Ditetapkan sebagai zona hijau, Toraja Utara kembali membuka pintu pariwisata. Geliat ekonomi pariwisata adalah harapan setelah beberapa bulan vakum akibat pandemi. Protokol kesehatan tetap jadi prioritas.
Oleh
Reny Sri Ayu
·2 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Sebanyak delapan obyek wisata di Toraja Utara, Sulawesi Selatan, dibuka kembali setelah daerah itu ditetapkan sebagai zona hijau. Pengawasan ketat terkait protokol kesehatan tetap jadi prioritas utama.
Obyek wisata yang dibuka itu adalah kompleks makam dan rumah adat di Ke’te Kesu’, kuburan batu di Londa, obyek wisata alam Lolai dan To’tombi. Selain itu, ada juga situs megalit Kalimbuang Bori, Pallawa, dan obyek wisata alam Tambolang.
”Untuk sementara delapan obyek dulu untuk memudahkan pengawasan. Kami sudah berkoordinasi dengan pengelola agar protokol kesehatan dipatuhi. Selain menyediakan tempat cuci tangan, penyemprotan disinfektan juga harus rutin dilakukan,” kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Toraja Utara Yorry Lasawengan, Senin (27/7/2020).
Toraja Utara adalah satu destinasi unggulan di Sulsel. Obyek-obyek wisata alam, budaya, sejarah, dan tradisi sejak lama menarik minat wisatawan mancanegara maupun domestik.
Toraja Utara adalah satu destinasi unggulan di Sulsel. Obyek-obyek wisata alam, budaya, sejarah, dan tradisi sejak lama menarik minat wisatawan mancanegara maupun domestik. Tahun 2018, kunjungan wisatawan berkisar 300.000 orang. Sebanyak 40.000 orang di antaranya adalah wisatawan mancanegara.
Akan tetapi, pandemi Covid-19 sejak Maret lalu membuat sektor pariwisata di Toraja Utara terpuruk. Tidak hanya itu, potensi kopi Toraja yang diminati banyak orang juga terdampak.
Micha Rainer Palli (31), pengusaha kopi dan pemilik kafe kopi di Toraja, berharap keputusan pemerintah membuka sektor pariwisata akan membantu sektor usaha, terutama kecil dan menengah, bangkit. Dia mengatakan, pariwisata punya dampak ekonomi yang besar bagi kesejahteraan masyarakat.
”Kami berharap pemerintah dan juga pengelola obyek wisata betul-betul memperhatikan hal-hal terkait penerapan protokol kesehatan dan pembinaan ke usaha kecil yang terkait sektor wisata,” kata Micha.