Ahli Epidemiologi: Protokol Tidak Diterapkan, Penularan di Sumut Bisa Semakin Masif
Penularan Covid-19 di Sumut semakin masif jika masyarakat tetap tidak menerapkan protokol kesehatan. Kluster baru bermunculan di kampus, instansi pemerintah, perkantoran, fasilitas kesehatan, dan tempat publik lainnya.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Penularan Covid-19 di Sumatera Utara bisa semakin masif jika masyarakat tetap tidak menerapkan protokol kesehatan. Dalam sepekan terakhir ditemukan 486 kasus positif baru dan 31 kasus meninggal. Kluster baru terus bermunculan di lingkungan kampus, instansi pemerintah, perkantoran, fasilitas kesehatan, dan tempat publik lainnya.
”Yang paling penting dilakukan pemerintah saat ini adalah edukasi penerapan protokol Covid-19 kepada masyarakat. Pemutusan penularan harus menjadi prioritas. Saat ini, di mana-mana, rumah sakit sudah penuh dengan pasien Covid-19,” kata ahli epidemiologi yang juga Ketua Program Studi Magister Ilmu Kedokteran Tropis Universitas Sumatera Utara (USU), Inke Nadia D Lubis, Senin (27/7/2020).
Menurut Inke, kasus Covid-19 di Sumut masih bisa dikontrol saat masih dilakukan penutupan kantor, pusat perbelanjaan, sekolah, dan tempat publik lainnya pada April dan Mei. Kasus meningkat pesat pada bulan Juni saat aktivitas ekonomi mulai dibuka, tetapi protokol Covid-19 tidak dilakukan maksimal.
”Di beberapa kecamatan di Medan bahkan yang memakai masker sedikit sekali. Seakan tidak ada Covid-19,” kata Inke.
Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Sumut, kasus Covid-19 meningkat tajam dari awal Juni yang masih 417 kasus kini meningkat delapan kali lipat menjadi 3.438 kasus.
Kasus paling banyak terjadi di Medan dan Deli Serdang yang mencapai 73 persen dari seluruh kasus di Sumut. Kluster baru pun terus bermunculan, seperti kluster kampus, instansi pemerintah, perkantoran, fasilitas kesehatan, layanan perbankan, dan permukiman padat.
Sejumlah perkantoran dan instansi menutup total operasional karena menemukan kasus positif yang masif, seperti USU, Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Penataan Ruang Kota Medan, serta kantor Keuskupan Agung Medan.
Tokoh masyarakat dan pejabat publik pun semakin banyak yang terkonfirmasi positif Covid-19, antara lain Rektor USU Runtung Sitepu, Uskup Agung Medan Mgr Kornelius Sipayung OFM Cap, dan mantan Sekretaris Daerah Pemprov Sumut Nurdin Lubis.
Juru Bicara GTPP Covid-19 Sumut Mayor (kes) Whiko Irwan mengatakan, pihaknya terus melakukan sosialisasi agar seluruh lapisan masyarakat menerapkan protokol Covid-19. Masyarakat wajib memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan secara rutin.
Lembaga perkantoran dan pelaku usaha juga diminta menyediakan fasilitas agar penerapan protokol Covid-19 bisa dilakukan. ”Kami ingatkan kepada seluruh masyarakat bahwa penularan Covid-19 masih terus berlangsung,” kata Whiko.
Whiko mengatakan, saat ini pihaknya semakin masif melakukan penelusuran kontak agar bisa semakin cepat memutus rantai penularan. Kapasitas laboratorium reaksi berantai polimerase (PCR) pun kini sudah mencapai 500 spesimen per hari dan akan ditingkatkan hingga 1.000 spesimen.
Yang paling penting adalah meningkatkan kesadaran masyarakat. Mau dibuat aturan dan sanksi seperti apa pun itu tidak akan maksimal.
Ketua DPRD Sumut Baskami Ginting pun mendorong pemerintah agar lebih masif melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat untuk menerapkan protokol Covid-19, khususnya di episentrum penularan Sumut, yakni Medan dan Deli Serdang.
”Yang paling penting adalah meningkatkan kesadaran masyarakat. Mau dibuat aturan dan sanksi seperti apa pun itu tidak akan maksimal,” kata Baskami.