Polisi Tangkap Penganiaya Petugas Penguburan Covid-19 di Palangkaraya
Keluarga pasien ”suspect” Covid-19 di Kalteng diduga menganiaya petugas penguburan dari Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Palangkaraya. Mereka pun ditangkap dan diperiksa polisi.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·2 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Polisi menahan empat penganiaya petugas tim gugus tugas Covid-19 Palangkaraya yang sedang menguburkan salah satu pasien suspect Covid-19. Penguburan dengan protokol kesehatan ketat tetap dilakukan meski dalam pengawasan aparat keamanan.
Kepala Polresta Palangkaraya Komisaris Besar Dwi Tunggal Jaladri menjelaskan, peristiwa itu terjadi pada Selasa (21/7/2020) di tempat pemakaman umum Jalan Tjilik Riwut Kilometer 12, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Pihak keluarga dari pasien HS (59) tidak terima saat anggota keluarganya dikubur dengan prosedur Covid-19. Mereka memukul dan melempar batu nisan pada petugas.
”Empat orang diduga menganiaya sedang kami periksa. Jenazah suspect juga sudah dimakamkan sesuai protokol Covid-19,” kata Jaladri.
Jaladri menjelaskan, pasien itu dirawat di Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Palangkaraya selama semalam. Belum keluar hasil pemeriksaan uji usap, HS meninggal karena komplikasi gangguan lambung dan jantung.
Saat hendak dimakamkan, keluarga besar HS menolak menggunakan prosedur Covid-19. Belasan orang mendorong, memukul, hingga melempar batu nisan ke arah petugas yang saat itu lengkap mengenakan alat pelindung diri. Akibatnya, seorang petugas terjatuh dan pingsan. ”Saat ini petugas itu sedang visum di rumah sakit,” ujar Jaladri.
Jaladri menjelaskan, pihaknya langsung datang ke lokasi dan melanjutkan penguburan. Hanya saja, lokasi penguburan dipindahkan sekitar 100 meter dari lubang kubur sebelumnya. ”Ini ada kesalahan komunikasi saja, keluarga hanya meminta lokasi penguburannya sesuai keinginan mereka dan titip pesan kepada kami jangan lupa diucapkan ayat-ayat Al Quran. Itu juga kami lakukan,” kata Jaladri.
HT, salah seorang adik HS, menjelaskan, keluarganya tidak menolak jika HS dimakamkan dengan protokol Covid-19. Namun, hingga kini, pihaknya belum menerima hasil pemeriksaan. ”Saat masuk rumah sakit, kakak saya kondisinya lemas, kaki bengkak, perutnya sakit, jantungnya lemah, tetapi malah disuruh uji usap dulu. Itu pun kami ikuti, tetapi hasilnya mana?” kata HT.
HT menjelaskan, tanpa keterangan positif dari pihak rumah sakit, keinginan keluarga hanyalah penguburan normal. ”Saya bertanya-tanya terus ini, sebenarnya positif atau negatif,” kata HT.