Pasokan Seret, Aktivitas Pelelangan Ikan di Tegal Lesu
Sebagian besar nelayan masih berada di laut dan belum ada satu pun kapal nelayan melelang hasil tangkapannya. Kapal-kapal ikan diperkirakan baru berlabuh pertengahan Agustus 2020.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
TEGAL, KOMPAS — Setidaknya dua pekan terakhir, Tempat Pelelangan Ikan Pelabuhan Kota Tegal, Jawa Tengah, sama sekali tidak melelang ikan. Lesunya aktivitas pelelangan ikan karena sebagian besar nelayan masih di laut.
Pada kondisi normal, Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pelabuhan Kota Tegal melelang sedikitnya 60 ton ikan sehari. Namun, 16 hari belakangan, aktivitas pelelangan tidak terjadi karena belum ada suplai ikan dari nelayan. Potensi nilai transaksi lelang ikan yang hilang diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.
”Dalam sehari paling tidak ada 3-4 kapal yang membongkar hasil tangkapan dan melelangnya di TPI Pelabuhan. Selama 16 hari terakhir, tidak ada satu pun kapal yang membongkar ikannya di sini,” kata Kepala TPI Pelabuhan Kota Tegal Herry Pramardikdo, Selasa (21/7/2020), di Kota Tegal.
Menurut Herry, ketiadaan aktivitas pelelangan juga terjadi pada pertengahan Mei hingga pertengahan Juni dan akhir Desember hingga awal Januari lalu. Dua minggu sebelum dan sesudah Lebaran, sebagian besar nelayan memilih libur melaut. Sementara pada masa pergantian tahun, nelayan libur selama dua minggu, satu minggu pada akhir Desember dan satu minggu pada awal Januari.
Herry menambahkan, selama ini kapal-kapal yang melelang hasil tangkapannya di TPI Pelabuhan Kota Tegal merupakan kapal dari sekitar Kota Tegal, seperti Kabupaten Tegal dan Brebes. Kapal-kapal tersebut biasanya melaut 2-3 bulan di perairan Laut Jawa.
Lesunya aktivitas pelelangan ikan juga dikeluhkan sejumlah pedagang di TPI Pelabuhan Perikanan Pantai Tegalsari, Kota Tegal. Wati (62), penjual ikan, mengatakan, lesunya aktivitas pelelangan di TPI Pelabuhan Perikanan Pantai Tegalsari terjadi sejak sebulan terakhir.
Wati yang biasanya menjual ikan segar beralih menjual ikan beku. Ikan beku tersebut didapatkan dari pengepul ikan dari sejumlah daerah di sekitar Kota Tegal, seperti Brebes dan Pemalang.
”Sudah sebulan ini jualannya ikan dari freezer. Suplai ikan segar sedang seret karena belum ada kapal yang datang,” ujarnya.
Menurut Wati, ikan beku tidak terlalu diminati pembeli. Sebulan terakhir, ia hanya menjual paling banyak 1 ton ikan per hari. Biasanya, Wati bisa menjual hingga 5 ton ikan dalam sehari.
Secara terpisah, Ketua Paguyuban Nelayan Tegal Susanto Agus Priyono menyebutkan, 90 persen nelayan Tegal masih berada di laut. Para nelayan yang mayoritas mulai melaut pada pertengahan Juni tersebut diperkirakan baru akan kembali pada pertengahan Agustus.
Industri pengolahan
Berkurangnya suplai ikan juga berdampak pada industri pengolahan ikan. Nurtantio Sony Putro (47), pengusaha pengolahan ikan di Kota Tegal dan Kota Pekalongan, mengeluhkan pabriknya kekurangan bahan baku.
Untuk proses produksi, pabrik milik Sony memerlukan sedikitnya 70 ton ikan dalam sehari. Namun, sudah sebulan belakangan Sony hanya mendapat sekitar 40 ton ikan dalam sehari.
”Biasanya kami hanya mengambil ikan dari daerah-daerah pantura Jateng, seperti Tegal, Brebes, Pekalongan, dan Batang. Karena di sini sedang sulit, kami harus mencari bahan baku sampai ke Surabaya dan Bandung agar bisa tetap berproduksi,” kata Sony.