Penambahan Pasien Baru Covid-19 di Karawang karena Pelaku Perjalanan
Kasus positif Covid-19 di Karawang, Jawa Barat, menunjukkan tren meningkat. Penularan pasien diduga berawal dari riwayat bepergian ke zona rawan dan pelaku perjalanan lintas wilayah.
Oleh
MELATI MEWANGI
·3 menit baca
KARAWANG, KOMPAS — Kasus positif Covid-19 di Karawang, Jawa Barat, menunjukkan tren meningkat dalam beberapa hari terakhir. Penularan pasien diduga berawal dari riwayat bepergian ke zona rawan dan pelaku perjalanan lintas wilayah. Masyarakat diimbau disiplin menerapkan karantina mandiri sepulang dari daerah-daerah zona rawan.
Hingga Sabtu (25/7/2020), jumlah kasus positif Covid-19 di Karawang sebanyak 78 orang, dengan 29 orang di antaranya dirawat dan 49 orang sembuh. Dalam dua hari terakhir, lonjakan kasus mencapai 14 orang.
Kluster anyar terjadi di kompleks permukiman di Kecamatan Telukjambe Timur. Awal mula penularan diketahui dari T yang dinyatakan positif Covid-19 beberapa hari lalu. Dari hasil penelusuran di lingkungan tempat tinggalnya, ada enam orang tertular. Kini, totalnya menjadi tujuh orang yang terkonfirmasi.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Dinas Kesehatan Karawang Yayuk Sri Rahayu mengatakan, setidaknya empat orang di kompleks tersebut pernah bepergian ke Surabaya, Jawa Timur, beberapa hari lalu. Sisanya tertular karena pernah kontak langsung di lingkungan rumah.
Mereka berusia di atas 30 tahun hingga lansia. Semuanya menunjukkan gejala batuk dan keluhan pernapasan. Penelusurann dilakukan segera dengan memeriksa kontak erat dengan pasien di lingkungan tempat tinggal, keluarga, dan tempat kerja. Ada sekitar 50 sampel tes usap tenggorokan yang diambil.
Warga yang pernah melakukan perjalanan ke zona rawan harus menahan diri tidak keluar rumah (karantina mandiri) selama dua minggu. ”Tak ada yang tahu apakah setelah bepergian itu membawa virus atau tidak. Karantina mandiri adalah upaya menjaga kesehatan diri sendiri dan orang di sekitar,” kata Yayuk.
Awal Juli 2020, penularan Covid-19 terjadi di salah satu sanggar senam di Kecamatan Cikampek. Ada delapan orang terkonfirmasi Covid-19, mulai dari pelatih, peserta, keluarga peserta, hingga pengemudi ojek daring. Penularan diduga karena beberapa orang dalam kluster ini pernah bepergian ke Jakarta dan kerap melakukan perjalanan lintas wilayah ke Bekasi.
Penyebaran Covid-19 di Karawang terbukti masih ada. Namun, belum semuanya terdeteksi karena ketidaktahuan dan ketidakdisiplinan masyarakat.
Dari hasil tes cepat massal yang diselenggarakan Badan Intelijen Negara (BIN), Kamis, 23 Juli, didapati delapan orang terkonfirmasi Covid-19. Tiga orang merupakan tenaga medis di Kecamatan Telukjambe Barat dan Klari.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Karawang Fitra Hergyana menyampaikan, penyebaran Covid-19 di Karawang terbukti masih ada. Namun, belum semuanya terdeteksi karena ketidaktahuan dan ketidakdisiplinan masyarakat. Ia mengimbau warga tetap patuh menerapkan protokol kesehatan dan tidak euforia karena memasuki adaptasi kebiasaan baru.
Kewaspadaan juga harus ditingkatkan saat berada di luar rumah karena risiko penderita tanpa gejala (OTG) masih tinggi. Bisa jadi sebagian tidak menyadari tubuhnya tertular Covid-19 karena mungkin tidak menunjukkan gejala khusus.
Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Karawang per Jumat, 25 Juli, pemeriksaan tes cepat yang telah dilakukan sebanyak 20.637 unit dan 3.781 sampel tes usap tenggorokan di Karawang. Sampel tersebut diproses di dua rumah sakit Karawang, yakni RSUD Karawang dan RS Khusus Paru Jatisari, Karawang. Dalam sehari, kapasitas pengujian keduanya hingga 48 sampel.