79 Tenaga Kesehatan RSUD Wonogiri Positif, 37 Orang Masih Jalani Isolasi
Sebanyak 79 tenaga kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Wonogiri, Jawa Tengah, positif Covid-19. Pemerintah setempat memperbantukan tenaga kesehatan dari tempat lain agar pelayanan tak terganggu.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·4 menit baca
WONOGIRI, KOMPAS — Sebanyak 79 tenaga kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Wonogiri, Jawa Tengah, terkonfirmasi positif Covid-19. Sebanyak 42 orang telah dinyatakan sembuh, sedangkan 37 orang masih menjalani isolasi. Agar pelayanan rumah sakit tak terganggu, pemerintah setempat menugaskan tenaga kesehatan dari fasilitas kesehatan lain untuk membantu di RSUD Wonogiri.
”Ada 79 tenaga kesehatan di RSUD Wonogiri yang positif Covid-19. Namun, yang menggembirakan, yang dinyatakan sembuh sudah cukup banyak, yakni 42 orang,” kata Bupati Wonogiri Joko Sutopo saat dihubungi Kompas, Selasa (4/8/2020).
Joko menjelaskan, penularan Covid-19 di kalangan tenaga kesehatan itu diduga berawal dari adanya dua tenaga kesehatan RSUD yang melakukan kontak erat dengan seorang pengasuh pondok pesantren di Wonogiri. Belakangan, pengasuh pondok pesantren itu diketahui positif Covid-19. Oleh karena itu, dua tenaga kesehatan tersebut pun menjalani tes usap (swab).
Hasil pemeriksaan menunjukkan, dua tenaga kesehatan itu dinyatakan positif Covid-19. Menurut Joko, hasil pemeriksaan laboratorium kedua tenaga kesehatan tersebut keluar pada 7 Juli 2020. Sesudah itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri langsung melakukan penelusuran kontak. Para tenaga kesehatan di RSUD Wonogiri kemudian menjalani tes usap untuk mengetahui apakah mereka terinfeksi Covid-19.
Joko menyebutkan, sebanyak 508 tenaga kesehatan RSUD Wonogiri menjalani tes usap. Dari jumlah tersebut, 79 orang dinyatakan positif Covid-19. Mereka yang positif Covid-19 itu terdiri dari dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lain. ”Ada 508 orang menjalani tes, hasilnya sudah keluar semua, dan ada 79 orang positif Covid-19,” ujarnya.
Ia menuturkan, para tenaga kesehatan RSUD Wonogiri yang dinyatakan positif Covid-19 itu tidak menunjukkan gejala klinis apa pun. Meski begitu, mereka tetap menjalani isolasi untuk mencegah penularan meluas. Saat ini masih ada 37 tenaga kesehatan RSUD Wonogiri yang melakukan isolasi karena belum dinyatakan sembuh. Sebagian di antaranya isolasi mandiri, tetapi ada yang diisolasi di fasilitas kesehatan pemerintah.
Saat ini masih ada 37 tenaga kesehatan RSUD Wonogiri yang melakukan isolasi karena belum dinyatakan sembuh.
Sesudah adanya tenaga kesehatan yang positif Covid-19, Joko menyatakan, pihaknya menugaskan tenaga kesehatan dari fasilitas kesehatan lain untuk membantu pelayanan di RSUD Wonogiri. Mereka yang diperbantukan sementara itu antara lain tenaga kesehatan dari sejumlah puskesmas di Wonogiri.
Selain itu, tenaga kesehatan di bawah instansi pemerintah yang sebelumnya diperbantukan di rumah sakit swasta juga diminta membantu pelayanan di RSUD Wonogiri. ”Prinsip dasarnya, pelayanan tetap berjalan normal karena secara akumulasi, jumlah tenaga kesehatan di Wonogiri ada 1.200 orang. Tentu ada kebijakan untuk memperbantukan tenaga kesehatan dari tempat lain,” ujarnya.
Terkait banyaknya tenaga kesehatan yang terinfeksi Covid-19 itu, Joko mengatakan, Pemkab Wonogiri menjamin ketersediaan alat pelindung diri (APD) untuk para tenaga kesehatan. Protokol pemakaian APD di fasilitas kesehatan juga diterapkan ketat. ”Kalau untuk APD, standarnya sudah kami penuhi,” katanya.
Pondok pesantren
Meski begitu, Joko mengakui, perlu ada kajian terkait penularan yang tinggi di kalangan tenaga kesehatan dan pondok pesantren di Wonogiri. Hal ini karena penularan di dua kelompok tersebut ternyata cukup tinggi. Terlebih, sumber penularan di dua kluster itu diduga dari satu pihak yang sama, yakni seorang pengasuh pondok pesantren di Kecamatan Jatisrono, Wonogiri.
Menurut Joko, pengasuh pondok pesantren itu awalnya menghadiri kegiatan di Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Setelah itu, dia pulang ke Wonogiri dan melakukan sejumlah aktivitas. Namun, beberapa hari kemudian, dia diketahui terinfeksi Covid-19. Sesudah itu, Pemkab Wonogiri pun melakukan penelusuran kontak di pondok pesantren yang diasuhnya.
Joko menyebut, berdasarkan pemeriksaan, 39 orang di pondok pesantren tersebut dinyatakan positif Covid-19. Mereka terdiri dari santri dan pengurus pondok. Namun, saat ini, 33 orang di antaranya sudah dinyatakan sembuh.
Sebelumnya, Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Tengah Sarwa Pramana mengatakan, ada beberapa langkah yang bisa diterapkan untuk mencegah penularan Covid-19 di pondok pesantren. Langkah pertama, para santri yang ingin mengikuti pembelajaran tatap muka harus membawa surat keterangan sehat dari daerah asal.
Selain itu, para santri juga harus menjalani karantina selama 14 hari sebelum mengikuti kegiatan tatap muka. Supaya karantina bisa dilakukan efektif, pengelola pondok pesantren mesti menyiapkan tempat yang memadai. ”Ruang kelas yang biasanya dipakai untuk pembelajaran bisa dipakai untuk tempat tidur,” kata Sarwa.
Ia menambahkan, pengelola pondok pesantren juga mesti membentuk gugus tugas penanganan Covid-19 agar protokol kesehatan diterapkan secara ketat. Penerapan protokol kesehatan menjadi salah satu kunci penting mencegah penularan Covid-19.