Hari raya Idul Adha menjadi kesempatan bagi umat Islam untuk beribadah sekaligus berbagi kepada sesama. Pelaksanaan kurban juga menjadi kesempatan untuk meningkatkan kinerja sektor peternakan.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·4 menit baca
PURBALINGGA, KOMPAS — Menteri Agama Fachrul Razi menyampaikan, hari raya Idul Adha yang digelar setiap tahun menjadi saat untuk merefleksikan ketakwaan umat Islam. Selain itu, kurban juga menjadi kesempatan untuk mengoptimalkan sektor peternakan di Tanah Air. Pelaksanaan kurban dengan sistem dalam jaringan menjadi inovasi di kala pandemi Covid-19 saat ini.
”Bangsa Indonesia adalah masyarakat yang agamis di mana ibadah kurban telah membumi sejak Islam hadir di Nusantara. Ibadah kurban merupakan refleksi ketakwaan dan kesolehan sosial seorang Muslim,” kata Fachrul Razi saat pencanangan gerakan ”Teladan Berqurban Nasional” yang disiarkan dalam jaringan, Rabu (29/7/2020).
Fachrul menyampaikan, selain sebagai ibadah yang dianjurkan, kurban memiliki dampak dan manfaat besar dari sisi peningkatan konsumsi daging halal dan penguatan ekonomi umat. Konsumsi daging di Indonesia masih sangat rendah dibandingkan dengan tingkat konsumsi per kapita dari empat negara ASEAN lainnya, yaitu Malayasia, Thailand, Filipina, dan Vietnam. ”Konsumsi daging Indonesia per kapita 2,6 kilogram, sementara negara lain sudah 4,5 kilogram per kapita,” ujarnya.
Fachrul mengatakan, merujuk hasil survei Indonesia Islamic and Development Studies, potensi ekonomi kurban Indonesia pada 2019 mencapai Rp 28,4 triliun atau setara dengan 181.000 ton daging. Jumlah pekurban diprediksi sebanyak 3,5 juta orang.
”Pada 2020 ini, di tengah kondisi pandemi Covid-19, proyeksi potensi ekonomi kurban secara nasional diperkirakan akan mencapai Rp 20,5 triliun yang dihitung dari 2,3 juta pekurban di seluruh Indonesia. Berarti angkanya cukup turun signifikan,” tuturnya.
Potensi ekonomi kurban yang relatif tinggi memerlukan pengelolaan secara terencana, terpola, amanah, dan profesional agar melahirkan nilai tambah untuk kesejahteraan masyarakat.
Menurut Fachrul, potensi ekonomi kurban yang relatif tinggi memerlukan pengelolaan secara terencana, terpola, amanah, dan profesional agar melahirkan nilai tambah untuk kesejahteraan masyarakat. Potensi kurban yang dikelola dengan baik diharapkan dapat mendorong swasembada peternakan dan daging halal.
Potensi kurban yang dikelola dengan baik akan sangat membantu pemberdayaan peternak lokal di seluruh pelosok Tanah Air dan mengurangi impor ternak. ”Pelaksanaan kurban yang berlangsung setiap tahun membawa pesan penting kepada umat Islam dan bangsa Indonesia seluruhnya agar lebih memberikan perhatian yang optimal kepada dunia peternakan yang menghasilkan hewan kurban berkualitas,” paparnya.
Oleh karena itu, lanjut Fachrul, umat Islam perlu memerhatikan distribusi ketersediaan hewan kurban agar lebih merata yang sekaligus membuka ruang dan peluang ekonomi bagi rakyat kecil dalam hal ini peternak di perdesaan.
Ketua Dewan Masjid Indonesia M Jusuf Kalla menyampaikan, pelaksanaan proses berkurban terus mengalami perubahan sesuai perkembangan zaman. ”Dalam pelaksanaannya tentu mengalami dinamika tersendiri. Dulu, kadang kita potong sendiri di rumah lalu diserahkan ke masjid. Tentu sekarang tidak mudah lagi karena, di samping keadaan, kita juga mempertimbangkan higienitas. Kita tidak bisa segampang menyembelih hewan di halaman masjid atau tempat umum, apalagi di tengah Covid-19 ini,” papar Kalla.
Gerakan Teladan Berkurban Nasional merupakan kerja sama pemerintah dengan PT Bukalapak, Dewan Masjid Indonesia (DMI), dan Bank Syariah Mandiri. Bukalapak bekerja sama dengan sembilan mitra, yaitu Lazis Muhammadiyah, Lazis NU, Dompet Dhuafa, Qurban Nusantara, Rumah Yatim, BAZNAS, Rumah Zakat, PZU Persis, dan Prodombas PINBAS MUI, untuk mengampanyekan gerakan berkurban secara online atau dalam jaringan. Terdapat fitur Buka Qurban yang mengajak masyarakat tetap berkurban dalam rangka kampanye ketahanan pangan di tengah pandemi.
CEO Bukalapak M Rachmat Kaimuddin menyampaikan, Teladan Berqurban Nasional adalah acara yang diniatkan untuk syiar tentang kemuliaan Idul Adha dan untuk memberikan manfaat kepada umat dan masyarakat. Tujuan Bukalapak berdiri, kata Rachmat, adalah menjadi perusahaan teknologi yang merupakan platform ecommerce. ”Kami selalu ingin menyediakan solusi untuk mempermudah masyarakat dalam kehidupan dan berinovasi dalam menciptakan keseteraan ekonomi,” tuturnya.
Pencanangan dilakukan secara serentak dan dihadiri secara virtual oleh Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, serta Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah. Pada program ini, kurban akan disalurkan oleh sejumlah lembaga.
Dompet Dhuafa, misalnya, akan menyalurkan 6.481 setara domba dan kambing di Kabupaten Purbalingga, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Lazis Muhamdiyah akan menyalurkan kurban dalam kemasan sebanyak 150.000 kaleng rendang, 35.000 kaleng kornet, dan gulai tongseng 10.000 kaleng. Adapun Lazis NU akan mendistribusikan 6.600 setara kambing di Purbalingga, Jawa Timur, serta Sulawesi Selatan.