Tatanan Kehidupan Era Baru, Bali Upayakan Pemulihan Ekonomi
Langkah Bali memulai tatanan kehidupan era baru secara bertahap sudah terukur dan memperhatikan situasi, khususnya perkembangan pandemi Covid-19. Ekonomi daerah nyaris terhenti akibat pandemi Covid-19.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Gubernur Bali Wayan Koster menegaskan langkah pemerintah daerah di Bali memulai tatanan kehidupan era baru secara bertahap sudah terukur dan memperhatikan situasi, khususnya perkembangan penanganan pandemi Covid-19. Pemerintah berupaya menggerakkan perekonomian daerah dan masyarakat yang nyaris terhenti akibat pandemi Covid-19.
”Dampak Covid-19, ekonomi Bali pada triwulan I-2020 mengalami pertumbuhan negatif, yakni -1,14 persen. Triwulan II nanti dampaknya diperkirakan jauh lebih tinggi karena ekonomi menjadi macet, tidak ada aktivitas,” kata Koster ketika memberikan sambutannya dalam acara pelantikan pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan Ikatan Keluarga Wartawan Indonesia (IKWI) Provinsi Bali periode 2019-2024 di Gedung Wiswa Sabha, Kantor Gubernur Bali, Denpasar, Jumat (24/7/2020).
Dampak Covid-19, ekonomi Bali pada triwulan I-2020 mengalami pertumbuhan negatif, yakni -1,14 persen. Triwulan II nanti dampaknya diperkirakan jauh lebih tinggi karena ekonomi menjadi macet, tidak ada aktivitas.
Bali memulai tahapan pelaksanaan tatanan kehidupan era baru di masa pandemi Covid-19 dengan membuka secara selektif aktivitas masyarakat lokal di Bali mulai Kamis (9/7/2020). Pembukaan aktivitas lebih luas, termasuk membuka pariwisata untuk wisatawan dalam negeri, direncanakan pada tahap kedua Jumat (31/7/2020). Adapun tahap ketiga, yang dijadwalkan mulai 11 September 2020, akan membuka aktivitas lebih luas, termasuk membuka pariwisata untuk wisatawan mancanegara.
Koster menyebutkan, pandemi Covid-19 secara global berdampak terhadap pariwisata yang menjadi motor penggerak ekonomi Bali. Industri pariwisata Bali berkali-kali menghadapi tantangan dan tekanan, di antaranya peledakan bom di Bali, penyakit SARS, dan erupsi Gunung Agung, tetapi dampaknya dinilai tidak terlalu lama dan industri pariwisata di Bali segera pulih. ”Sekarang pandemi Covid-19 lama dan cukup kuat dampaknya,” ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Umum PWI Atal Depari menyatakan, pandemi Covid-19 berdampak luas dan kehidupan industri media massa juga terimbas dampak pandemi Covid-19 itu. ”Saya harus berterus terang, perekonomian stagnan juga memengaruhi bisnis media. Ini keadaan media massa selama pandemi Covid-19 yang dihadapi,” kata Depari.
Gencarkan penelusuran
Lebih lanjut Koster mengungkapkan, Bali belakangan ini menunjukkan penambahan kasus positif Covid-19 yang dinamis. Jumlah keseluruhan kasus positif Covid-19 di Bali hingga Kamis (23/7/2020) sudah lebih dari 2.900 kasus dan jumlah kasus meninggal terkait Covid-19 sudah sebanyak 48 kasus. ”Tingkat kesembuhan di Bali juga tinggi, per (Kamis) kemarin sekitar 75 persen yang sembuh,” ujarnya.
Adapun laporan harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Bali pada Jumat (24/7/2020) menyebutkan jumlah kumulatif kasus Covid-19 di Bali sebanyak 3.058 kasus. Terdapat penambahan 62 kasus positif baru sejak Kamis.
Jumlah pasien sembuh bertambah 70 orang sehingga jumlah kumulatif pasien sembuh sebanyak 2.322 orang atau sebesar 75,93 persen. Tidak ada tambahan kasus meninggal pada Jumat sehingga jumlah kumulatif kasus meninggal terkait penyakit Covid-19 di Bali masih 48 kasus.
Koster menyatakan, penambahan kasus Covid-19 di Bali tidak lepas dari upaya pemerintah yang menggencarkan penelusuran kontak dan pemeriksaan terhadap orang tanpa gejala. ”Kami di Bali aktif mengejar, tracing kontak, dan testing sehingga kasusnya banyak karena kebanyakan orang tanpa gejala,” kata Koster.
Dia juga menyampaikan upaya pemerintah menangani penderita Covid-19 yang dikarantina dengan memberikan perawatan ramuan lokal, yakni menggunakan ramuan berbahan arak Bali. Koster menyatakan, metode perawatan dengan ramuan lokal itu menunjukkan hasil yang baik. ”Ini treatment, bukan pengobatan,” ujarnya.
Di tempat terpisah, Panglima Komando Daerah Militer (Kodam) IX/Udayana Mayor Jenderal Kurnia Dewantara mengimbau pengelola pasar dan pedagang serta pembeli di Pasar Sanglah, Kota Denpasar, agar mematuhi dan disiplin menerapkan protokol kesehatan demi mencegah penularan dan penyebaran Covid-19. Kurnia menyatakan, disiplin menerapkan protokol kesehatan menjadi kunci pengendalian pandemi Covid-19.
”Kehidupan ekonomi harus berjalan lagi,” kata Kurnia ketika meninjau Pasar Sanglah, Denpasar, Jumat. ”Sesuai instruksi presiden, pemulihan ekonomi harus diupayakan di samping terus berupaya mempercepat penanganan pandemi Covid-19,” ujarnya.