Bio Farma Tingkatkan Produksi Vaksin hingga 250 Juta Dosis Per Tahun
PT Bio Farma akan meningkatkan kapasitas produksi vaksin menjadi 250 juta dosis per tahun. Namun, realisasinya baru dapat dijalankan tahun depan seiring uji klinis calon vaksin Covid-19 yang sedang berlangsung.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Untuk memenuhi kebutuhan vaksin Covid-19, PT Bio Farma akan meningkatkan kapasitas produksi vaksin menjadi 250 juta dosis per tahun. Namun, realisasi itu baru dapat dijalankan tahun depan seiring uji klinis calon vaksin Covid-19 yang sedang berlangsung.
Saat ini, kapasitas produksi vaksin Bio Farma 100 juta dosis per tahun. Bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad), badan usaha milik negara (BUMN) tersebut sedang melakukan uji klinis calon vaksin Covid-19 produksi Sinovac, China.
”Tahun depan, Bio Farma siap memproduksi 250 juta (dosis) vaksin. Tetapi, vaksinnya perlu diuji klinis dahulu,” ujar Menteri BUMN Erick Thohir saat mengunjungi Bio Farma di Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (4/8/2020).
Menurut Erick, kemampuan Bio Farma memproduksi vaksin tak perlu diragukan. Selain memiliki pengalaman panjang karena telah berdiri sejak 1890, Bio Farma juga memasarkan vaksin ke 150 negara.
Walaupun vaksin siap untuk diproduksi, Erick mengingatkan masyarakat agar tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan. Hal ini untuk mencegah penularan virus korona baru di masa adaptasi kebiasaan baru.
”Harus tetap pakai masker dan jaga jarak. Apa yang dilakukan hari ini tidak akan ada artinya kalau masyarakat tidak membantu kami (dalam menerapkan protokol kesehatan),” ujarnya.
Erick menuturkan, pihaknya terbuka untuk bekerja sama dengan negara pengembang vaksin lain. Bahkan, jika kebutuhan dalam negeri sudah terpenuhi, Bio Farma memungkinkan memproduksi vaksin Covid-19 untuk negara lain.
”Kami juga sedang menunggu pengembangan vaksin Merah Putih. Ada pihak yang lebih berotoritas di situ. Bio Farma dan Kementerian BUMN memastikan produksinya siap,” ucapnya.
Vaksin Merah Putih dikembangkan Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman bersama beberapa lembaga terkait lain. Vaksin buatan dalam negeri ini ditargetkan diuji klinis pada manusia tahun depan.
Walaupun vaksin siap untuk diproduksi, Erick mengingatkan masyarakat agar tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan. Hal ini untuk mencegah penularan virus korona baru di masa adaptasi kebiasaan baru.
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan, jika uji klinis vaksin Covid-19 berjalan lancar, pihaknya siap memproduksi 250 juta dosis vaksin tahun depan. Sementara vaksin Merah Putih buatan dalam negeri diperkirakan baru dapat diproduksi pada 2022 setelah melalui uji klinis fase pertama, kedua, dan ketiga.
Ketua tim peneliti uji klinis vaksin Covid-19 dari Unpad, Prof Kusnandi Rusmil, mengatakan, pihaknya akan memeriksa kondisi kesehatan calon sukarelawan uji klinis, Selasa (11/8/2020). Hingga Selasa (4/8/2020), sekitar 620 orang telah mendaftar.
”Jika hasil tes swab positif dan kondisi kesehatannya tidak memenuhi syarat, tentu tidak bisa ikut,” ujarnya.
Dibutuhkan 1.620 sukarelawan dalam uji klinis fase ketiga vaksin produksi Sinovac itu. Pendaftarannya berlangsung hingga 31 Agustus mendatang.
Selama masa uji klinis, kondisi sukarelawan dipantau intensif dan mendapat asuransi kesehatan. Jika ada subyek yang sakit, akan diteliti apakah yang bersangkutan terinfeksi Covid-19 atau tidak.
Lokasi uji klinis direncanakan digelar di Rumah Sakit Pendidikan Unpad dan Balai Kesehatan Unpad di Jalan Dipati Ukur, Bandung. Lalu, ada juga empat puskesmas di Kota Bandung, yaitu Puskesmas Garuda, Sukapakir, Ciumbuleuit, dan Dago.
Uji klinis diharapkan rampung dalam enam bulan. Namun, dalam tiga bulan pertama, data pengujian terhadap 540 sukarelawan akan dikumpulkan untuk digabung dengan data dari sejumlah negara yang juga melakukan uji klinis terhadap vaksin serupa.