Pembangunan Danau Toba Diintegrasikan dengan Konsep UNESCO
Pembangunan kawasan Danau Toba sebagai destinasi pariwisata superprioritas diintegrasikan dengan konsep pembangunan Taman Bumi Kaldera Toba. Pemerintah akan menyusun rencana induk untuk pembangunan kawasan yang terpadu.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Pembangunan kawasan Danau Toba sebagai destinasi pariwisata superprioritas diintegrasikan dengan konsep pembangunan Taman Bumi Kaldera Toba. Hal itu menyusul diterimanya Kaldera Toba sebagai anggota UNESCO Global Geopark. Pemerintah Sumatera Utara akan menyusun rencana induk untuk pembangunan kawasan yang terpadu.
”Kami sedang menyiapkan rencana induk memadukan pembangunan kawasan Danau Toba sebagai destinasi pariwisata superprioritas nasional dan taman bumi anggota UNESCO Global Geopark,” kata Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Sumatera Utara Sabrina dalam pertemuan melalui video konferensi bersama Badan Pengelola Geopark Kaldera Toba dan sejumlah tokoh masyarakat, Rabu (29/7/2020).
Sabrina mengatakan, diterimanya Taman Bumi Kaldera Toba sebagai anggota UNESCO Global Geopark (UGG) harus menjadi momentum mendorong pembangunan kawasan Danau Toba. Pembangunan berbasis taman bumi mencakup tiga pilar utama, yakni pemberdayaan masyarakat lokal, edukasi, dan konservasi. Pembangunannya memadukan unsur geologi, keragaman hayati, dan kebudayaan.
Sebagai destinasi superprioritas nasional, kata Sabrina, keanggotaan UGG akan menjadi nilai tambah tersendiri. Kekayaan geologi, keragaman hayati, dan kebudayaan di Kaldera Toba akan menjadi daya tarik Danau Toba sebagai destinasi pariwisata. ”Kekayaan Kaldera Toba akan dipromosikan UNESCO ke seluruh dunia,” kata Sabrina.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumut Ria Novida Telaumbanua mengatakan, keanggotaan UGG diharapkan bisa mendorong pembangunan pariwisata yang berbasis pemberdayaan masyarakat di kawasan Danau Toba. ”Dengan demikian, produk domestik regional bruto Sumut dan kabupaten di kawasan Danau Toba pun bisa meningkat,” katanya.
Pegiat lingkungan kawasan Danau Toba Wilmar Simandjorang mengingatkan, keanggotaan UGG akan dievaluasi selama empat tahun ke depan. ”Karena itu, enam rekomendasi UNESCO untuk Kaldera Toba harus menjadi bagian dari rencana induk pembangunan kawasan,” katanya.
Rekomendasi itu adalah meningkatkan edukasi masyarakat tentang geologi dan budaya lokal, mengadakan pembelajaran tentang taman bumi di sekolah-sekolah, serta edukasi tentang mitigasi bencana alam dan perubahan iklim yang terkait Kaldera Toba. Edukasi itu juga bertujuan agar masyarakat lokal bisa berbagi ilmu pengetahuan tentang Kaldera Toba dengan para pengunjung.
Selain itu, UNESCO juga meminta pengembangan kemitraan dengan produk lokal, memperkuat keterlibatan Kaldera Toba dalam jejaring UGG, serta meningkatkan keterlibatan Kaldera Toba dalam studi, penelitian, dan promosi mengenai penduduk asli, budaya, dan bahasanya.
”Keanggotaan UGG harus menjadi momentum bergerak membenahi pembangunan kawasan Danau Toba secara menyeluruh,” kata Wilmar.
Wilmar mengatakan, dalam konsep pembangunan UGG, pemberdayaan masyarakat menjadi pusat pembangunan. Ia pun meminta pemerintah memperkuat pelibatan masyarakat, khususnya untuk menghasilkan produk hasil masyarakat lokal dalam pariwisata.
Pelibatan ekonomi masyarakat dapat dikembangkan dalam bidang akomodasi, kuliner, suvenir, ataupun transportasi. Ia pun mengingatkan, pembangunan berbasis UGG tidak berbasis modal investasi besar dari luar, tetapi dari masyarakat lokal.
”Keunggulan Kaldera Toba bukan karena banyaknya hotel berbintang di kawasan, melainkan kekayaan geologi, kebudayaan, dan keragaman hayatinya,” kata Wilmar.