Penyakit Mulai Menjangkit di Pengungsian Warga Terdampak Banjir Bandang Luwu Utara
Berbagai penyakit kini merebak di pengungsian. Tak hanya penyakit, pengungsi dan sebagian besar warga kini diliputi rasa khawatir akibat cuaca yang tak menentu dan sering hujan.
Oleh
Reny Sri Ayu
·2 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Berbagai penyakit mulai menjangkit di tenda-tenda pengungsian korban banjir Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Sejauh ini, infeksi saluran pernapasan atas, penyakit kulit, hingga diare bermunculan. Kondisi tenda pengungsian dan sanitasi harus menjadi perhatian agar penyakit ini tidak meluas.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Kompas dari Luwu Utara, hingga Senin (20/7/2020), ISPA dan penyakit kulit mendominasi hampir semua titik pengungsian. Tim kesehatan kini juga mulai melakukan pengasapan di pengungsian untuk mencegah merebaknya demam berdarah.
Saat ini ada sekitar 80 titik pengungsian, baik yang didirikan pemerintah maupun dibuat warga secara mandiri. Setidaknya 1.564 rumah tangga terdampak dan 1.523 rumah terendam air.
”Ini tentu terkait kondisi tenda-tenda pengungsian yang tak berdinding dan sanitasi yang buruk. Kami berharap hal ini segera diantisipasi sebelum meluas. Apalagi masa tanggap darurat sampai sebulan,” kata Komang Krisna, Koordinator Data dan Informasi Kluster Kesehatan di Posko Bencana Luwu Utara, Senin (20/7/2020).
Umumnya tenda-tenda pengungsian tak beratap. Padahal, cuaca di Luwu Utara tak menentu. Hujan deras disertai angin masih sering turun. Namun, kadang panas sangat terik disertai angin membawa debu dari material sisa banjir bandang.
Sejauh ini, menurut Krisna, obat-obatan mencukupi. Tenaga kesehatan dan sukarelawan yang diterjunkan ke lokasi diupayakan menjangkau seluruh titik pengungsian.
”Tim kesehatan juga membagikan masker untuk menghindari debu. Mereka juga mengedukasi warga, terutama pengungsi, untuk tetap mematuhi protokol kesehatan. Memang kondisi tempat terbatas, kurang ideal menjaga jarak. Namun, kami usahakan pengungsi bisa mendapat masker,” katanya.
Selain penyakit, pengungsi masih terus diliputi kekhawatiran akibat hujan masih sering turun. Dua hari terakhir hujan sedang hingga lebat terjadi di Luwu Utara dan membuat sejumlah sungai kecil meluap. Kondisi ini membuat sebagian besar warga, bahkan yang tidak terdampak, cemas.
”Kami semua selalu waspada dan waswas karena hujan masih sering turun. Bahkan, kalau hujan, kami bergantian berjaga. Tidak ada yang tidur lelap. Semalam hujan deras membuat sejumlah sungai meluap lagi. Jadi, sekarang semua ikut memantau sungai-sungai di sekitar permukiman,” kata Putri Itani (30), warga Masamba, Senin malam.
Sementara itu, terkait pencarian korban meninggal, hingga Senin tim SAR sudah menemukan total 38 korban. Saat ini sebagian korban meninggal masih diidentifikasi. ”Pencarian korban hilang diperpanjang tiga hari karena masih banyak warga yang hilang. Adapun korban meninggal total sudah 38 orang yang ditemukan,” kata Mustari, Kepala Kantor SAR Makassar.