Shalat Idul Adha, Jumlah Jemaah di Masjid Agung Palembang Dibatasi
Yayasan Masjid Agung Palembang membatasi jumlah jemaah yang mengikuti shalat Idul Adha. Ini dilakukan untuk menghindari ada kerumunan. Proses pembagian daging hewan kurban pun dilakukan tidak dengan berkerumun.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG,KOMPAS — Yayasan Masjid Agung Palembang membatasi jumlah jemaah yang mengikuti shalat Idul Adha 1441 Hijriah. Ini dilakukan untuk menghindari ada kerumunan. Proses pembagian daging hewan kurban pun dilakukan tidak di masjid seperti biasanya, tetapi melalui rukun tetangga setempat.
Hal ini disampaikan Ketua Yayasan Masjid Agung Palembang Kiagus Ahmad Sarnubi, Kamis (30/7/2020), di Palembang. Dia menyampaikan, pada ibadah Idul Adha kali ini, jemaah yang bisa beribadah di dalam Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) I Jayo Wikramo, Palembang, dibatasi hanya 3.000 orang.
Padahal, pada masa normal, pada saat shalat Idul Adha, jemaah yang hadir bisa mencapai 20.000 orang. Tak heran, apabila pada masa normal, jemaah bisa membanjir hingga memadati Jembatan Ampera, Palembang.
Namun, tahun ini, ungkap Ahmad, jemaah hanya boleh beribadah di dalam kawasan masjid. ”Kalau masjid sudah dinilai padat, masjid akan ditutup. Bagi mereka yang tidak mendapatkan tempat, terpaksa tidak bisa beribadah di Masjid Agung,” ucapnya.
Kalau masjid sudah dinilai padat, masjid akan ditutup. Bagi mereka yang tidak mendapatkan tempat, terpaksa tidak bisa beribadah di Masjid Agung.
Dia mengatakan, sejak Pemerintah Kota Palembang menerapkan pengetatan protokol kesehatan, semua kegiatan di dalam masjid harus berdasarkan protokol kesehatan tersebut. Misalnya, jemaah harus mengenakan masker, suhu tubuh tidak boleh lebih dari 37,5 derajat celsius, mereka juga harus membawa sejadah sendiri dari rumah, menjaga jarak minimal 1 meter, dan mencuci tangan.
Sarnubi mengatakan, pembatasan ini tidak hanya terjadi pada saat perayaan Idul Adha, tetapi juga diterapkan pada Idul Fitri lalu. Bahkan, saat itu Masjid Agung tidak membuka masjid untuk ibadah shalat Idul Fitri. ”Tahun ini perayaan Idul Fitri dan Idul Adha memang tergolong sangat sederhana,” ucapnya.
Sarnubi meyakini masyarakat Palembang bisa mengerti kondisi saat ini. ”Ini kami lakukan agar tidak terjadi penularan di dalam masjid,” ungkapnya. Pantauan Kompas, sejumlah tanda peringatan dan juga tanda silang untuk memperketat skema jaga jarak sudah terpasang di dalam masjid.
Hindari kerumunan
Sarnubi menerangkan, untuk menghindari kerumunan, proses penyembelihan hewan kurban pun akan dilakukan pada Jumat (31/7/2020) malam. Para anggota remaja masjid yang akan melakukan proses penyembelihan tanpa disaksikan warga sekitar.
Proses pembagian daging baru akan dilakukan Sabtu pagi. ”Daging kurban akan dibagikan langsung kepada orang yang berhak melalui ketua RT masing-masing,” ucapnya. Nantinya setiap keluarga akan mendapatkan jatah daging kurban sebanyak 1 kilogram.
Proses pendataan masih berjalan hingga saat ini. Ada 12 RT di sekitar kawasan Masjid Agung yang akan mendapatkan daging kurban.
Ada 9 sapi dan 6 kambing yang akan disembelih pada Idul Adha tahun ini. Di antara sapi yang akan disembelih, ada sapi kurban dari Presiden Joko Widodo dan Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Palembang Saim Marhadan mengatakan, sejak dua minggu yang lalu, pihaknya sudah menyosialisasikan fatwa MUI dan Surat Edaran Kementerian Agama Nomor 18 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Idul Adha dan Penyembelihan Hewan Kurban. ”Di semua masjid sudah diberitahukan terkait informasi ini,” ucapnya.
Menurut dia, walau perayaan Idul Adha tidak semeriah tahun-tahun sebelumnya karena pandemi, ini tidak akan mengurangi kekhusyukan ibadah. Dia juga mengimbau agar masyarakat beribadah di masjid dekat dengan tempat tinggalnya. ”Tidak harus ke Masjid Agung, di masjid terdekat juga akan tetap khusyuk,” ucapnya.