Rumah Pemotongan Hewan Jadi Alternatif Warga Yogyakarta Cegah Kerumunan
Sejumlah warga Kota Yogyakarta menyembelih hewan kurban pada perayaan Idul Adha 2020 di Rumah Pemotongan Hewan Giwangan, Yogyakarta. Cara ini ditempuh demi mencegah kerumunan yang memiliki risiko penyebaran Covid-19.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Sejumlah warga Kota Yogyakarta memilih melakukan penyembelihan hewan kurban di Rumah Pemotongan Hewan Giwangan, Yogyakarta. Langkah ini menjadi salah satu upaya pencegahan penyebaran Covid-19 dengan mengurangi potensi kerumunan dari kegiatan penyembelihan kurban pada hari Idul Adha.
Wali Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Haryadi Suyuti menyatakan, pihaknya tak memungkiri, perayaan Idul Adha punya potensi besar menimbulkan kerumunan. Penyebabnya, aktivitas penjualan ternak, takbiran, penyembelihan kurban, hingga distribusi daging yang berpeluang mengundang kehadiran banyak masyarakat.
”Tetapi, kita semua harus sadar. Masih ada pandemi Covid-19. Kita harus saling menjaga agar tidak tertular. Maka, harus dioptimalkan betul penyembelihan di RPH (Rumah Pemotongan Hewan) Giwangan ini,” kata Haryadi seusai meninjau penyembelihan hewan kurban di RPH Giwangan, Yogyakarta, Jumat (31/7/2020).
Panduan penyembelihan hewan kurban itu tertuang dalam Surat Edaran Wali Kota Yogyakarta Nomor 451/9162/SE/2020 tentang Panduan Penyelenggaraan Ibadah Idul Adha 1441 H/2020 dalam Situasi Pandemi Covid-19 di Kota Yogyakarta.
Dalam panduan itu disebutkan, masjid atau warga yang hendak menyembelih kurban di wilayah tempat tinggalnya harus mengajukan izin ke Pemerintah Kota Yogyakarta. Penyembelihan dianjurkan dilakukan di Rumah Pemotongan Hewan Giwangan untuk mencegah potensi penularan Covid-19 dari kerumunan yang ditimbulkan sewaktu kegiatan.
Haryadi mengakui, tidak semua warga Kota Yogyakarta menyembelihkan hewan kurban di RPH Giwangan. Namun, dia sudah berpesan agar warga yang masih melakukan penyembelihan di masjid menerapkan protokol kesehatan seoptimal mungkin.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta Sugeng Darmanto mengungkapkan, tahun ini terdapat 146 sapi yang didaftarkan warga untuk disembelih di RPH Giwangan. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan dengan tahun lalu, yakni 115 sapi.
Tahun ini terdapat 146 sapi yang didaftarkan warga untuk disembelih di RPH Giwangan.
”Kuota hewan untuk disembelih di RPH Giwangan berjumlah 205 ekor. Jadi, kami masih membuka pendaftaran bagi warga yang ingin menyembelihkan kurbannya di sini,” kata Sugeng.
Sugeng melanjutkan, Jumat ini, penyembelihan baru akan dilakukan terhadap 50 sapi dan 15 kambing. Penyembelihan dilanjutkan secara bertahap untuk hewan kurban lain yang sudah didaftarkan. Adapun pelaksanaan penyembelihan itu akan berlangsung hingga Senin (3/8/2020).
Sugeng menyampaikan, hingga Jumat pukul 15.00, dari 280 lokasi penyembelihan di Kota Yogyakarta, terdapat 1.286 sapi, 1.529 domba, dan 729 kambing yang disembelih dalam perayaan Idul Adha ini.
Danantoro (55), takmir Masjid Al Huda Karangwaru Lor, menyampaikan, tahun ini menjadi pengalaman pertamanya melakukan penyembelihan hewan kurban di RPH. Sebelumnya, penyembelihan kurban selalu dilakukan di masjid bersama warga. Penyembelihan melalui RPH ditempuh untuk mencegah risiko penularan Covid-19.
”Secara keseluruhan, dengan disembelih di RPH, lebih baik. Apalagi kondisi sekarang ini, untuk mengurangi risiko Covid-19, ya, lebih baik di sini (RPH). Kalau dipotong seperti biasa, di masjid, jumlah panitia akan terlalu banyak. Tidak bisa dihindari semua warga ingin ikut membantu,” kata Danantoro.
Danantoro mencontohkan, dalam satu kali perayaan Idul Adha, panitia penyembelihan kurban bisa berjumlah 130 orang. Tahun ini jumlahnya dibatasi hanya 50 orang mengingat dalam kondisi pandemi. Panitia juga ditugasi mendistribusikan daging kurban yang sudah dipotong-potong kepada warga. Dengan demikian, warga cukup berada di rumah saja.
”Memang yang dirasakan warga itu ada yang berbeda dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Yang jelas tidak bisa lihat sapinya. Akhirnya, kami pasang banner gambar sapi di masjid. Namun, perbedaan ini tidak jadi masalah. Perbedaan itu untuk kebaikan dan menjaga kesehatan semua warga,” kata Danantoro.
Panitia juga ditugasi mendistribusikan daging kurban yang sudah dipotong-potong kepada warga. Dengan demikian, warga cukup berada di rumah saja.
Tarmuji (48), bendahara Masjid Kawula Gusti Mendungan, menyampaikan, warganya juga melakukan penyembelihan kurban di RPH. Ia berpendapat, dengan cara itu, potensi penularan Covid-19 akibat timbulnya kerumunan dapat dihindari. Masyarakat pun bisa merayakan Idul Adha tanpa kekhawatiran.
”Yang jelas, dengan disembelih di RPH, tidak ada kerumunan-kerumunan. Orang bisa merasa lebih aman dan tidak khawatir dengan penularan,” ucap Tarmuji.