Banjir Bandang Terjang Lagi Bolaang Mongondow Selatan, 4.308 Jiwa Terdampak
Bolaang Mongondow Selatan kembali diterjang banjir bandang. Bencana yang kedua dalam sepekan ini diakibatkan hujan deras dengan intensitas lama. Sedikitnya 29 rumah hanyut dan 64 rumah rusak.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·3 menit baca
MANADO, KOMPAS – Banjir bandang yang kembali menerjang wilayah Bolaang Mongondow Selatan, Sulawesi Utara, Sabtu (1/8/2020), menghanyutkan 29 rumah dan menerjang 64 rumah hingga rusak. Banjir bandang dipicu hujan lebat ini adalah yang kedua kali terjadi di Bolaang Mongondow Raya.
Menurut laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel), banjir bandang menerjang tiga kecamatan, yaitu Bolaang Uki, Helumo, dan Tomini. Akibatnya, 4.308 jiwa dari 1.327 keluarga di 11 desa kehilangan rumah atau terpaksa meninggalkan tempat tinggal untuk sementara.
Hingga Sabtu sekitar pukul 16.00 Wita, hujan dilaporkan masih turun dengan intensitas tinggi. Untuk sementara, tidak ada korban jiwa terlapor. Warga pun diminta tetap waspada akan adanya banjir susulan.
Banjir bandang disebabkan hujan deras yang turun sejak Jumat (31/7/2020) sejak 18.45 hingga 21.05 Wita. Hal ini menyebabkan beberapa sungai di Bolsel meluap, antara lain Sungai Bolangaso, Toluaya, Salongo, Nunuka, Mongolidia, dan Milangodaadan. Beberapa sungai yang lebih kecil juga meluap dan menerjang permukiman warga.
“Saat ini, TRC (Tim Reaksi Cepat) BPBD Bolsel sedang melakukan kaji cepat. Tim juga mempersiapkan tempat pengungsian, mendirikan dapur umum lapangan, serta logistik kebutuhan dasar (bahan makanan) dan air bersih,” kata Raditya Jati, kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Beberapa instansi pemerintahan lokal juga telah menyumbangkan bantuan, antara lain Dinas Sosial, Dinas Pekerjaan Umum, serta Dinas Kesehatan Bolsel. Tim Pencarian dan Penyelamatan (SAR) juga telah dikerahkan membantu taruna tanggap bencana (Tagana) untuk penanganan korban banjir.
“Seluruh komponen telah dikerahkan untuk percepatan penanganan tanggap darurat bencana,” tambah Raditya.
Banjir bandang itu dilaporkan juga membawa material longsoran dari daerah dataran tinggi.
Banjir bandang itu dilaporkan juga membawa material longsoran dari daerah dataran tinggi. Untuk itu, alat berat dikerahkan oleh TRC BPBD Bolsel guna membersihkan puing dan material longsor.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan, hujan lebat masih akan turun di wilayah Sulut dan Gorontalo pada Minggu (2/8/2020). BNPB mengimbau seluruh perangkat pemerintah daerah untuk tetap waspada. “Pemerintah perlu berupaya mengurangi risiko bencana yang dipicu faktor cuaca ini,” jelas Raditya.
Sebelumnya, Kepala Seksi Informasi dan Observasi di Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado BMKG, Charizh Kainama, mengatakan, hujan lebat masih mengguyur wilayah Bolaang Mongondow Raya. Ini diakibatkan pola hujan ekuatorial di wilayah yang terletak dekat garis khatulistiwa. Pola hujan itu menyebabkan Bolmong Raya mengalami puncak musim hujan sebanyak dua kali.
”Jadi, ini yang menyebabkan curah hujan di Bolmong Raya lebih besar daripada di Manado dan sekitarnya yang monsoonal. Jadi, pola hujannya juga kebalikan. Di Manado sudah panas, di sini masih hujan,” ujar Charizh, pekan lalu.
Banjir bandang sebelumnya juga menghantam Bolsel dan Bolmong, Kamis-Jumat (23-24/7/2020). Penyebab banjir sama, yaitu hujan lebat yang turun selama dua hari. Akibatnya, banjir dan genangan air setinggi 1,2 meter merusak 7.200 rumah di Bolsel dan 269 rumah di Bolmong.
Seorang warga, yaitu Rislan Ibrahim (37), Kepala Desa Bakida, Bolaang Uki, Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel), meninggal karena terbawa arus di tepi sungai yang airnya mengalir deras selagi hujan turun.