Bandara Wamena Bakal Ditutup Kembali akibat Pandemi
Kasus positif Covid-19 di Kabupaten Jayawijaya, Papua, meningkat drastis. Dalam tiga hari terakhir, 16 warga Jayawijaya positif Covid-19.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Bandar Udara Wamena bakal ditutup kembali akibat pandemi Covid-19. Alasannya, masih terjadi kasus penularan yang dipicu aktivitas di bandar udara.
Terjadi penambahan tujuh kasus positif Covid-19 di Kabupaten Jayawijaya, Papua, hingga Rabu (22/7/2020). Dalam tiga hari terakhir ada 16 warga positif Covid-19 di salah satu daerah pegunungan Papua ini.
Bupati Jayawijaya Jhon Richard Banua mengataka, akan menutup Bandar Udara Wamena mulai 27 Juli 2020. Penutupan bandara akan dilakukan selama 14 hari karena tingginya kasus positif Covid-19 di Jayawijaya selama tiga hari terakhir. Sebelumnya, bandara ini juga ditutup selama 14 hari pada Maret 2020.
”Penutupan bandara untuk penumpang dari Jayapura, Timika, Biak, dan Merauke. Sebab, terjadi peningkatan kasus pasien positif sejak bandara dibuka bulan lalu,” ujar Jhon.
Juru bicara Satuan Tugas Pengendalian, Pencegahan, dan Penanganan Covid-19 Papua, Silwanus Sumule, di Jayapura, mengatakan, peningkatan kasus di Jayawijaya dipicu transmisi lokal dan kasus impor dari daerah zona merah Covid-19 yang lain.
”Dari pendataan kami, 11 orang positif Covid-19 itu adalah penumpang pesawat dari Jayapura ke Wamena, ibu kota Jayawijaya,” kata Silwanus.
Oleh karena itu, ia meminta tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Jayawijaya memperketat pergerakan orang ke kabupaten ini melalui jalur darat dan udara. ”Kami akan mendampingi mereka saat memastikan orang yang masuk ke Jayawijaya dalam kondisi sehat,” ujarnya.
Selain Jayawijaya, penambahan kasus juga masih terjadi di Papua. Pada Rabu ada 46 orang positif Covid-19. Hanya tujuh orang yang dinyatakan sembuh. Jumlah kumulatif kasus pasien positif Covid-19 di Papua mencapai 2.652 orang. Sebanyak 1.365 orang masih dirawat, 1.257 orang sembuh, dan 30 orang meninggal.
”Tingginya kasus Covid-19 menunjukkan penyebaran masif di tengah masyarakat. Mereka harus meningkatkan disiplin dalam melaksanakan protokol kesehatan, seperti menggunakan masker dan menjaga jarak di tengah kerumunan warga,” katanya.
Sebelumnya, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Papua Donald Aronggear, di Jayapura, mengatakan, upaya pencegahan penyebaran Covid-19 di daerah pegunungan harus dilakukan maksimal. Alasannya, jumlah tenaga kesehatan di kawasan tersebut tidak memadai.
Saat ini hanya ada 122 dokter anggota IDI di daerah pegunungan tengah Papua. Mereka tersebar di Jayawijaya, Puncak, Puncak Jaya, Lanny Jaya, Tolikara, Mamberamo Tengah, dan Yalimo.
”Diperlukan perlindungan yang optimal bagi tenaga kesehatan di wilayah pegunungan. Sebab, kehadiran mereka sangat penting dalam pelayanan kesehatan bagi masyarakat,” katanya.