Penularan Belum Terkendali, Kalsel Siapkan Tes Usap secara Masif
Kalimantan Selatan siap menggelar tes usap secara masif untuk mengendalikan penyebaran Covid-19. Tes usap akan dilakukan di semua kabupaten/kota dengan target sasaran sebanyak 10.000 orang.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
KOMPAS/JUMARTO YULIANUS
Petugas mengambil sampel swab atau usap hidung dan tenggorokan warga di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Rabu (24/6/2020).
BANJARBARU, KOMPAS — Penularan Covid-19 di Kalimantan Selatan masih belum terkendali meskipun tingkat kesembuhannya terus meningkat, yakni sudah di atas 50 persen. Untuk mengendalikan penyebaran Covid-19, upaya pelacakan kontak erat dan tes usap secara masif terus dilakukan di semua kabupaten/kota.
Sampai dengan Rabu (29/7/2020), jumlah kasus positif Covid-19 di Kalsel tercatat 5.884 kasus. Secara nasional, Kalsel menempati urutan keenam kasus tertinggi. Dari jumlah tersebut, 2.356 orang dalam perawatan, 3.246 sembuh, dan 282 meninggal. Tingkat kematian akibat Covid-19 tercatat 4,79 persen, sedangkan tingkat kesembuhannya 55,17 persen.
Wakil Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kalsel Roy Rizali Anwar mengatakan, ada dua cara yang sedang diupayakan untuk memutus rantai penularan Covid-19 agar kasus di Kalsel bisa melandai, yaitu melaksanakan protokol kesehatan dengan ketat dan mencari orang yang positif Covid-19 sebanyak-banyaknya.
”Saat ini, kami sedang menyiapkan kegiatan tes usap (swab) secara masif dengan target sasaran sebanyak 10.000 orang. Kegiatan itu menurut rencana akan dilaksanakan pada pertengahan Agustus,” kata Roy, yang juga Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel di Banjarbaru, Rabu.
Petugas mengambil sampel swab atau usap hidung dan tenggorokan dari pengendara sepeda motor di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Rabu (24/6/2020).
Pemprov Kalsel melaksanakan tes usap hidung dan tenggorokan secara masif bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI-Polri, dan pemerintah kabupaten/kota se-Kalsel. ”Sasarannya adalah kontak erat, suspek atau diduga Covid-19, dan probable atau terkonfirmasi Covid-19,” ujarnya.
Tim surveilans epidemiologi di berbagai daerah saat ini mulai mendata orang-orang yang perlu menjalani tes usap. Semua yang didata diberi pemahaman agar bersedia mengikuti tes usap, yang akan dijadwalkan kemudian.
”Kami ingin menemukan sebanyak-banyaknya orang yang positif. Sebisa mungkin tidak ada yang terlewatkan. Jangan sampai mereka yang positif itu berkeliaran dan menjangkiti kelompok rentan atau orang dengan penyakit penyerta (pengorbit) sehingga banyak yang meninggal,” katanya.
Kami ingin menemukan sebanyak-banyaknya orang yang positif. Sebisa mungkin tidak ada yang terlewatkan
Menurut Roy, tes usap secara masif akan dilakukan selama beberapa hari atau paling lama satu minggu. Pelaksanaannya menyesuaikan dengan kapasitas laboratorium pemeriksaan polymerase chain reaction atau PCR yang ada di Kalsel ataupun luar daerah, khususnya laboratorium Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat.
Beberapa petugas memeriksa spesimen swab di ruang ekstraksi Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Senin (4/5/2020).
Adapun kapasitas laboratorium PCR di Kalsel saat ini baru 1.200 spesimen per hari. Namun, masih bisa dioptimalkan hingga 2.000 per hari dengan penambahan sumber daya manusia, waktu kerja, dan operasional laboratorium PCR baru di beberapa rumah sakit. ”Kami upayakan paling lama tiga hari hasil pemeriksaan PCR harus sudah keluar,” katanya.
Antisipasi
Roy mengatakan, kegiatan tes usap secara masif itu berpotensi membuat kasus Covid-19 di Kalsel melonjak drastis. Pemprov pun mengajak kabupaten/kota mengantisipasinya dengan menyiapkan tempat karantina khusus ataupun isolasi mandiri untuk menangani mereka yang terkonfirmasi positif, khususnya kasus konfirmasi tanpa gejala.
”Mereka yang positif harus dikarantina agar tidak berkeliaran. Semua kabupaten/kota diminta menyiapkan rumah karantina khusus atau tempat isolasi, selain karantina khusus yang disiapkan pemerintah provinsi,” ujarnya.
Tempat karantina khusus milik Pemprov Kalsel di Banjarbaru memiliki kapasitas 1.666 tempat tidur. Rumah karantina di kabupaten/kota yang sudah terdata memiliki kapasitas sekitar 2.000 tempat tidur. Pihak kelurahan dan RT/RW juga akan dilibatkan untuk memantau orang-orang yang harus menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing.
”Kami berharap upaya itu bisa mendapatkan klimaks atau puncak penyebaran Covid-19 di Kalsel. Setelah semua yang positif ditemukan dan ditangani sampai sembuh, mudah-mudahan penyebaran Covid-19 di Kalsel bisa terkendali,” katanya.
Warga melintas di depan eks Kantor Gubernur Kalimantan Selatan di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Senin (1/6/2020).
Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina mengatakan, pihaknya sangat mendukung kegiatan tes usap secara masif yang akan digelar Pemprov Kalsel. Banjarmasin merupakan daerah dengan kasus positif Covid-19 tertinggi di Kalsel, yakni 2.186 kasus dengan 143 kematian.
Menurut Ibnu, Banjarmasin juga sudah melakukan tes cepat untuk sekitar 11.000 orang dan tes usap untuk sekitar 4.000 orang. ”Dari hasil pendataan sejauh ini, sebanyak 434 orang akan diusulkan untuk mengikuti tes usap yang digelar pemprov,” katanya.