Transmisi Lokal Mulai Marak di DIY, Warga Diminta Waspada
Transmisi atau penularan lokal penyakit Covid-19 mulai marak di Daerah Istimewa Yogyakarta selama beberapa hari terakhir. Masyarakat diminta waspada dan disiplin menerapkan protokol kesehatan.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·4 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Selama beberapa hari terakhir, kasus Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta tidak lagi didominasi pelaku perjalanan dari daerah lain. Sebagian besar kasus baru itu justru muncul karena adanya transmisi atau penularan lokal. Oleh karena itu, masyarakat diminta waspada dan benar-benar menjalankan protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19.
”Kami mohon masyarakat di DIY ini harus waspada karena lonjakan kasus itu tidak lagi dari tamu luar kota, tapi sudah mulai ada transmisi lokal yang cukup banyak,” kata Sekretaris Daerah DIY Kadarmanta Baskara Aji, Senin (3/8/2020), di Yogyakarta.
Hingga Senin, jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di DIY sebanyak 772 orang. Dari jumlah itu, 434 orang telah sembuh dan 21 orang lainnya meninggal.
Kami mohon masyarakat di DIY ini harus waspada karena lonjakan kasus itu tidak lagi dari tamu luar kota, tapi sudah mulai ada transmisi lokal yang cukup banyak.
Selama beberapa hari terakhir, DIY mengalami lonjakan kasus baru Covid-19. Kasus-kasus baru itu tidak lagi didominasi kasus impor atau pelaku perjalanan dari daerah lain, seperti beberapa pekan sebelumnya, tetapi oleh transmisi lokal.
Pada Jumat (31/7/2020), misalnya, terdapat 64 pasien positif baru di DIY. Dari jumlah itu, hanya 3 orang yang memiliki riwayat perjalanan luar daerah. Sementara itu, 26 orang adalah karyawan fasilitas kesehatan, 9 orang hasil tracing atau penelusuran kontak dari kasus sebelumnya, 1 karyawan sebuah instansi, 1 orang hasil pemeriksaan sebelum menjalani operasi, dan 24 orang lainnya belum diketahui riwayatnya.
Pada Sabtu (1/8/2020), dari 67 pasien positif baru di DIY, hanya ada 1 orang yang memiliki riwayat perjalanan luar daerah. Adapun 17 orang lain merupakan karyawan fasilitas kesehatan; 12 orang hasil penelusuran kontak dari kasus sebelumnya; 17 orang merupakan karyawan koperasi di Kabupaten Sleman, DIY; serta 20 orang belum diketahui riwayatnya.
Kadarmanta mengatakan, banyaknya transmisi lokal itu harus menjadi peringatan bagi masyarakat di DIY. Masyarakat diminta benar-benar berhati-hati saat menjalankan aktivitas dan menerapkan protokol kesehatan dengan sangat ketat. Dengan demikian, transmisi lokal di DIY diharapkan tidak terus meluas.
”Masyarakat harus hati-hati. Diharapkan masyarakat di DIY bisa menjaga diri agar tidak ada transmisi lokal,” ungkap Kadarmanta.
Yang juga mengkhawatirkan, sebagian transmisi lokal di DIY itu kemudian berdampak pada munculnya kluster penularan Covid-19 yang cukup besar. Salah satunya adalah kluster terkait koperasi simpan pinjam milik swasta di Sleman. Berdasarkan data Pemerintah Daerah DIY, hingga Senin ini, ada 25 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 dari kluster tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman Joko Hastaryo mengatakan, kluster koperasi di Sleman itu berawal dari dua karyawan koperasi yang baru saja pulang dari luar kota. Keduanya kemudian diminta pengurus koperasi melakukan swab atau tes usap secara mandiri untuk mengetahui apakah mereka terinfeksi Covid-19 atau tidak.
Hasil pemeriksaan itu menunjukkan bahwa dua karyawan koperasi tersebut ternyata positif Covid-19. Setelah itu, Dinkes Sleman melakukan penelusuran kontak terhadap orang-orang yang melakukan kontak erat dengan mereka. Hasilnya, ada beberapa orang lain yang positif Covid-19. Sebagian besar yang positif Covid-19 itu adalah karyawan koperasi, tetapi ada juga yang merupakan keluarga karyawan.
Transmisi lokal yang berdampak pada munculnya kluster besar sebenarnya bukan baru pertama kali terjadi di DIY. Pada April-Mei 2020, muncul beberapa kluster besar yang mendominasi penularan Covid-19 di DIY, misalnya kluster Indogrosir, kluster Jamaah Tabligh, dan kluster Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB). Namun, sejak akhir Mei 2020, penularan di tiga kluster besar itu mulai bisa dikendalikan.
Peran masyarakat
Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X menyatakan, pencegahan penularan penyakit Covid-19 tidak bisa hanya dilakukan pemerintah. Masyarakat juga memiliki peran penting untuk mencegah penularan penyakit Covid-19 secara meluas. ”Ini kan juga tergantung kepada masyarakat. Untuk bisa menjaga diri itu kan tergantung pada kesadaran dan disiplin masyarakat,” katanya.
Sultan mengatakan, pencegahan penularan Covid-19 sebenarnya bisa dilakukan dengan efektif jika masyarakat bersedia mengurangi aktivitas di luar rumah. Selain itu, jika terpaksa keluar rumah, mereka harus menerapkan protokol kesehatan, misalnya memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
”Virus korona itu kan pencegahannya paling murah. Tidak usah minum obat, cukup di rumah saja. Kalau tidak perlu, tidak usah keluar dari rumah,” ujar Sultan yang juga merupakan Raja Keraton Yogyakarta.
Sultan menambahkan, sampai sekarang, belum bisa dipastikan kapan penularan penyakit Covid-19 bakal berhenti. Dengan kondisi tersebut, semua pihak harus benar-benar disiplin menerapkan protokol kesehatan agar penularan Covid-19 tidak terus meluas. ”Selama masyarakat tidak mau pakai masker, tidak mau jaga jarak, dan sebagainya, ya kasusnya masih akan ada,” katanya.