Perum Bulog Kantor Cabang Cirebon siap mengganti beras bantuan sosial yang kualitasnya buruk. Bulog juga menjamin stok beras aman untuk bansos kepada warga terdampak pandemi Covid-19.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Perum Bulog Kantor Cabang Cirebon menjamin stok dan mutu beras aman untuk bantuan sosial warga terdampak pandemi Covid-19. Jika ditemukan kualitas beras yang buruk, Bulog siap menggantinya.
”Kalau tidak sesuai standar, kami siap ganti berasnya dalam 1 x 24 jam. Kasihan masyarakat kalau mutu berasnya enggak bagus,” kata Kepala Perum Bulog Kantor Cabang Cirebon Ramadin Ruding saat distribusi cadangan beras terhadap warga terdampak Covid-19 di Gudang Larangan, Kota Cirebon, Jawa Barat, Selasa (21/7/2020).
Dalam kesempatan itu, Pemerintah Kota Cirebon menyalurkan bantuan sosial berupa beras 15 kilogram untuk masing-masing 2.174 rumah tangga terdampak Covid-19. Bantuan tersebut bakal disalurkan sebulan sekali selama Juli hingga September. Beras dalam karung itu dikirim melalui armada PT Pos Indonesia.
Kalau tidak sesuai standar, kami siap ganti berasnya dalam 1 x 24 jam. Kasihan masyarakat kalau mutu berasnya enggak bagus.
Ramadin menjamin mutu beras medium yang berasal dari Bulog tersebut sudah sesuai standar, seperti kadar airnya maksimal 14 persen dan bulir patahnya (broken) paling tinggi 20 persen. Namun, ia mengakui, masih ada yang menganggap beras Bulog jelek.
Menurut dia, masyarakat kerap membandingkan beras premium dengan beras medium milik Bulog. ”Saya ibaratkan, beras premium itu seperti artis Manohara, sedangkan beras medium kayak Mpok Ati. Jadi, jelas kalah beras medium,” ungkapnya.
Untuk menjaga kualitas beras Bulog, pihaknya rutin memantau beras dan membersihkan gudang. Apalagi, beras Bulog juga berasal dari pengadaan tahun 2019. Fumigasi untuk mematikan kuman juga dilakukan minimal tiga bulan sekali.
Saat ini, stok beras Bulog Cirebon yang tersebar di 10 kompleks pergudangan berkisar 90.000 ton. Dengan target penyaluran 5.000 ton beras per bulan, stok tersebut dapat memenuhi kebutuhan beras di Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kuningan, dan Majalengka hingga 18 bulan ke depan.
Terkait stabilisasi harga beras, pihaknya mengklaim berhasil. Dia mencontohkan, penyaluran untuk ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga (KPSH), misalnya mencapai 30.000 ton dalam enam bulan terakhir. ”Untuk KPSH, kami tertinggi kedua nasional. Artinya, pasokan aman dan harga stabil,” katanya.
Kepala Dinas Pangan Pertanian Kelautan dan Perikanan (PPKP) Kota Cirebon Yati Rohayati mengatakan, pihaknya tidak menemukan masalah berarti dalam distribusi bansos tahap awal pada April-Juni. ”Namun, kami berharap kualitas beras Bulog bisa lebih baik. Kami memantau proses pengepakannya. Dan, sekarang berasnya bagus,” katanya.
Wakil Wali Kota Cirebon Eti Herawati mengatakan, pihaknya harus bekerja sama dengan Bulog dan pemerintah daerah lainnya untuk memenuhi kebutuhan pangan warga Kota Cirebon. Apalagi, saat pandemi seperti sekarang. ”Karena sawahnya hanya 174 hektar, produksi beras kita hanya 48 ton per bulan. Padahal, kebutuhannya 91 ton per bulan,” katanya.
Meski demikian, pihaknya menjamin tidak ada gejolak harga beras di Cirebon. Warga terdampak Covid-19 juga bakal tetap menerima bantuan dari pemkot, Pemprov Jabar, dan pemerintah pusat. ”Saya memohon maaf kepada masyarakat jika bansos belum mengcover (mencakup) semua,” ucapnya.