Petugas Pemutakhiran Data Pemilih di Sintang Menerjang Banjir
Petugas pemutakhiran data pemilih di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, tak hanya menghadapi tantangan di tengah wabah Covid-19, tetapi juga menerjang banjir melaksanakan tahapan pencocokan dan penelitian data pemilih.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·4 menit baca
KOMISI PEMILIHAN UMUM SINTANG
Petugas pemutakhiran data pemilih di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, tidak hanya menghadapi tantangan di tengah pandemi Covid-19, tetapi juga menerjang banjir untuk melaksanakan tahapan pencocokan dan penelitian data pemilih, Sabtu (18/7/2020).
PONTIANAK, KOMPAS — Banjir yang melanda sejumlah kecamatan di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, sudah memasuki pekan kedua. Akibatnya, petugas pemutakhiran data pemilih tidak hanya menghadapi tantangan di tengah pandemi Covid-19, tetapi juga menerjang banjir untuk melaksanakan tahapan pencocokan dan penelitian data pemilih.
Kabupaten Sintang adalah salah satu dari tujuh kabupaten di Kalbar yang akan menggelar pilkada serentak pada Desember 2020. Kabupaten lainnya yang akan melaksanakan pilkada adalah Kapuas Hulu, Melawi, Sekadau, Bengkayang, Sambas, dan Ketapang.
Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sintang, Edi Susanto, Senin (20/7/2020), mengatakan, meskipun masih terjadi banjir, petugas pemutakhiran data pemilih (PPDP) tetap melaksanakan pemutakhiran data pemilih dengan menerjang banjir. ”Petugas berenang ke rumah warga untuk pencocokan dan penelitian,” ungkap Edi.
Petugas berenang ke rumah warga untuk pencocokan dan penelitian.
PPDP di Kecamatan Sintang ada yang berenang saat mendatangi lokasi pencocokan dan penelitian. Selain berbekal alat-alat protokol kesehatan Covid-19, petugas juga harus membawa plastik untuk membungkus berkas-berkas agar tidak basah. ”Selain alat pelindung diri, KPU juga memberi plastik bagi petugas untuk melindungi berkas-berkas,” ujar Edi.
KOMISI PEMILIHAN UMUM SINTANG
Petugas pemutakhiran data pemilih di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, tidak hanya menghadapi tantangan di tengah wabah Covid-19, tetapi juga menerjang banjir untuk melaksanakan tahapan pencocokan dan penelitian data pemilih, Sabtu (18/7/2020).
Sejauh ini belum ada data pasti mengenai jumlah PPDP yang mengarungi banjir. Namun, diperkirakan tidak kurang dari 150 PPDP yang sepekan terakhir menghadapi banjir yang tersebar di 12 kecamatan dari total 14 kecamatan di Sintang.
Mira Kurniawati, salah satu PPDP di Sintang, menuturkan, melakukan pencocokan dan penelitian di tengah pandemi Covid-19 sekaligus banjir merupakan pengalaman pertamanya. Ia mengarungi banjir saat melakukan pencocokan dan penelitian di Kelurahan Kapuas Kiri Hilir, Sintang, akhir pekan lalu.
Di samping menggunakan pelindung wajah (face shield), Mira juga harus mengangkat tas yang berisi berkas-berkas agar tidak terkena banjir. Kakinya sempat terperosok ke dalam lubang di tengah banjir. Sekujur tubuhnya basah. Tas tempat berkas sempat hanyut, tetapi akhirnya berhasil dia selamatkan.
”Saya sempat panik karena khawatir berkas-berkas di dalam tas basah. Setelah saya cek, untunglah tidak basah karena ada pelindung di dalamnya,” ujar Mira.
Setiap mengarungi banjir, ia juga khawatir kemungkinan ada ular. Di tengah situasi demikian, ia dan rekan-rekan tetap berupaya seoptimal mungkin agar bisa menjalankan tugas secara tuntas. ”Saya berharap banjir segera berakhir,” ucap Mira.
Edi mengatakan, banjir juga mengakibatkan ada PPDP yang sempat kesulitan datang ke kecamatan untuk tes cepat (rapid test). PPDP seharusnya pada 14 Juli sudah selesai tes cepat dan 15 Juli mulai bekerja di lapangan. Namun, karena kendala tersebut, ada keterlambatan memulai kegiatan pencocokan dan penelitian.
Hal itu terjadi di Kecamatan Ketungau Hulu. Petugas yang belum melakukan tes cepat belum bisa melaksanakan pencocokan dan penelitian. Jadwal pencocokan dan penelitian pilkada serentak adalah 15 Juli-13 Agustus. Tes cepat dijadwalkan paling lambat 17 Juli. Namun, karena kendala jaringan komunikasi ke kecamatan, belum diketahui apakah semua PPDP di kecamatan itu sudah melaksanakan tes cepat atau belum.
KOMPAS/EMANUEL EDI SAPUTRA
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian memberikan arahan dalam Rapat Koordinasi Kesiapan Pilkada dan Gugus Tugas Covid-19 di Pontianak, Kalimantan Barat, Minggu (19/7/2020) sore.
Kegiatan bimbingan teknis beberapa waktu lalu juga ada yang diundur karena banjir di Nanga Tebidah, Kecamatan Kayan Hulu, dan Kecamatan Kayan Hilir. Jadwal bimbingan teknis di Kayan Hilir yang seharusnya 14 Juli diundur ke 17 Juli. Bimbingan teknis di Nanga Tebidah sedianya 11 Juli diundur ke 13 Juli.
Meskipun demikian, secara umum kendala-kendala tersebut bisa diatasi dan tidak mengganggu tahapan. Semua penduduk dipastikan terdata dan hak pilih penduduk tetap terakomodasi. ”Coklit (pencocokan dan penelitian) bisa dituntaskan. Bisa tidak bisa, harus diselesaikan meskipun banjir,” ujar Edi.
Ribuan rumah terendam
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sintang Sugianto menyampaikan, hingga Senin (20/7/2020) masih ada lima kecamatan di Sintang yang terendam banjir, yaitu Dedai, Sintang, Sepauk, Tempunak, dan Ketungau Hilir. Lima kecamatan tersebut dilanda banjir sejak Kamis (16/7/2020).
Ketinggian banjir di lima kecamatan tersebut 1-3 meter. Jumlah rumah yang terdampak banjir di Kecamatan Dedai sebanyak 1.611 rumah, Kecamatan Sintang 2.097 rumah, Kecamatan Sepauk 276 rumah, Kecamatan Tempunak 1.126 rumah, dan Kecamatan Ketungau Hilir 218 rumah.
BADAN PENANGGULANGAN BENCANA MELAWI
Banjir di Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat, sudah surut, Senin (20/7/2020).
Warga terdampak yang rumahnya dua lantai pindah ke lantai atas. Sementara itu, warga yang rumahnya hanya satu lantai mengungsi ke rumah keluarga. ”Jumlah warga yang menumpang ke rumah keluarga belum terkonfirmasi,” ujar Sugianto.
Sementara itu, banjir di Kabupaten Melawi sudah surut signifikan. Menurut Kepala BPBD Kabupaten Melawi Syafarudin, banjir sudah surut hampir di semua kecamatan. Sebagai contoh, di Kecamatan Nanga Pinoh, Pinoh Utara, dan sekitarnya, banjir sudah surut. Pasar di ibu kota kabupaten juga sudah tidak ada genangan air.
Meskipun demikian, BPBD Melawi tetap memonitor perkembangan situasi di lapangan. Apalagi, hujan masih terjadi di Melawi. Warga telah diimbau agar tetap mewaspadai kemungkinan adanya banjir susulan.