Perkantoran di NTB Diminta Disiplin Terapkan Protokol Kesehatan
Pemerintah Provinsi NTB meminta perkantoran disiplin menerapkan protokol kesehatan. Hal itu untuk mencegah munculnya kluster perkantoran di daerah itu seperti yang terjadi di sejumlah provinsi di Indonesia.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·4 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Munculnya kluster penularan Covid-19 di perkantoran di sejumlah daerah di Indonesia turut menjadi perhatian Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Untuk mencegah hal serupa, perkantoran di NTB diminta untuk mengantisipasinya, terutama dengan tidak mengendurkan penerapan protokol kesehatan.
Seperti diberitakan, berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 pada 26 Juli 2020, perkantoran menjadi kluster baru penularan. Sebelum 4 Juni, ada 43 kasus Covid-19 di perkantoran di Jakarta. Ada penambahan 397 kasus. Total ada 440 kasus positif Covid-19 di perkantoran di Jakarta yang berasal dari 68 perkantoran (Kompas, 29/7).
Selain di Jakarta, kluster perkantoran juga terjadi di Banjarmasin, Kalimantan Tengah, yakni kluster Bank BTPN yang hingga Selasa (28/7/2020) terdapat 15 pasien di kluster ini. Akibatnya, Bank BTPN Kantor Cabang Balikpapan ditutup sementara selama tujuh hari untuk memeriksa kontak erat pasien positif. Selain karyawan, di kluster ini juga terdapat anggota keluarga karyawan yang terkonfirmasi positif Covid-19 (Kompas, 28/7).
Terakhir, durasi rapat tidak boleh terlalu lama. Paling lama 1 jam dan setelah selesai langsung bubar. Itu karena ruang tertutup bukan ruang yang sehat selama pandemi ini masih berlangsung. (Gita Ariadi)
Di NTB, hingga saat ini belum dilaporkan ada kluster perkantoran. Namun, jumlah kasus masih terus bertambah. Hingga Rabu (29/7/2020), total kasus positif Covid-19 di daerah itu mencapai 1.986 orang. Dari jumlah itu, 1.254 sembuh, 110 meninggal, dan 622 orang masih dirawat.
Meski belum ada kluster perkantoran di NTB, lingkungan perkantoran baik pemerintah maupun swasta diminta untuk mengantisipasinya. Sekretaris Daerah Provinsi NTB Lalu Gita Ariadi mengatakan, saat ini penularan Covid-19 tidak hanya terjadi di tempat dan fasilitas umum, tetapi juga marak di lingkungan kerja dan perkantoran.
”Itu harus jadi perhatian serius bersama,” kata Gita.
Menurut Gita, dengan kondisi seperti itu, ia mengingatkan agar pegawai yang bekerja di kantor untuk semakin waspada dan berhati-hati. Ia meminta agar perkantoran di NTB, melaksanakan empat poin untuk menekan kluster perkantoran seperti arahan pemerintah pusat.
Dipastikan sehat
Pertama, pegawai atau peserta rapat yang bekerja dipastikan dalam kondisi sehat. Oleh karena itu, pemeriksaan suhu tubuh bagi mereka harus dilakukan.
”Kedua, saat rapat, harus disiplin menggunakan masker. Selama rapat, masker tidak boleh dibuka. Termasuk tidak dianjurkan menyiapkan sajian makan minum,” katanya.
Poin berikutnya, menurut Gita, adalah materi yang disampaikan harus ringkas. Tidak perlu terlalu banyak pembukaan dan sambutan, melainkan langsung ke inti pembicaraan atau inti rapat.
”Terakhir, durasi rapat tidak boleh terlalu lama. Paling lama satu jam dan setelah selesai langsung bubar. Itu karena ruang tertutup bukan ruang yang sehat selama pandemi ini masih berlangsung,” ujar Gita.
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi NTB Lalu Hamzi Fikri menambahkan, belum ada tanda penurunan penyebaran Covid-19 di NTB. Persentase positif di NTB saat ini berada pada angka 9,8. Itu membuat pentingnya penerapan protokol kesehatan.
Menurut Fikri, dalam masa pandemi seperti ini, masyarakat memang harus tetap produktif, tetapi di sisi lain harus tetap aman. Oleh karena itu, semua pihak disiplin menerapkan protokol kesehatan. ”Tergantung kita sekarang. Kalau mau pandemi cepat berlalu, maka harus disiplin menggunakan masker, jaga jarak, cuci tangan, dan jaga kesehatan,” kata Fikri.
Pada saat yang sama, menurut Fikri, promosi kesehatan dan edukasi tetang protokol itu juga harus dilakukan. Tidak hanya oleh pemerintah atau swasta, tetapi semua pihak.
Mencegah penularan
Sejauh ini, perkantoran, termasuk kegiatan rapat seperti di hotel, juga tetap menerapkan protokol kesehatan. Kepala Bank Negara Indonesia Kantor Cabang Unit Mataram Amirudin mengatakan, mereka disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19 baik ke pimpinan dan pegawai.
Selain itu, mereka juga menyiapkan fasilitas pendukung diberbagai titik, seperti tempat cuci tangan dan sabun. Termasuk alat ukur suhu, serta penyanitasi tangan untuk pegawai dan nasabah.
Pada kegiatan-kegiatan rapat di hotel, protokol kesehatan juga secara ketat diterapkan. Di pintu masuk hotel, petugas langsung mengecek suhu tubuh, kemudian mengarahkan peserta rapat untuk mencuci tangan dengan sabun.
General Manager Hotel Santika Mataram Baharuddin Adam mengatakan, sebelum rapat dimulai, mereka juga memberikan pengarahan singkat terkait protokol kesehatan kepada seluruh peserta.
”Saat jeda, makanan ringan sudah disiapkan dalam porsi. Kemudian saat makan siang, selain antre, semua kami servis, misalnya saat ambil lauk sehingga mencegah penggunaan sendok bergantian,” kata Baharuddin.