Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia Tatri Lestari, Kamis (23/7/2020), menjelaskan, ada tambahan 416 kasus positif Covid-19.
Oleh
Helena F Nababan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia Tatri Lestari, Kamis (23/7/2020), menjelaskan, ada tambahan 416 kasus positif Covid-19. Ini merupakan hasil dari tes bermetode polimerase atau PCR.
Tes PCR dilakukan pada 22 Juli terhadap 6.270 orang. Dari tes itu, 5.631 tes di antaranya dilakukan untuk menegakkan diagnosis pada kasus baru. Dari 5.631 tes, hasilnya 416 positif dan 5.215 negatif.
Jumlah kumulatif kasus konfirmasi di DKI Jakarta hingga Kamis (23/7) mencapai 17.951 kasus. Dari jumlah itu, 11.302 orang sembuh, dan 767 orang meninggal.
Kasus positif terbaru Covid-19 di DKI, di antaranya, berasal dari 29 warga RT 001 dan RT 002 Kelurahan Wijaya Kusuma, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat. Kasus 29 warga itu ditemukan dari hasil tes usap terhadap 94 warga, yang dilakukan setelah satu warga dinyatakan positif.
Lurah Wijaya Kusuma Novi Indira Sari, Kamis, menjelaskan, dari 29 warga positif itu tidak semuanya terpapar virus korona baru karena mengikuti sebuah acara tahlilan. Sebagian dari mereka terpapar dari luar wilayah.
Kasus di Wijaya Kusuma ini menarik perhatian publik karena diduga warga terpapar akibat alpa soal disiplin protokol kesehatan. Di antaranya, ikut berkumpul dengan jumlah lebih dari lima orang dalam satu acara. Penularan pun terjadi.
Secara umum, penambahan kasus positif harian hingga 416 orang turut mencerminkan masih kurangnya kesadaran warga DKI menerapkan protokol kesehatan.
Novi menjelaskan, penambahan kasus baru itu diawali dengan temuan satu warga dari RT 002 RW 005 Kelurahan Wijaya Kusuma. Ia mendatangi IGD 24 jam di Puskesmas Grogol Petamburan, beberapa waktu lalu. Warga tersebut sesak napas dan sempat muntah darah.
Setelah warga itu menjalani tes usap, hasilnya positif Covid-19. Pihak puskesmas lalu melakukan langkah penelusuran kepada orang-orang yang kontak dengan satu warga tadi. Setiap warga yang terindikasi terpapar Covid 19, jelas Novi, memang ditanyai tim medis untuk pelacakan.
Warga tersebut sesak napas dan sempat muntah darah.
Ditanyakan, dalam waktu terdekat ia kontak dengan siapa saja dan dia pergi ke mana saja. Akhirnya yang bersangkutan menjelaskan. Dalam beberapa hari ke belakang, ia ada kontak dengan orang-orang yang datang pada acara tahlilan ayahnya yang meninggal, tetapi bukan karena Covid-19.
Akhirnya, karena pihak puskesmas kesulitan mencari siapa saja yang hadir saat acara itu, tim medis puskesmas mengadakan tes usap massal khusus untuk warga RT 001 dan 002.
Tes usap dilakukan pada 17 Juli dan hasilnya keluar pada Senin, 20 Juli. Sebagian mereka dirujuk ke RSUD Cengkareng, RS Pelni, dan Wisma Atlet, sementara delapan warga menjalani isolasi mandiri di rumah mereka.
Nurmari, Kepala Puskesmas Grogol Petamburan, menjelaskan, untuk penelusuran pasien positif itu, tim medis mengawalinya dengan menelepon 29 orang. Tim medis menanyakan dalam dua pekan terakhir dengan siapa saja berinteraksi lalu meminta kontak orang-orang itu.
Setiap yang berkontak dengan pasien positif dites usap. Kendala yang dihadapi, orang tersebut takut dan khawatir. ”Kita mesti menjelaskan semua itu untuk kepentingan yang bersangkutan dan lebih luas,” kata Nurmari.
Novi menambahkan, selama ini perangkat kelurahan dan warga sudah berupaya menerapkan protokol kesehatan. Untuk lingkungan tempat tinggal, mulai Rabu (22/7) dilakukan penyemprotan disinfektan dan selanjutnya akan diulang beberapa kali.
Pihak puskesmas membuat aplikasi untuk memantau, memonitor, dan memberikan informasi perkembangan terbaru kepada pasien isolasi mandiri. Pasien positif dipisahkan dari anggota keluarga, tetap memakai masker, dan membilas cucian pakaian sendiri. Demikian pula setelah menggunakan kamar mandi, mereka harus membersihkan kamar mandi dengan disinfektan.