Seminggu Hilang Kontak, Keberadaan KM Surya Hasil Laut Terus Dilacak
Kantor SAR Pangkal Pinang masih melacak keberadaan KM Surya Hasil Laut yang diduga tenggelam di perairan Bangka. Tiga kru kapal juga hilang. Kapal ini hilang kontak sejak seminggu lalu.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
HUMAS KANTOR SAR PANGKAL PINANG
Petugas Kantor SAR Pangkal Pinang disiagakan untuk mencari KM Surya Hasil Laut, Selasa (4/8/2020). Kapal tersebut hilang di perairan Bangka, Provinsi Bangka Belitung, saat bertolak dari Sambas, Kalimantan Barat.
PANGKAL BALAM, KOMPAS — Tim dari Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas B Pangkal Pinang masih melacak keberadaan KM Surya Hasil Laut. Kapal yang diduga tenggelam di perairan Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, itu membawa tiga awak. Proses pencarian akan berlangsung hingga tujuh hari ke depan.
Ahmad Syamsuddin dari Humas Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas B Pangkalpinang, Selasa (4/8/2020), mengatakan, proses pencarian sudah memasuki hari kedua. Petugas dibantu nelayan setempat terus menyusuri area yang diduga menjadi lokasi tenggelamnya kapal. Kapal KN SAR Karna 246 Bangka Belitung pun sudah dikerahkan ke area pencarian untuk mencari petunjuk baru.
Ahmad menuturkan, KM Surya Hasil Laut berangkat dari Pelabuhan Tebas Kuala, Kecamatan Pemangkat, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, Sabtu (15/7). Kapal bermuatan jeruk itu bertujuan Pelabuhan Pangkal Balam, Kota Pangkal Pinang. Kapal berkapasitas 10 gros ton (GT) ini dioperasikan tiga awak, yakni Irwan (nakhoda), Bayu, dan Boncong.
”Kapal ini menurut rencana sandar di Pangkalan Balam pada Selasa (28/7), tetapi hingga saat ini kapal tersebut tidak kunjung sandar,” ucap Ahmad.
Kontak terakhir antara pemilik kapal dan awak kapal terjadi pada Minggu (26/7). Dari kontak tersebut, diketahui posisi terakhir kapal berada sekitar 30 mil laut (55,6 kilometer) di sebelah barat Pulau Pengiki. Hilangnya KM Surya Hasil Laut pun dilaporkan kepada Kantor SAR Pontianak pada 2 Agustus lalu.
Pencarian baru dilakukan setelah ada informasi dari kru Kapal Motor Bina Abadi yang telah sandar di Pontianak. Kru tersebut melihat adanya jeruk dan serpihan bagian kayu peti kemas penyimpanan jeruk, yang mengambang di lautan. ”Petunjuk itu diketahui pada Jumat (31/7), atau lima hari setelah KM Surya Hasil Laut hilang kontak,” ucap Ahmad.
Ahmad mengatakan, tim sudah memetakan sejumlah titik koordinat pencarian. ”Kami juga melibatkan para nelayan dan kapal yang beroperasi di area tersebut. Lokasi pencarian berada di jalur padat lalu lintas kapal,” ujarnya.
Ahmad belum mau menyimpulkan terkait penyebab tenggelamnya kapal. ”Saat ini, kami masih fokus pada upaya pencarian,” ucapnya. Namun, biasanya ada beberapa penyebab tenggelamnya kapal, seperti faktor cuaca buruk, kerusakan mesin, atau kesalahan manusia (human error).
KOMPAS/RHAMA PURNA JATI
Sejumlah penumpang dari Pelabuhan Kalian, Muntok, Kepulauan Bangka Belitung, datang ke Pelabuhan Tanjung Api-api, Banyuasin, Sumsel, Sabtu (25/6/2016).
Proses pencarian akan dilakukan hingga tujuh hari ke depan. Jika ditemukan ada petunjuk baru, waktu pencarian bisa saja ditambah. Namun, jika tidak ada, pencarian akan dihentikan.
Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Depati Amir Pangkal Pinang Kurniaji mengatakan, kondisi gelombang tinggi di Perairan Bangka memang sangat fluktuatif. Saat ini, ketinggian gelombang berkisar 1,75 meter-2 meter. Adapun kecepatan angin berkisar 7-38 kilometer per jam.
Menurut dia, karena jenis kapal nelayan ukurannya kecil, gelombang setinggi itu dapat membahayakan pelayaran. Untuk itu, dirinya berharap agar setiap nelayan, terutama yang menggunakan kapal kecil, waspada.