Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua terpaksa hentikan penerimaan sampel usap dari 24 daerah. Hal ini dipicu stok terbaru dua alat untuk pemeriksaan sampel usap di laboratorium belum tersedia.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Provinsi Papua penerimaan sampel usap dari puluhan kabupaten dan kota mulai Minggu (26/7/2020). Sebab, pasokan dua alat yang penting untuk pemeriksaan sampel usap belum tersedia.
Hal ini disampaikan Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Provinsi Papua Antonius Oktavian di Jayapura, Sabtu (25/7/2020).
Antonius memaparkan, dua item alat yang belum tersedia untuk pemeriksaan sampel usap di laboratorium Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua ini adalah Microplate PCR Biorad dan Microseal B Film Optically Clear.
Saat ini kemampuan alat kami untuk memeriksa sampel usap hanya bisa untuk lima hari ke depan. Sementara itu masih terdapat 1.100 sampel yang belum diperiksa. (Antonius)
Diketahui, selama ini tenaga Balitbangkes Papua di dalam laboratorium sebanyak 10. Mereka memeriksa 400 sampel dari 600 usap dari 23 kabupaten dan Kota Jayapura selama 12 jam per hari.
”Saat ini kemampuan alat kami untuk memeriksa sampel usap hanya bisa untuk lima hari ke depan. Sementara itu masih terdapat 1.100 sampel yang belum diperiksa,” ungkap Antonius.
Antonius menuturkan, pihaknya mengambil keputusan untuk sementara tidak menerima sampel usap dari puluhan daerah agar tidak terjadi kerusakan sampel karena terlalu lama disimpan.
”Kami telah mengajukan permintaan bantuan dua alat ini ke pusat. Mudah-mudahan permintaan kami segera terealisasi agar pemeriksaan sampel usap terus berjalan lancar,” tambahnya.
Juru bicara Satgas Pengendalian, Pencegahan dan Penanganan Covid-19 Provinsi Papua, Silwanus Sumule mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk penyediaan dua alat tersebut di laboratorium Balitbangkes Papua.
"Kami akan mengupayakan kedua alat ini segera tiba di Jayapura dalam waktu dekat. Peranan Balitbangkes Papua sangat vital untuk mendeteksi warga yang terindikasi terpapar Covid,” tutur Silwanus.
Diketahui hanya dua daerah di Papua yang terdapat laboratorium PCR, yakni Jayapura dan Mimika. Sebanyak 23 kabupaten dan 1 kota mengirim sampel usap ke Jayapura.
Sementara tim gugus tugas penanganan Covid di Nabire, Merauke, Kepulauan Yapen dan Jayawijaya menggunakan alat Tes Cepat Molekuler (TCM) untuk memeriksa sampel usap.
Masih bertambah
Silwanus memaparkan, peningkatan kasus positif Covid di Papua pada Sabtu ini, yakni 57 orang. Kota Jayapura menjadi daerah dengan jumlah kasus positif tertinggi, yakni 43 orang.
Jumlah kumulatif pasien positif Covid di Kota Jayapura yang tertinggi di seluruh Papua, yakni 1.731 orang, meliputi 1.180 dirawat, 528 orang sembuh dan 23 orang meninggal.
Sementara itu jumlah kumulatif kasus pasien positif Covid-19 di Papua telah mencapai 2.817 orang dengan rincian, 1.466 orang masih dirawat, 1.319 orang telah sembuh dan 30 orang meninggal.
”Kami berharap masyarakat Kota Jayapura disiplin melaksanakan protokol kesehatan. Tolong lindungi tenaga kesehatan yang sementara berjuang melawan virus ini. Sudah 240 tenaga kesehatan yang kini terpapar Covid,” harap Silwanus.