Peresmian Tertunda, Pembukaan Jalan Tol Manado-Bitung Mundur
Penundaan peresmian Jalan Tol Manado-Bitung oleh Presiden Joko Widodo menunda pula pengoperasian jalan tol pertama di Sulawesi Utara itu. Untuk sementara, jalan tol itu bisa digunakan secara gratis.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·4 menit baca
MANADO, KOMPAS — Penundaan peresmian Jalan Tol Manado-Bitung oleh Presiden Joko Widodo ikut memundurkan rencana operasional jalan tol pertama di Sulawesi Utara itu. Pada tahap pertama, jalan tol tersebut akan dibuka sebagian dan digratiskan bagi warga.
Berdasarkan keterangan Kementerian Sekretariat Negara, Presiden Jokowi dijadwalkan bertandang ke Manado, Rabu (22/7/2020), untuk meresmikan jalan tol sepanjang 39,9 kilometer (km) itu. Akan tetapi, Presiden batal datang sehingga peresmian pun ditunda. Pembukaan jalan tol untuk umum pun ikut mundur.
Kepada Kompas TV, Direktur Utama PT Jasamarga Manado-Bitung (JMB) George Manurung mengatakan, jalan tol yang membentang mulai dari Manado, Minahasa Utara, hingga Bitung itu baru akan dibuka sebagian, yaitu sepanjang 20 km. Jalan tol akan beroperasi jika sertifikat laik fungsi Direktorat Jenderal Binamarga dan Ketetapan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah terbit setelah peresmian.
”Yang dioperasikan sekitar 20 km saja, yaitu dari gerbang di Jalan Lingkar Luar Manado hingga gerbang tol di Simpang Susun Kauditan di Kilometer 20. Ada juga gerbang tol di Simpang Susun Arimadidi, kilometer 11,” kata George.
Untuk sementara, masyarakat bisa menggunakan jalan tol tersebut secara gratis. Namun, setiap pengendara harus tetap memiliki kartu uang elektronik (e-money) untuk ditempelkan ke mesin pembayaran di gerbang tol. PT JMB akan bekerja sama dengan bank penyedia kartu e-money dengan berjualan di pintu tol.
Jalan tol sepanjang 20 km yang akan dibuka itu baru mencakup seksi 1 dan seksi 2A yang menghubungkan Manado dengan Minahasa Utara. Jika pembangunan ruas KM 20 hingga KM 39,9 antara Minahasa Utara dan Bitung sudah selesai dan dapat digunakan, waktu tempuh perjalanan Manado-Bitung yang normalnya lebih dari 90 menit bisa dipangkas menjadi 30 menit.
George menambahkan, konstruksi sisa ruas jalan tol sepanjang 19 km masih belum selesai dibangun. Pembebasan lahan juga masih terus berlangsung.
Pembebasan lahan akan dikebut agar bisa selesai dalam satu atau dua bulan ke depan.
Sementara itu, Sekretaris Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Triono Junoasmono saat dihubungi dari Manado mengatakan, peresmian tetap akan berlangsung dalam waktu dekat, selambatnya Agustus 2020. ”Kalau Pak Presiden siap meresmikan sebelum 17 Agustus, kami akan tetap siap. Ini masalah jadwal saja. Kalau teknis, kami sudah siap,” ujarnya.
Triono mengatakan, pembebasan lahan akan dikebut agar bisa selesai dalam satu atau dua bulan ke depan. ”Pembebasan lahan kurang sedikit lagi, hanya sekitar 4 persen dari total luas lahan. Saya tidak pegang data, tetapi memang hanya tinggal sedikit dan tersebar di beberapa titik,” tuturnya.
Sementara itu, konstruksi seksi 2A dan 2B ditargetkan selesai awal 2021. Salah satu fitur jalan tol adalah Simpang Susun Danowudu di kilometer 25+500 yang menghubungkan seksi 2A dan 2B akan selesai Agustus 2020.
Adapun area istirahat (rest area) juga belum dibangun karena masih dalam tahap perancangan desain. Menurut Triono, pembangunannya bisa berjalan ketika jalan tol telah dioperasikan.
Pembangunan terhambat akibat sulitnya mendatangkan pekerja konstruksi dari luar Sulut sebagai dampak pembatasan penerbangan.
Terhambat pandemi
Jalan Tol Manado-Bitung dibangun dengan dana kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) sebesar Rp 6,19 triliun. Seksi 1 dari kilometer 0 sampai 14+200 dibangun oleh Kementerian PUPR. Adapun seksi 2A (Kilometer 14+200 hingga 25+500) dan 2B (Kilometer 25+500 hingga 39+823) dibangun oleh PT JMB.
Sebelumnya, jalan tol ini ditargetkan selesai dan dapat dioperasikan pada April 2020. Namun, target ini tak dapat ditepati, salah satunya akibat pandemi Covid-19. Triono mengatakan, pembangunan terhambat akibat sulitnya mendatangkan pekerja konstruksi dari luar Sulut sebagai dampak pembatasan penerbangan.
Meski demikian, hal ini tidak sampai menyebabkan biaya pembangunan membengkak. ”Kami tetap on track dengan anggaran KPBU yang sudah disediakan,” ucapnya.
Jalan Tol Manado-Bitung masuk dalam daftar proyek strategis nasional untuk mendukung proyek nasional lainnya. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung dan KEK Pariwisata Likupang nantinya akan bergantung pada jalan tol itu sebagai urat nadi logistik dan transportasi orang.
Sekretaris Administrator KEK Bitung Julius Talimbekas mengatakan, Tol Manado-Bitung akan menjadi infrastruktur pendukung vital bagi ratusan perusahaan yang nantinya masuk KEK itu. Oleh karena itu, salah satu gerbang tol dibuka tepat di seberang gerbang utama KEK Bitung di Kelurahan Sagerat, Kecamatan Matuari, Bitung, sekalipun belum saling terhubung.
Saat ini, KEK Bitung baru memiliki luas 534 hektar. ”Menurut rencana, akan kami perluas terus hingga 2.500 hektar sampai ke Minahasa Utara pada 2025. Jumlah tenaga kerja yang bisa ditampung mencapai 97.300 orang. Makanya, infrastruktur pendukung seperti jalan tol sangat penting untuk kami,” papar Julius.