12 Pemancing Hilang Kontak di Perairan Kepulauan Mentawai
Sebanyak 12 orang hilang kontak ketika memancing dengan kapal nelayan di perairan Siberut Utara, Kepulauan Mentawai. Tim SAR gabungan sedang menuju titik koordinat terakhir kapal sebelum hilang kontak.
Oleh
YOLA SASTRA
·3 menit baca
PADANG, KOMPAS — Kantor SAR Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, melaporkan, 12 orang hilang kontak ketika memancing dengan kapal nelayan di perairan Siberut Utara, Kepulauan Mentawai. Ini merupakan kasus kedua dalam sebulan terakhir di Sumbar. Tim SAR gabungan sedang menuju titik koordinat terakhir kapal sebelum hilang kontak.
Kepala Kantor SAR Kepulauan Mentawai Akmal, Minggu (19/7/2020), mengatakan, Kapal Motor Kencana Bahari itu mati mesin pada Sabtu (18/7/2020) sekitar pukul 22.00. Salah seorang penumpang kapal melapor kepada anggota Kantor SAR Padang, Yosrizal, melalui telepon seluler.
”Kami mendapat informasi dari Yosrizal, Minggu (19/7/2020) pukul 08.59. Kami bergerak dari kantor di Tuapejat pukul 09.22. Pada pukul 10.10, tim SAR gabungan menuju lokasi kejadian. Sampai saat ini, kami belum bisa menghubungi 12 orang ini,” kata Akmal ketika dihubungi dari Padang, Minggu siang.
Menurut Akmal, lokasi terakhir kapal pemancing itu berada di perairan Siberut Utara pada koordinat 0°47\'55"S-98°35\'59"E. Dari Dermaga Tuapejat, jaraknya sekitar 95 mil laut dengan radial 322°. Estimasi yang dibutuhkan untuk menuju ke lokasi dari Dermaga Tuapejat sekitar enam jam.
Akmal melanjutkan, kapal yang digunakan para pemancing adalah kapal fiber bercampur kayu. Kapal berwarna putih dengan panjang sekitar 14 meter. Kapal berangkat dari Pelabuhan Air Bangis, Pasaman Barat, Sumbar. Belum dapat dipastikan para pemancing itu nelayan atau masyarakat penghobi olahraga memancing.
Kata Akmal, prakiraan cuaca BMKG di perairan Kepulauan Mentawai pada Sabtu malam berawan. Namun, pada Minggu sore diprakirakan turun hujan ringan. Sementara itu, berdasarkan data BMKG yang dirilis pukul 13.30, kecepatan angin 15-18 knot dari barat daya dan kecepatan arus laut 60 sentimeter/detik ke arah tenggara.
Adapun gelombang laut termasuk tinggi, sekitar 1,5-3 meter. Akmal berharap ketinggian gelombang menurun sehingga tim SAR gabungan bisa mencari dengan maksimal. ”Semoga lokasi mereka tidak jauh dari koordinat terakhir. Tim SAR dalam kondisi menyongsong arus, sedangkan mereka bergerak ke arah tim. Semoga bisa ditemukan dalam kondisi selamat,” ujar Akmal.
Tim SAR gabungan terdiri dari anggota Kantor SAR Mentawai, TNI/Polri, BPBD Kepulauan Mentawai, dan masyarakat. Adapun kapal yang dikerahkan untuk pencarian adalah Kapal Negara SAR Ramawijaya 240 Mentawai.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Pasaman Barat Decky Harmiko Sahputra mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Pos SAR Pasaman dan Kantor SAR Kepulauan Mentawai. Berdasarkan informasi sementara, kapal yang hilang kontak itu terdiri dari delapan penumpang dan empat anak buah kapal.
Kapal yang hilang kontak itu terdiri dari delapan penumpang dan empat anak buah kapal.
”Belum ada informasi bahwa mereka warga Air Bangis. Namun, memang benar, mereka bertolak dari Pelabuhan Air Bangis pada Sabtu pukul 12.00,” kata Decky, Minggu siang. BPBD Pasaman Barat masih menunggu informasi selanjutnya dari tim SAR gabungan.
Sebelumnya, Minggu (21/6/2020) malam, kapal motor yang mengangkut pemancing terbalik di perairan Kota Padang, tepatnya di antara perairan Pulau Toran dan Pulau Pisang (Kompas.id, 22/6/2020). Kecelakaan dipicu oleh cuaca buruk.
Tiga penumpang sampai saat ini belum ditemukan, sedangkan 10 lainnya selamat setelah semalaman terapung di lautan dengan menaiki badan badan kapal yang terbalik atau bergantungan pada kayu dan jeriken.