Tambahan Pasien Positif di Kepulauan Riau Didominasi Pekerja Migran
Jumlah pasien positif Covid-19 di Kepulauan Riau bertambah sebanyak 53 orang, didominasi pekerja migran yang baru pulang dari Singapura dan Malaysia.
Oleh
PANDU WIYOGA
·3 menit baca
BATAM, KOMPAS — Jumlah pasien positif Covid-19 di Kepulauan Riau bertambah sebanyak 53 orang, didominasi pekerja migran yang baru pulang dari Singapura dan Malaysia. Lonjakan kasus ini terjadi saat sejumlah kabupaten/kota di Kepri bersiap memulai kembali pembelajaran tatap muka di sekolah dan membuka pariwisata normal baru.
Lewat pernyataan tertulis, Gubernur Kepri Isdianto, Jumat (31/7/2020), menyatakan, jumlah pasien positif Covid-19 di provinsi itu kini 423 orang. Penambahan kasus baru sebanyak 53 orang itu berasal dari Batam sebanyak 48 orang dan Bintan sebanyak 5 orang.
Penambahan kasus ini merupakan yang terbanyak sejak kasus positif Covid-19 pertama dilaporkan di Kepri pada 17 Maret 2020. Wali Kota Batam Muhammad Rudi mengatakan, sebanyak 23 kasus dari total 48 kasus baru di Batam merupakan pekerja migran yang baru pulang dari Singapura dan Malaysia.
Ia menuturkan, pada 28 Juli, petugas kesehatan mengambil sampel usap 54 pekerja migran yang transit di Batam sebelum menuju daerah asal. Dua hari kemudian, hasil tes rantai polimerase (PCR) menunjukkan 23 di antaranya positif Covid-19. Kini, mereka dirawat di Rumah Sakit Khusus Infeksi Covid-19 di Pulau Galang, Batam.
Pelaksana Fungsi Penerangan Sosial dan Budaya Konsulat Jenderal RI di Johor Bahru, Malaysia, Anang Firdaus mengatakan, pekerja migran dari Malaysia yang terdeteksi positif Covid-19 itu pulang ke Indonesia secara mandiri. Ia memastikan, jika pekerja migran itu dideportasi, mereka pasti diwajibkan melaksanakan tes PCR di Malaysia.
Sementara itu, Kepala Bidang Epidemiologi dan Surveilans Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Batam Romer Simanungkalit mengatakan, Pemerintah Indonesia memang tidak mewajibkan pekerja migran yang pulang dari Malaysia untuk melakukan tes PCR di sana. Pengambilan sampel usap biasanya baru dilakukan saat mereka tiba di Indonesia.
Lonjakan kasus baru Covid-19 di Batam dan Bintan itu terjadi saat pemerintah kabupaten/kota tersebut tengah bersiap memulai tatanan normal baru. Sebelumnya, Pemerintah Daerah Batam dan Bintan berencana memulai kembali pembelajaran tatap muka di sekolah dan membuka kembali pariwisata pada Agustus.
Pada 30 Juli, Wakil Ketua DPRD Kota Batam Muhammad Kamaludin menyatakan keberatan terhadap rencana Pemerintah Kota Batam memulai kembali pembelajaran tatap muka. Ia menyarankan agar pemkot melakukan dulu uji coba kombinasi pembelajaran daring dan tatap muka sebelum membuka kembali sekolah secara total.
Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kepri, hingga 30 Juli, total kasus positif di provinsi ini sebanyak 423 pasien. Sebanyak 322 pasien sembuh, 83 orang masih dirawat, dan 18 orang meninggal.
Lonjakan kasus Covid-19 di Kepri ini membuat Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Kelas I Batam meningkatkan kapasitas pemeriksaan PCR dari normalnya 90 sampel per hari menjadi 200 sampel per hari. Berarti, dalam satu pekan, ada sekitar 1.400 sampel yang diperiksa.
Meski demikian, jumlah itu masih di bawah standar yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu 1 orang per 1.000 penduduk per pekan. Mengacu pada standar itu, dengan jumlah penduduk Kepri 2,14 juta jiwa, seharusnya rata-rata jumlah pasien yang diperiksa menggunakan metode PCR minimal 2.140 orang per pekan.