Vaksin ”Merah Putih” Produksi Dalam Negeri Ditargetkan Diuji Klinis 2021
Selain melakukan uji klinis calon vaksin Covid-19 dari luar negeri, Indonesia juga mengembangkan vaksin produksi dalam negeri. Vaksin yang diberi nama vaksin Merah Putih ini ditargetkan diuji klinis pada 2021.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Selain uji klinis calon vaksin Covid-19 dari luar negeri, Indonesia juga tengah mengembangkan vaksin produksi dalam negeri. Vaksin yang diberi nama ”Merah Putih” ini ditargetkan diuji klinis pada manusia tahun depan.
Vaksin Merah Putih dikembangkan Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman bersama beberapa lembaga terkait lain. Vaksin akan diujikan pada hewan sebelum dilanjutkan ke uji klinis.
”Pengujian pada hewan ditargetkan selesai tahun ini sebelum masuk uji klinis tahun depan,” ujar Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang PS Brodjonegoro saat mengunjungi PT Bio Farma di Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (29/7/2020).
Menurut Bambang, pengembangan vaksin Merah Putih merupakan simbol kemandirian dan kemajuan ilmu pengetahuan bangsa. Termasuk di dalamnya sektor produksi yang akan dilakukan oleh Bio Farma.
”Kita harus mampu dan mandiri untuk bisa menyediakan vaksin bagi seluruh penduduk kita,” ucapnya.
Bambang menuturkan, untuk memastikan kehalalan vaksin, LBM Eijkman telah berkonsultasi dengan Majelis Ulama Indonesia. Dalam produksi massal, mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas itu memastikan Bio Farma telah berpengalaman memenuhi syarat halal.
Dalam kunjungan itu, Bambang meninjau tempat produksi vaksin Bio Farma. Saat ini, Bio Farma bersama Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) sedang bersiap melakukan uji klinis calon vaksin Covid-19 produksi Sinovac, China.
”Pak Honesti Basyir (Direktur Utama Bio Farma) menunjukkan peningkatan kapasitas produksi dari 100 juta dosis menjadi 250 juta dosis per tahun,” ujarnya.
Pengembangan vaksin Merah Putih merupakan simbol kemandirian dan kemajuan ilmu pengetahuan bangsa. Termasuk dalam sektor produksi yang akan dilakukan oleh Bio Farma.
Bambang mengatakan, dengan penduduk sekitar 260 juta jiwa, Indonesia membutuhkan kapasitas produksi vaksin hingga 300 juta dosis. Oleh karena itu, kemandirian produksi di dalam negeri mesti terpenuhi.
Honesti menuturkan, pihaknya siap memproduksi vaksin Merah Putih setelah melalui uji klinis. ”Uji klinis 1, 2, dan 3 ditargetkan tahun depan. Jika semuanya lancar, awal tahun 2022 mungkin sudah bisa diproduksi,” ujarnya.
Bio Farma juga disiapkan untuk memproduksi vaksin buatan Sinovac. Uji klinis fase tiga vaksin ini akan dilakukan di Bandung dengan melibatkan 1.620 sukarelawan.
Sebelumnya, ketua tim peneliti uji klinis vaksin Covid-19 Unpad, Prof Kusnandi Rusmil, mengatakan, calon sukarelawan mesti berusia 18-59 tahun dan tidak memiliki riwayat terinfeksi virus korona.
”Calon peserta akan dilakukan tes apus tenggorokan (swab test) dan tes cepat (rapid test) untuk mengetahui apakah ada kemungkinan sedang atau pernah terinfeksi Covid-19,” ujarnya dalam keterangan pers, Senin (27/7/2020).
Pendaftaran sukarelawan dibuka hingga 31 Agustus 2020. Pendaftaran dapat dilakukan dengan menghubungi Unit Riset Klinis Departemen Ilmu Kesehatan Anak Lantai 1 Rumah Sakit Umum Pusat Hasan Sadikin, Bandung.
Uji klinis direncanakan dilakukan di Rumah Sakit Pendidikan Unpad, Balai Kesehatan Unpad di Jalan Dipati Ukur, dan empat puskesmas di Kota Bandung. Selain di Indonesia, vaksin ini juga diuji di beberapa negara, seperti Brasil, India, Bangladesh, dan Chile. Uji klinis fase pertama dan kedua dilakukan di China.