Kasus Pasien Sembuh di Kalteng Terus Meningkat, tetapi Uji Usap Masih Minim
Dalam seminggu, kasus sembuh dari Covid-19 di Kalimantan Tengah selalu lebih banyak daripada kasus positif. Pada Senin (3/8/2020), hal ini menjadi kabar baik di tengah perang melawan virus korona baru.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS – Dalam seminggu, kasus sembuh dari Covid-19 di Kalimantan Tengah selalu lebih banyak daripada kasus positif. Pada Senin (3/8/2020), jumlah pasien sembuh mencapai 46 orang, sedangkan kasus positif hanya 14 orang. Meskipun demikian, jumlah pemeriksaan uji usap masih sangat sedikit.
Juru bicara Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kalteng, Herlina Eka Shinta, mengungkapkan, dalam seminggu jumlah kasus sembuh selalu lebih besar daripada kasus positif baru. Peningkatan jumlah kasus sembuh itu menjadi bukti komitmen semua pihak untuk menangani wabah Covid-19. Selain itu, menurutnya, masyarakat juga sudah mulai menaati protokol kesehatan.
”Ini kabar baik karena ada peningkatan luar biasa dalam seminggu terakhir untuk kasus pasien sembuh dari Covid-19 atau yang mengalami dua kali hasil negatif pada uji usap,” katanya.
Pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh rinciannya adalah 5 orang dari Kota Palangkaraya, 3 orang Kabupaten Kapuas, 1 orang Kabupaten Seruyan, 3 orang di Pulang Pisau, 16 orang dari Barito Selatan, 4 orang Barito Timur, 5 orang di Barito Utara, dan 9 orang dari Kabupaten Murung Raya.
Dengan begitu, kasus sembuh meningkat dari 1.217 orang menjadi 1.263 orang. Sementara kasus positif juga meningkat dari 1,762 menjadi 1.776 kasus yang tersebar di 14 kabupaten/kota. Selain itu, terjadi pengurangan pasien di empat rumah sakit rujukan dari 454 orang menjadi 421 orang atau terjadi pengurangan 33 orang.
”Tingkat kematian Covid-19 di Kalteng juga masih di angka 5,2 persen. Dalam 24 jam terakhir juga bertambah 1 orang,” katanya.
Pasien yang meninggal tersebut berasal dari Kabupaten Kotawaringin Timur. Juru bicara Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Kotawaringin Timur, Multazam, menjelaskan, pasien yang meninggal itu berumur 58 tahun dan memiliki komplikasi penyakit. Pasien itu meninggal di Rumah Sakit Umum dr Murjani di Kota Sampit pada Minggu (2/8/2020).
”Pasien berasal dari Parenggean, dan memang wilayah itu sedang menjadi atensi kami. Tim penelusuran juga sudah bekerja terus di wilayah itu,” kata Multazam.
Wilayah itu yang juga merupakan zona merah. Jumlah kasus perlahan meningkat dari 67 orang menjadi 69 orang. Jumlah suspect pun meningkat dari 50 orang menjadi 52 orang.
Multazam menjelaskan, saat ini pihaknya masih terus melakukan tes cepat di beberapa wilayah untuk melakukan penapisan. Pihaknya juga menyiapkan asrama haji sebagai tempat karantina bagi mereka yang tidak bisa melakukan karantina mandiri.
Multazam menambahkan, untuk memutus mata rantai, pihaknya juga terus melakukan uji usap dengan rata-rata pemeriksaan mencapai 200 spesimen. Pihaknya baru mendapatkan alat reaksi berantai polimerase (PCR) yang merupakan bantuan dari pemerintah pusat.
”Pemeriksaan itu memang harus jadi yang utama. Tim juga terus menelusuri jaringan kontak dari pasien,” ujarnya.
Saat ini di Kalteng sudah memeriksa 7.524 spesimen usap. Jumlah itu masih 0,2 persen dari total populasi di Kalteng yang mencapai 2,7 juta orang.
Pemeriksaan itu memang harus jadi yang utama. Tim juga terus menelusuri jaringan kontak dari pasien.
Ketua Harian Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kalteng Darliansjah mengungkapkan, saat ini pihaknya terus melakukan pemeriksaan sebagai bagian dari penanganan wabah mematikan tersebut. Ia berharap hal yang sama juga dilakukan di 14 kabupaten/kota di Kalteng.
”Kami terus mendorong pemerintah daerah untuk melakukan penapisan sambil tetap gencar melakukan sosialisasi dan edukasi ke masyarakatnya,” katanya.
Darliansjah menambahkan, tak hanya penanganan pasien, pihaknya juga mengantisipasi dampak ekonomi dengan pemberian bantuan sosial dan kebijakan lainnya. Sampai saat ini anggaran yang dialokasikan untuk penanganan Covid-19 dan antisipasi dampak ekonomi mencapai Rp 1,4 triliun.
”Anggaran besar harus dimanfaatkan seutuhnya untuk masyarakat dan mereka yang sangat terdampak karena Covid-19,” kata Darliansjah.