Jumlah kasus positif Covid-19 di Kota Malang, Jawa Timur, Jumat (24/7/2020), meledak. Dalam sehari penambahan kasus baru mencapai 48 orang. Ini adalah angka tertinggi selama masa pandemi.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Jumlah kasus positif Covid-19 di Kota Malang, Jawa Timur, Jumat (24/7/2020), mencapai angka tertinggi selama masa pandemi. Dalam sehari, penambahan kasus baru mencapai 48 orang.
Data Satgas Penanganan Covid-19 di Kota Malang, per Jumat (24/7/2020), mencatat jumlah kasus tertinggi dalam sehari. Jika sebelumnya penambahan kasus paling banyak 19 kasus sehari, Jumat ini jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 mencapai 48 kasus.
Dari 48 kasus baru tersebut, sebanyak 47 orang merupakan pasien dalam pengawasan (PDP) di rumah sakit. Adapun satu pasien dirawat di rumah secara mandiri. Mereka rata-rata menjalani uji usap atau swab antara tanggal 10 Juli dan 21 Juli 2020.
Dengan tambahan tersebut, saat ini total pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit di Kota Malang berjumlah 313 orang. Adapun jumlah PDP dirawat sebanyak 275 orang. Selain itu, pasien Covid-19 meninggal mencapai 40 orang.
”Seperti dugaan sebelumnya, potensi tambahan kasus terbesar saat ini berasal dari PDP. Untuk mereka ini, mari percayakan penanganannya kepada rumah sakit yang memiliki SOP perawatan medis khusus,” kata Kepala Bagian Humas Pemerintah Kota Malang Nur Widiyanto.
Menurut Widiyanto, meski rumah sakit menjadi ujung tombak penyembuhan Covid-19, bukan berarti Pemkot Malang tidak berbuat apa-apa. ”Pemkot Malang akan mengoptimalkan penanganan herbal pada pasien positif yang dirawat di luar rumah sakit. Selain itu, membendung upaya penambahan kasus baru melalui penguatan sosialisasi penggunaan masker lewat peran ibu,” katanya.
Peran ibu
Peran perempuan untuk mencegah penambahan pasien Covid-19 sejak beberapa waktu lalu sudah digaungkan Pemkot Malang bersama Kementerian Kesehatan. Gerakan masif memutus mata rantai Covid-19 tersebut mendorong peran aktif perempuan, terutama kaum ibu. Pemahaman akan pentingnya peran ibu tersebut akan terus disosialisasikan melalui pemberdayaan kesejahteraan keluarga (PKK).
”Kementerian Kesehatan mencermati hambatan terbesar upaya memutus mata rantai Covid-19 adalah rendahnya kedisiplinan dan kepatuhan. Padahal, penggunaan masker adalah salah satu cara perlindungan pertama dari paparan Covid-19,” ujar Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang SDM Kesehatan Mariya saat beraudiensi dengan Wali Kota Malang Sutiaji, beberapa waktu lalu.
Untuk itu, Mariya mendorong gerakan masif yang melibatkan kaum perempuan untuk meningkatkan kedisiplinan menggunakan masker dan protokol kesehatan lainnya.
Menurut Mariya, gencarnya gerakan mematuhi protokol kesehatan, seperti mengenakan masker, akan menjadi salah satu cara efektif menekan kasus. Ia menuturkan, seorang ibu harus selalu mengingatkan keluarganya untuk menggunakan masker, dengan cara menyiapkan masker bagi suami dan anak-anak sebelum mereka beraktivitas.
Sutiaji mengatakan, PKK Kota Malang selama ini sangat aktif mendukung gerakan Pemkot Malang dalam berbagai bidang. ”PKK Kota Malang senantiasa di garis depan untuk mendukung program-program pemkot. Pendataan kesehatan bayi hingga lansia rawan Covid-19, misalnya, juga selalu melibatkan PKK. PKK pula yang memelopori urban farming,” tutur Sutiaji.