Pengelola Sekolah Berasrama Minta Bantuan Pemerintah hingga Alumni
Tes cepat untuk siswa dinilai sangat penting dipersiapkan di sekolah berasrama. Terkait hal ini, sejumlah sekolah berupaya mempersiapkan dengan meminta bantuan alumni sekolah maupun pemerintah.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Sejumlah sekolah berasrama di Kota dan Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, mulai mempersiapkan kebutuhan tes cepat Covid-19 bagi para siswa. Tes cepat ini mutlak diperlukan dan akan dilakukan saat para murid kembali datang ke sekolah untuk memulai pembelajaran tatap muka.
Elisabeth Emiliani dari Humas SMA Pangudi Luhur Van Lith di Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, mengatakan, sekalipun belum bisa dipastikan waktu kegiatan belajar tatap muka dimulai, saat ini pihaknya sudah menyiapkan kebutuhan untuk tes cepat Covid-19.
”Kami sudah menghubungi sejumlah alumnus sekolah yang berprofesi sebagai dokter dan tenaga medis lain. Harapannya, pelaksanaan tes cepat bisa dibantu oleh mereka,” ujar Elisabeth, Kamis (23/7/2020).
Dari perbincangan dengan sejumlah alumnus tersebut, Elisabeth menyebutkan, biaya untuk tes cepat berkisar Rp 200.000-Rp 300.000 per orang. Jumlah siswa SMA Van Lith saat ini terdata 586 orang. Para siswa ini berasal dari sejumlah daerah di seluruh Nusantara.
Saat kembali ke sekolah, para murid nantinya memang sudah diminta membawa surat keterangan sehat dari daerah masing-masing. Namun, demi mencegah risiko penularan, tes cepat tetap diperlukan karena penularan Covid-19 berpotensi terjadi di mana saja, termasuk selama perjalanan ke Muntilan.
Tidak hanya tes cepat, SMA Van Lith juga berupaya agar kondisi kesehatan para siswa selalu terjaga dan terkontrol dengan baik. ”Saat ini kami sedang berkoordinasi dengan puskesmas, berupaya agar nantinya ada pemeriksaan kesehatan para siswa secara rutin di asrama,” ujar Elisabeth.
Kami sedang berkoordinasi dengan puskesmas, berupaya agar nantinya ada pemeriksaan kesehatan para siswa secara rutin di asrama. (Elisabeth)
Demi mendukung pelaksanaan protokol kesehatan di lingkungan sekolah, menurut Elisabeth, SMA Van Lith saat ini juga membangun lebih dari 30 tempat cuci tangan yang tersebar di halaman sekolah serta asrama.
SMA Van Lith juga bersiap mencukupi beragam kebutuhan siswa, seperti masker, pelindung wajah, dan hand sanitizer. Segenap fasilitas pendukung tersebut mulai disediakan dan akan terus ditambah. Anggaran pengadaan untuk kebutuhan tersebut diambilkan dari dana biaya operasional sekolah (BOS).
Su’ad Minanto, Kepala SMA Kristen Indonesia di Kota Magelang, mengatakan, saat ini pihaknya sudah menyiapkan sejumlah upaya untuk melakukan tes cepat. Selain sudah menghubungi Balai Kesehatan Masyarakat (Balkesmas) Magelang, sekolah juga sudah minta bantuan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah agar bisa difasilitasi mendapatkan keringanan biaya tes cepat di Balkesmas.
Selain itu, Su’ad menambahkan, pihaknya juga sudah menghubungi salah satu klinik di Kota Magelang dan meminta ada potongan harga untuk tes cepat.
Sekolah juga sudah minta bantuan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah agar bisa difasilitasi mendapatkan keringanan biaya tes cepat di Balkesmas.
”Kami sudah melakukan tawar-menawar. Dari harga semula Rp 400.000 per orang, akhirnya kami mendapatkan potongan harga menjadi Rp 350.000 per orang,” ujarnya.
Masalah pembiayaan untuk tes cepat saat ini juga tengah dibahas pihak sekolah. Su’ad mengatakan, pihaknya belum mendapatkan informasi kapan kegiatan belajar dengan tatap muka kembali dimulai. Namun, dia memprediksi aktivitas tersebut baru bisa dilaksanakan tahun depan.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Retno Indriastuti mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan terkait penyediaan bantuan tes cepat di sekolah-sekolah. ”Kami perlu berkoordinasi dan menghitung kebutuhan serta jumlah siswa yang nantinya perlu menjalani tes cepat,” ujarnya.
Jika memang nantinya sekolah benar-benar membutuhkan dukungan alat tes cepat, menurut Retno, pihaknya akan mengusulkan pemberian bantuan sesuai kebutuhan.