Gaya hidup sehat kini menjadi poin penting dalam industri wisata. Protokol kesehatan juga menjadi kunci mendapatkan kepercayaan dari wisatawan di era pandemi Covid-19 saat ini.
Oleh
ANGGER PUTRANTO
·3 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — Di tengah pelonggaran pembatasan sosial akibat pandemi, sektor pariwisata diharapkan menjadi motor yang mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Kebangkitan pariwisata dapat dilakukan dengan membangun kepercayaan bagi wisatawan.
Hal tersebut mengemuka dalam Rapat Koordinasi Penyelesaian Isu Pengembangan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi, Rabu (29/7/2020), di Banyuwangi, Jawa Timur. Hadir dalam rapat tersebut, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia, serta Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
Luhut mengatakan, penanganan ekonomi dan penanganan Covid-19 harus seimbang dan berjalan beriringan. ”Kalau penanganan Covid-19 tidak baik, perekonomian juga tidak akan berjalan dengan baik,” ujarnya.
Luhut menyebut saat ini penanganan Covid-19 menjadi penting bagi para investor. Daerah yang berhasil mengendalikan penyebaran Covid-19 tentu lebih dilirik oleh para investor. Hal itu juga berlaku dalam industri pariwisata.
Wishnutama sepakat dengan pendapat Luhut. Menurut dia, dunia pariwisata harus mampu membangun kepercayaan apabila ingin kembali bergeliat.
”Pariwisata itu bisnis kepercayaan. Kalau protokol kesehatan, bisa diperbaiki dalam sehari. Namun, membangun kepercayaan itu sulit dan butuh waktu. Kepercayaan tersebut harus dibangun dengan penuh kepedulian,” ujarnya.
Pariwisata itu bisnis kepercayaan.
Salah satu cara membangun kepercayaan, lanjut Wishnutama, adalah melaksanakan protokol kesehatan sebaik-baiknya dengan tanggung jawab dan kepedulian. Dengan menerapkan protokol tersebut, timbul kepercayaan akan rasa aman dan nyaman di suatu destinasi wisata.
Penerapan protokol kesehatan tersebut, kata Wishnutama, harus tetap ketat dalam kondisi apa pun. Protokol kesehatan baru boleh dilonggarkan ketika vaksin Covid-19 sudah ditemukan dan terbukti berhasil.
Dalam kesempatan tersebut, Wishnutama juga berpesan agar para pelaku wisata memikirkan strategi wisata yang baru. Pariwisata sudah tidak bisa hanya bertumpu pada infrastruktur dan pemasaran saja.
”Sudah saatnya para pelaku wisata berlomba membuat banyak daya tarik dengan menghadirkan atraksi-atraksi wisata. Hal ini penting agar ada nilai tambah di suatu destinasi,” tutur Wishnutama.
Menurut dia, para pelaku wisata tidak bisa berpangku tangan menjual keindahan alam. Keindahan alam yang sudah ada tersebut perlu diberi nilai tambah berupa atraksi-atraksi wisata agar tercipta daya tarik baru.
Pentingnya membangun kepercayaan terkait pariwisata yang sehat, aman, dan nyaman disadari oleh Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. Di Banyuwangi, para pelaku pariwisata, termasuk hotel, penginapan, restoran, warung, dan destinasi wisata, harus berjuang mendapatkan sertifikat ”New Normal”. Sertifikat tersebut didapat apabila para pelaku usaha sudah memenuhi protokol kesehatan.
Program tersebut memudahkan wisatawan saat mencari penginapan, restoran, dan destinasi yang sehat dan seluruh prosesnya telah memenuhi standar kesehatan. Sertifikat tersebut juga menjadi jaminan protokol kesehatan ini diperlukan untuk membikin nyaman wisatawan.
”Paradigma pariwisata ke depan akan berubah. Kita tak lagi hanya jualan pesona alam, seni-budaya, dan keramahan warga, tetapi juga gaya hidup sehat. Jam operasi dan kapasitas tamu juga diatur lewat online. Ketika kuota terpenuhi, wisatawan tidak bisa lagi membeli tiket karena ada pembatasan kapasitas kunjungan agar tidak terjadi kerumunan,” tutur Anas.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi mencatat, pandemi berdampak terhadap 1.500 unit usaha di sektor pariwisata. Sebanyak 78 persen mengalami penurunan omzet dan 17 persen di antaranya harus menutup usahanya.