Penyebaran Covid-19 di daerah pegunungan Papua yang terisolasi terus meluas. Dalam 28 hari terakhir sudah 61 orang di kawasan pegunungan Papua positif Covid-19.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Wabah Covid-19 di daerah pegunungan tengah Papua terus meluas. Dalam 28 hari terakhir terdapat 61 orang di kawasan tersebut yang positif Covid-19.
Juru bicara Satuan Tugas Pengendalian, Pencegahan, dan Penanganan Covid-19, Silwanus Sumule, di Jayapura saat dikonfirmasi, Senin (3/8/2020), membenarkan informasi peningkatan kasus di wilayah pegunungan Papua. Sebanyak 61 kasus pasien positif Covid-19 itu ditemukan pada 7 Juli hingga 2 Agustus.
Kasus tertinggi ada di Kabupaten Jayawijaya (29 orang) dan Lanny Jaya (15 orang). Daerah lain di pegunungan Papua yang telah ditemukan kasus Covid-19 adalah Tolikara, Puncak Jaya, Mamberamo Tengah, dan Yalimo.
Sejauh ini baru tersedia satu alat tes cepat molekuler (TCM) untuk pemeriksaan sampel usap. Alat itu berada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wamena di Jayawijaya. Alat itu hanya mampu memeriksa maksimal 16 sampel per hari.
”Jumlah pemeriksaan Covid-19 di daerah pegunungan masih rendah karena kondisi geografis yang sulit dan minimnya alat. Selama ini hanya di RSUD Wamena yang bisa memeriksa sampel usap,” katanya. Adapun dokter yang bertugas di daerah pegunungan sesuai data dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Papua hanya 122 tenaga dokter untuk delapan kabupaten.
Silwanus menuturkan, penyebab utama meningkatnya kasus Covid-19 di area pegunungan Papua diduga dari pergerakan orang antarkabupaten melalui jalur tradisional. Misalnya dari Jayawijaya ke Lanny Jaya.
”Kami memberikan perhatian khusus pada kabupaten-kabupaten di daerah pegunungan. Sebab, kondisi infrastruktur kesehatan mereka tidak memadai jika dibandingkan dengan daerah pesisir seperti Kota Jayapura,” kata Silwanus.
Kondisi infrastruktur kesehatan mereka tidak memadai jika dibandingkan dengan daerah pesisir seperti Kota Jayapura.
Ia menambahkan, Pemprov Papua mendukung penuh pengadaan obat-obatan dan menambah fasilitas pemeriksaan sampel usap dalam waktu dekat. ”Pemprov Papua akan mendapatkan bantuan empat mobil PCR dari pemerintah pusat. Salah satu mobil ini akan ditempatkan di Wamena. Kami juga akan mengaktifkan dua alat TCM di RSUD Wamena,” tambahnya.
Ketua Majelis Rakyat Papua Timotius Murib berpendapat, wabah Covid-19 di pegunungan akan terus meluas apabila tidak ditangani dengan serius oleh pemerintah. Tanpa alat pemeriksaan sampel usap yang jumlahnya memadai, penelusuran warga yang telah positif Covid-19 tidak optimal.
”Sungguh memprihatinkan kondisi warga di Pegunungan apabila wabah ini terus meluas. Mereka yang berada di daerah pedalaman belum sepenuhnya paham tentang pelaksanaan protokol kesehatan. Diperlukan sosialisasi yang masif dari pemda setempat,” tutur Timotius.
Sementara itu, Wakil Gubernur Papua Klemen Tinal mengatakan, pihaknya mendorong sepenuhnya seluruh bupati di daerah pegunungan untuk mengambil langkah pencegahan Covid-19. ”Kami berharap seluruh kepala daerah di kawasan pegunungan Papua saling bersinergi untuk mencegah penyebaran Covid-19 melalui transmisi lokal. Salah satu upayanya memastikan warga disiplin melaksanakan protokol kesehatan,” kata Klemen.
Hingga saat ini, kasus Covid-19 di Papua mencapai 3.076 orang. Sementara jumlah pemeriksaan reaksi berantai polimerase (PCR) 28.914 spesimen. Pemeriksaan itu masih jauh di bawah standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni 1 orang per 1.000 penduduk per minggu. Dengan penduduk 4.283.376 juta jiwa per Desember 2019, pemeriksaan Covid-19 di Papua semestinya mencapai sekitar 4.200 orang per minggu.