. Namun, laporan tenggelamnya kapal baru diketahui pukul 10.00.
Kapal itu bertolak dari Karang Agung dan menurut rencana menuju Sungai Lilin yang membutuhkan waktu tempuh sekitar dua jam. Di dalam kapal cepat ada satu serang dengan 10 penumpang.
Saat itu arus sungai cukup deras. (Rahmad Sahid)
Namun, baru satu jam perjalanan, mesin kapal tiba-tiba mati. Akibatnya, kapal tersebut terbawa arus dan menabrak tongkang batubara yang sedang bersandar di tepi sungai. Kapal itu pun hanyut dan masuk ke bagian bawah tongkang. ”Saat itu arus sungai cukup deras,” katanya.
Sebanyak enam penumpang selamat, sedangkan lima orang (satu pengemudi kapal dan empat penumpang) hilang. ”Dua dari empat penumpang yang hilang itu masih anak-anak,” ucapnya. Penumpang yang selamat adalah mereka yang berhasil berenang ke tepian, sedangkan lima orang lainnya yang saat ini masih hilang kemungkinan terjebak di bawah tongkang.
Hingga saat ini kapal sudah dievakuasi, sedangkan lima penumpang hilang hingga kini masih dicari. ”Kami tidak tahu apakah mereka masih terjebak di bawah tongkang atau sudah terbawa arus sungai,” ucapnya. Sampai saat ini, kata Rahmad, warga sekitar dan tim SAR gabungan masih terus mencari dengan peralatan seadanya.
Arus sungai deras
Pencarian terkendala arus sungai yang deras dan sangat berisiko. ”Sungai ini memiliki lebar sekitar 80 meter dengan kondisi arus yang sangat deras,” ujar Rahmad.
Rio Taufan dari Bagian Humas Kantor SAR Palembang mengungkapkan, laporan kapal tenggelam baru diterima sekitar pukul 13.00. Lima belas menit berselang, satu tim petugas Kantor SAR Palembang langsung dikerahkan ke lokasi.
Tujuh personel dan sejumlah peralatan dikerahkan untuk mencari orang yang masih hilang. ”Petugas membutuhkan waktu perjalanan darat hingga empat jam untuk sampai ke lokasi,” ucapnya.
Pencarian terus dilakukan oleh petugas tim SAR gabungan dibantu warga sekitar. Langkah awal yang bisa dilakukan adalah memetakan titik awal lokasi hilangnya korban, selanjutnya baru melakukan pencarian.
Dalam pencarian, ada sejumlah kendala yang ditemui, seperti kencangnya arus dan keruhnya air sungai. ”Dengan begitu, pencarian dengan cara menyelam sulit dilakukan,” ujarnya.
Di awal pencarian, pihaknya akan fokus di sekitar lokasi hilangnya korban. Mulai dari keberadaan tongkang hingga radius 2 kilometer di sekitar tongkang tersebut. ”Jika masih belum ditemukan, tentu pencarian akan diperluas,” katanya.
Hingga saat ini, lanjut Rio, pihaknya belum bisa memastikan bagaimana kondisi penumpang yang hilang. ”Selama korban belum ditemukan, tentu kami tidak bisa menentukan bagaimana nasib penumpang tersebut,” katanya.