Kluster Ponpes Temboro dan Persekutuan Doa Sumbang Angka Positif di Kediri
Dari sejumlah kluster persebaran Covid-19 di Kabupaten dan Kota Kediri, beberapa di antaranya berasal dari kluster Ponpes Temboro di Magetan dan Persekutuan Doa di Kota Kediri.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
KEDIRI, KOMPAS — Selain kluster pabrik rokok di Kabupaten Tulungagung dan daerah lainnya di Jawa Timur, kluster pesantren di luar daerah dan persekutuan doa di Kota Kediri juga menyumbang angka kasus Covid-19 di Kabupaten dan Kota Kediri, Jawa Timur.
Hingga 20 Juli 2020, dari 323 kasus positif Covid-19 di Kabupaten Kediri, 8 orang di antaranya berasal dari kluster Pondok Pesantren Temboro, Magetan. Selain itu, ada 9 orang lainnya yang berasal dari kluster Persekutuan Doa Kota Kediri.
Lokasi pelaksanaan doa di klinik kesehatan. Klinik itu telah ditutup sementara sejak mencuat kasus positif Covid-19 sampai saat ini.
Namun, juru bicara Satuan Tugas Covid-19 Kabupaten Kediri, Ahmad Chotib, Selasa (21/7/2020), mengatakan, untuk kluster Ponpes Temboro sudah lama tidak ada tambahan kasus positif. Yang ada justru tambahan pasien sembuh. Sementara dari kluster Persekutuan Doa masih ada tambahan 1 orang beberapa hari lalu.
”Temboro merupakan pesantren internasional di Magetan. Santrinya dari daerah mana saja, termasuk Kabupaten Kediri. Adapun untuk pesantren di Kabupaten Kediri alhmadulillah sejauh ini tidak ada yang menjadi kluster,” ujarnya saat dihubungi dari Malang.
Data terbaru 20 Juli terdapat penambahan delapan kasus positif di Kabupaten Kediri, terbanyak berasal dari kluster Pace, Nganjuk, sebanyak 5 orang. Sementara pasien sembuh bertambah 27 orang, paling banyak berasal dari kluster pabrik rokok Mustika Tulungagung sebanyak 9 orang.
Penyumbang kasus positif
Secara keseluruhan, ada 37 kluster di Kabupaten Kediri, dengan jumlah penyumbang kasus positif terbanyak berasal dari pabrik rokok Mustika Tulungagung sebanyak 55 orang, disusul kluster baru 49 orang, kluster Desa Kedak 29 orang, dan kluster pabrik rokok Araya Tulungagung 26 orang.
Mengenai kluster Persekutuan Doa di Kota Kediri, Chotib mengatakan, kasus ini berawal dari kegiatan doa yang dilakukan oleh pemilik salah satu klinik di Kaliombo, Kota Kediri, pada 19 Juni lalu. Sang pemilik memanggil pendeta dari Jakarta dan Bogor, serta peserta doa berasal dari berbagai tempat.
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar, yang dihubungi secara terpisah, mengatakan, warga Kota Kediri yang masuk kluster Persekutuan Doa juga cukup banyak. Dari 32 orang yang ikut kegiatan tersebut, 24 orang lainnya positif Covid-19.
”Lokasi pelaksanaan doa di klinik kesehatan. Klinik itu telah ditutup sementara sejak mencuat kasus positif Covid-19 sampai saat ini,” ujarnya. Menurut Abu, sejak muncul kasus positif dari kluster Persekutuan Doa, telah dilakukan pelacakan ke berbagai tempat, baik di wilayah Kota Kediri, Kabupaten Kediri, dan daerah lainnya.
Jumlah kasus positif Covid-19 di Kota Kediri mencapai 104 (53 orang sembuh dan 2 orang meninggal), suspek 629, dan riwayat perjalanan 5.597. Sementara di Kabupaten Kediri, dari 323 kasus positif, jumlah pasien sembuh sebanyak 139 orang dan meninggal 17 orang. Kasus probable 68 dan suspek 1.763.