Pemkot Surabaya Gelar Senam Pernapasan bagi Eks Pasien Covid-19
Pemerintah Kota Surabaya bekerjasama dengan Persatuan Dokter Paru Indonesia menggelar senam pernafasan untuk pertama kalinya di Taman Harmoni dan Taman PUPR, Jalan Keputih Kecamatan Sukolilo, Sabtu (25/7/2020).
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA
·5 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya bekerja sama dengan Persatuan Dokter Paru Indonesia menggelar senam pernapasan untuk pertama kalinya di Taman Harmoni dan Taman PUPR, Jalan Keputih Kecamatan Sukolilo, Sabtu (25/7/2020). Senam pernapasan ini ditujukan kepada warga dengan kondisi tubuh yang sehat, pasien Covid-19, serta warga yang telah dinyatakan sembuh dari virus Covid-19.
Senam pernapasan tersebut dilakukan setelah Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini beraudiensi dengan Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI) beberapa waktu lalu. Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita mengatakan, pelaksanaan senam pernapasan ditujukan kepada warga dengan kondisi tubuh yang sehat, pasien Covid-19, serta warga yang telah dinyatakan sembuh dari virus Covid-19.
”Senam ini akan dilaksanakan rutin setiap hari Sabtu untuk semua warga. Tetapi kali ini yang terlibat adalah mantan pasien. Instruktur senamnya langsung dari perwakilan PDPI,” kata Febria Rachmanita.
Febria menjelaskan untuk warga yang tergabung senam pada Sabtu di Taman PUPR terdiri dari warga Kecamatan Gunung Anyar dan Kecamatan Rungkut. Sementara itu, untuk Taman Harmoni warga mereka berasal dari Kecamatan Sukolilo dan Kecamatan Mulyorejo. Jumlah yang ikut senam sekitar 100 orang, masing-masing di satu tempat 50 orang.
Senam ini akan dilaksanakan rutin setiap hari Sabtu untuk semua warga. Akan tetapi, kali ini yang terlibat adalah mantan pasien. Instruktur senamnya langsung dari perwakilan PDPI (Febria Rachmanita)
Selain itu, bukan hanya warga yang diajarkan senam pernapasan, tetapi pihak PDPI akan melatih penanggung jawab senam dari puskesmas. Tujuannya supaya setiap puskesmas dapat melakukan olahraga secara mandiri guna menjadi instruktur di berbagai wilayahnya masing-masing.
Ke depan senam bisa digelar di beberapa tempat secara serentak, dengan instruktur diatur oleh puskesmas. Pelaksanaan senam tetap menjalankan protokol kesehatan sehingga jumlah peserta dibatasi.
Nantinya senam pernapasan juga diajarkan kepada instruktur senam yang ada di Hotel Asrama Haji Sukolilo. Alasannya, pasien dengan status orang tanpa gejala (OTG) juga wajib mengikuti senam tersebut. ”Pasien di Hotel Asrama Haji juga bisa dilibatkan. Lalu guru senamnya dilatih. Kalau sudah benar dan diizinkan bisa berkembang dan dikerjakan secara mandiri,” lanjut Febria.
Ketua Persatuan Dokter Baru Indonesia (PDPI) Laksmi Wulandari mengatakan senam berdurasi satu jam ini, sebenarnya di desain untuk orang yang memiliki gangguan pernapasan dan paru-paru. Melihat virus Covid-19 yang menyerang pernapasan, maka diperlukan senam tersebut.
”Secara khusus memang itu. Akan tetapi, untuk masyarakat umum yang ikut senam ini tidak apa-apa karena menyehatkan,” kata Laksmi Wulandari.
Tidak hanya itu, ia pun mengapresiasi antusiasme warga yang ikut dalam senam pernapasan. Berulang kali, Laksmi menyebut warga sangat bersemangat dan bergembira. ”Kalau tidak percaya bisa lihat videonya, warga sangat energik,” pungkasnya.
Meningkat
Sementara tren angka kesembuhan pasien Covid-19 di Kota Surabaya terus mengalami peningkatan setiap harinya. Hal itu menjadi bukti bahwa kinerja Pemkot Surabaya sudah membuahkan hasil. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya, total kumulatif angka kesembuhan hingga Rabu (22/7/2020) mencapai 4.494 orang.
Menurut Febria peningkatan angka kesembuhan itu, semakin bertambah lantaran pasien berjuang bersama-sama untuk menaikkan imunitas dan disiplin menerapkan protokol kesehatan. Tak mengherankan jika angka kesembuhan dalam satu hari kemarin, ada 62 kasus yang terdiri dari tamu Hotel Asrama Haji, rawat jalan isolasi mandiri dan rawat inap di rumah sakit.
Selanjutnya, pasien rawat inap yang dinyatakan sembuh setelah melewati tes usap dengan hasil negatif sebanyak 17 orang. Pasien rawat inap ini berasal dari RS Bhakti Dharma Husada (BDH) dua orang, RS Bhayangkara satu orang, RSU Haji satu orang, dan RS Husada Utama satu orang. Kemudian RS Muji Rahayu satu orang, RS Paru dua pasien, RS PHC empat, RS RKZ dua orang, RS Siloam dua orang, dan RS Undaan Wetan satu orang.
Kelurahan zona hijau
Karena angka kesembuhan semakin banyak, beberapa kelurahan di Kota Surabaya yang angka kasusnya rendah sehingga menjadi zona hijau. Bahkan, ada satu kelurahan sejak awal tidak ditemukan kasus Covid-19, yaitu Kelurahan Romokalisari.
Menurut dia, kelurahan tersebut dari awal memang menerapkan disiplin protokol kesehatan cukup ketat. ”Jadi kelurahan yang masuk zona hijau, yaitu Romokalisari,” ungkap Feny.
Beberapa kelurahan yang angka kasus Covid-19 rendah per 20 Juli 2020, sebanyak 9 kelurahan. Di sembilan kelurahan ini, angka kasus Covid-19 di bawah lima orang. Adapun sembilan kelurahan itu adalah Kelurahan Ampel dengan kasus empat orang, kemudian Kelurahan Panjang Jiwo empat orang, Kelurahan Menanggal empat orang, Tambak Sarioso tiga orang.
Kemudian Kelurahan Sumur Welut tiga orang, Kedung Cowek tiga orang, Genting Kalianak dua orang, dan yang angka kasusnya hanya satu orang di Kelurahan Gebang Putih dan Dukuh Menanggal. ”Data terus bergerak dan semoga semakin banyak yang angka kasusnya rendah,” ujarnya.
Di laboratorium tersebut, sampel yang dikirim dari Surabaya dilakukan pemeriksaan sebanyak 1.000-2.000 sampel. Kalau Labkesda sudah siap, maka Surabaya bisa melakukan pemeriksaan 4.000 per hari. (Tri Rismaharini)
Sementara Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, kapasitas pengujian Covid-19 melalui Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) milik Pemerintah Kota Surabaya bakal ditingkatkan hingga 4.000 spesimen per hari. Bahkan, pemeriksaan sampel di laboratorium ini tak hanya digunakan untuk warga Surabaya, melainkan luar kota.
Selain mendapat bantuan polymerase chain reaction (PCR) dari Badan Intelijen Negara (BIN), Pemkot Surabaya juga mendapat dukungan dari perusahaan-perusahaan. Namun, hal ini tentunya harus didukung dengan kapasitas laboratorium pemeriksaan. Karena itu, pihaknya saat ini berupaya untuk mengoptimalkan Labkesda itu.
Sembari mempersiapkan Labkesda Surabaya berjalan, untuk sementara waktu sampel yang ada di Surabaya dikirim ke Laboratorium di Universitas Andalas (Unand), Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar). ”Di laboratorium tersebut, sampel yang dikirim dari Surabaya dilakukan pemeriksaan sebanyak 1.000-2.000 sampel. Kalau Labkesda sudah siap, Surabaya bisa melakukan pemeriksaan 4.000 per hari,” ujar Risma.