logo Kompas.id
NusantaraBatu Penanda Makam Sunda...
Iklan

Batu Penanda Makam Sunda Wiwitan yang Disegel

Pangeran Djatikusumah berharap batu bertulis pesan persatuan, persaudaraan, dan keberagaman dari Kiai Madrais yang sudah diperjuangkan dalam tiga generasi itu bakal menjadi batu pengingat.

Oleh
WINDORO ADI
· 5 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/8vUpSw7c1xHjb05qyr9DFurlWms=/1024x1070/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F05%2FWhatsApp-Image-2020-05-19-at-13.21.00_1589869576.jpeg
DOKUMENTASI PRIBADI

Windoro Adi, wartawan Kompas 1991-2019

Kalian bebas memilih agama dan jalan hidup spiritualmu masing-masing. Namun, jangan mengabaikan budaya dan adat istiadatmu sebagai orang Sunda, sebagai bangsa Nusantara. Janganlah merusak tanah kelahiranmu dengan perseteruan dan ketamakan. Hendaknya agama dan jalan spiritual yang kamu pilih menjadi taman seribu bunga di Tanah Parahyangan di Bumi Nusantara.

Tulisan yang ditoreh pada batu besar itu disalin dari catatan Pangeran Sadewa (Madrais) Alibassa Kusuma Wijaya Ningrat (1832), putra Pangeran Alibassa I, dari Kepangeranan Gebang. Begitulah mimpi Pangeran Djatikusumah (85), sesepuh Masyarakat Adat Karuhun Urang atau Sunda Wiwitan, tentang batu besar di atas bakal makam dia dan istri tercintanya, Ratu Emelia Wigarningsih. Djatikusumah adalah cucu Kiai (panggilan kehormatan untuk seorang pemuka atau sesepuh) Madrais.

Editor:
Emilius Caesar Alexey
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000