Milenial Kota Bandung Masih Saja Abai Protokol Kesehatan
Sebagian besar kalangan milenial di Bandung masih abai pada bahaya Covid-19. Padahal, mereka rentan memicu penyebaran tanpa gejala terlebih dahulu.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Banyak kalangan milenial di Kota Bandung, Jawa Barat, masih mengabaikan pentingnya penerapan protokol kesehatan saat pandemi Covid-19. Sikap itu berpotensi meningkatkan persebaran Covid-19, terutama kasus orang tanpa gejala.
Kondisi itu terlihat jelas di beberapa pusat keramaian di Kota Bandung, Minggu (26/7/2020), seperti Jalan Asia Afrika dan Jalan Braga. Tidak semua warga menjaga jarak satu sama lain. Meski berjalan dengan kelompok kecil, terkadang rombongan yang ada mengganggu akses jalan sehingga mau tidak mau warga yang melintas berjarak kurang dari 1 meter.
Bahkan, di sejumlah titik di Jalan Braga, beberapa pejalan kaki saling bersinggungan bahu karena sebagian warga berfoto di trotoar jalan. Sepanjang Jalan Braga, terdapat lebih dari sepuluh titik serupa dipenuhi kaum milenial yang bercengkerama atau sekadar berfoto bersama.
Rina (24), warga asal Kopo, Kota Bandung, menuturkan, bersama empat temannya, ia mengunjungi salah satu kafe untuk menikmati libur di akhir pekan. Ramainya Jalan Braga tidak menyurutkan niat mereka untuk berfoto dan berjalan-jalan di salah satu lokasi ikonik di Kota Bandung tersebut.
Saat ditemui, Rina tidak menggunakan masker. Salah satu temannya bahkan sekadar memasang masker yang diturunkan hanya menutupi dagu. ”Tadi sewaktu makan maskernya dilepas. Sekarang kalau dipasang lagi ribet. Makanya saya simpan. Kalau hand sanitizer, saya selalu bawa di dalam tas,” ujarnya.
Pengabaian terhadap protokol kesehatan ini berpotensi meningkatkan kasus positif Covid-19 di Kota Bandung. Hal tersebut ditunjukkan dari sebaran umur kasus positif di Kota Bandung sebagian besar berasal dari kalangan milenial.
Berdasarkan data yang dihimpun Pusat Informasi Covid-19 Kota Bandung hingga Minggu (26/7/2020) pukul 18.00 WIB, pasien kasus positif dengan rentang umur 30-39 tahun mencapai 80 orang. Dalam rentang umur 20-29 tahun, kasus positif Covid-19 mencapai 67 pasien dari total pasien 482 kasus. Rentang umur tertinggi masih berada dalam kurun umur 50-59 tahun dengan jumlah kasus 132 pasien.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia Jawa Barat Eka Mulyana mengatakan, kegiatan di luar ruangan tanpa penerapan protokol kesehatan maksimal berpotensi tinggi menyebarkan Covid-19. Meski kalangan milenial berada dalam rentang umur produktif dengan kekebalan tubuh yang kuat, mereka berpotensi menjadi pembawa virus korona jenis baru.
Pasien kasus positif dengan rentang umur 30-39 tahun mencapai 80 orang. Dalam rentang umur 20-29 tahun, kasus positif Covid-19 mencapai 67 pasien dari total pasien 482 kasus.
Eka berujar, sebanyak 70-80 persen kasus pandemi Covid-19 terjadi tanpa menunjukkan gejala infeksi. Karena itu, kewaspadaan masyarakat perlu ditingkatkan karena penularan penyakit ini bisa terjadi di antara orang-orang yang terlihat sehat.
”Penyakit (Covid-19) ini berbeda dengan penyakit lain karena terkadang tidak memiliki gejala infectious dari penyebaran awal. Dari 10 orang yang berkerumun, bisa saja ada beberapa orang membawa virus dan itu bisa menularkan (ke orang lain),” tuturnya.
Aturan tegas
Menurut Eka, antisipasi persebaran Covid-19 di era adaptasi kebiasaan baru ini ditekankan kepada kesadaran dan disiplin masyarakat dalam protokol kesehatan. Aturan dan kebijakan yang telah diterbitkan hendaknya dipatuhi bersama, tidak hanya dari penegak hukum, tetapi juga seluruh lapisan masyarakat.
”Tidak ada alasan menurunkan protokol kesehatan. Yang kami lihat dan tekankan adalah efektivitas penerapan protokol kesehatan. Kata kuncinya adalah disiplin,” tutur Eka.