Pengasuh Positif Covid-19, Akses ke Pesantren Bireuen Dibatasi
Akses ke pesantren Ma‘hadal Ulum Diniyah Islamiyah Mesjid Raja, Kecamatan Samalanga, Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh dibatasi setelah HB (71) seorang pengasuh pesantren itu positif Covid-19.
Oleh
ZULKARNAINI
·3 menit baca
BANDA ACEH, KOMPAS — Akses ke Pesantren Ma‘hadal Ulum Diniyah Islamiyah Mesjid Raja, Kecamatan Samalanga, Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh, dibatasi setelah HB (71), seorang pengasuh pesantren itu positif Covid-19. Santri, keluarga, dan warga yang pernah bersentuhan erat dengan HB akan dilakukan uji Covid-19.
Kepala Dinas Kesehatan Bireuen Irwan dihubungi Kamis (23/7/2020) mengatakan, dalam dua pekan terakhir tidak ada santri yang bersentuhan dengan HB, sebab yang bersangkutan dalam keadaan kurang sehat dan dirawat di rumah sakit. Namun, terhadap keluarga dan warga yang pernah bersentuhan dengan HB sebagian telah dites cepat.
”Sudah 10 orang yang kami rapid test, hasilnya nonreaktif. Namun, kami akan melakukan pemeriksaan terhadap semua yang pernah bersentuhan dengan beliau,” kata Irwan.
Untuk sementara waktu, sampai 14 hari, akses keluar-masuk ke pesantren itu akan dibatasi. Tim gugus tugas di kabupaten itu juga akan mengawasi kesehatan para santri.
Tim gugus tugas di kabupaten itu juga akan mengawasi kesehatan para santri.
HB merupakan seorang ulama karismatik Aceh. HB mengasuh pondok pesantren Mudi Mesra sejak 1989. Di pesantren itu terdapat santri sekitar 2.500 orang. Belakangan kondisi kesehatan HB menurun dan beberapa kali berobat ke Malaysia. Saat HB dirawat di rumah sakit swasta di Bireuen, beberapa pejabat daerah menjenguknya.
Pemberitahuan HB terpapar Covid-19 sempat menimbulkan tanda tanya dari kalangan santri. Sebab, hasil pemeriksaan Covid-19 diketahui hanya 1 jam setelah HB tiba ke Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh, rumah sakit rujukan utama.
Direktur RSUDZA Azharuddin menjelaskan tes teknik cepat mulekuler (TCM) memberikan hasil lebih cepat daripada tes swab/usap lendir tenggorokan dan hidung, polymerase chain reaction (PCR). Azharuddin mengatakan TCM hanya dilakukan pada pasien yang kondisi kesehatan memburuk. Sementara untuk pasien Covid-19 tanpa gejala digunakan PCR.
”TCM biayanya lebih mahal, tetapi hasilnya 100 persen akurat,” kata Azharuddin. Saat ini HB dirawat di ruang khusus pasien Covid-19. Namun, tim gugus tugas belum mengetahui dari mana HB terpapar virus korona baru.
Kasus Covid-19 di provinsi paling barat Indonesia itu terus bertambah. Pada Kamis 23 Juli 2020 tujuh kasus baru ditemukan, yakni 4 orang di Kabupaten Aceh Tamiang dan 3 orang dari Aceh Barat Daya. Satu pasien Covid-19 di Aceh Barat Daya meninggal.
Kepala Dinas Kesehatan Aceh Hanif mengatakan pihaknya belum mendapatkan profil lengkap pasien di Aceh Tamiang dan Aceh Barat Daya. Namun, setelah ada penambahan pasien Covid-19, tim gugus tugas di kabupaten akan melakukan penelusuran pada orang yang pernah kontak erat untuk menghentikan penyebaran virus lebih luas.
Hingga Kamis, jumlah pasien Covid-19 di Aceh sebanyak 158 orang. Lonjakan kasus Covid-19 di Aceh pada Juli naik cukup signifikan. Pada pertengahan Juni jumlah kasus 37 orang. Kasus baru merupakan penyebaran dari transmisi lokal.