Uji Klinis Vaksin Covid-19 Akan Dilakukan di Bandung Agustus Mendatang
Uji klinis vaksin Covid-19 akan dilakukan di Kota Bandung, Jawa Barat, Agustus 2020. Tim peneliti memastikan pengujian ini telah melewati tes keamanan berlapis. Pengujian fase tiga ini juga dilakukan di sejumlah negara.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·2 menit baca
AP PHOTO/TED S WARREN
Seorang partisipan uji klinis calon vaksin Covid-19 disuntik di Kaiser Permanente Washington Health Research Institute di Seattle, Amerika Serikat, 16 Maret 2020. Sejalan dengan perlombaan pengembangan vaksin Covid-19 banyak negara kaya yang mengamankan kebutuhan vaksinnya dengan membeli di muka dari perusahaan farmasi.
BANDUNG, KOMPAS — Uji klinis vaksin Covid-19 akan dilakukan di Kota Bandung, Jawa Barat, Agustus 2020. Tim peneliti memastikan pengujian ini telah melewati tes keamanan berlapis. Selain di Indonesia, uji klinis fase tiga tersebut juga dilakukan di sejumlah negara, di antaranya Brasil dan India.
Uji klinis akan dilakukan oleh tim riset Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran bersama Bio Farma dan Sinovach Biotech, pengembang vaksin asal China. Menurut rencana, pengujian ini akan melibatkan 1.620 sukarelawan berusia 18 tahun ke atas.
”Masih menunggu penelaahan kelayakan dari komite etik. Jika semuanya oke, penyuntikan vaksin bisa dilakukan Agustus,” ujar Ketua Tim Riset Vaksin Covid-19 Fakultas Kedokteran Unpad Prof Kusnandi Rusmil, Sabtu (18/7/2020).
KOMPAS/TATANG MULYANA SINAGA
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kiri), Rektor Universitas Padjadjaran Rina Indiastuti (tengah), dan Direktur Pemasaran, Penelitian, dan Pengembangan I PT Bio Farma Tbk Sri Harsi Teteki berbincang sebelum masuk ke Mobile Laboratorium Biosafety Level 3 (BSL-3) di Kota Bandung, Jumat (12/6/2020). Fasilitas produksi PT Bio Farma itu dipinjamkan kepada Unpad untuk digunakan melakukan tes PCR Covid-19 di Jabar dengan kapasitas 400 tes per hari.
Kusnandi menuturkan, sebelumnya vaksin itu sudah melalui uji klinis fase pertama dan kedua di China. Pada fase pertama diujikan kepada 100 orang dewasa. Setelah dinyatakan aman dan mempunyai efek yang bagus bagi kekebalan tubuh manusia, dilanjutkan dengan fase kedua terhadap minimal 400 orang di China.
”Uji klinis fase ketiga harus multisentra pengujian. Oleh sebab itu, tidak hanya dilakukan di China, tetapi di beberapa negara,” ujarnya.
Setiap fase melalui uji keamanan sangat ketat. Hal ini untuk memastikan vaksin tidak menimbulkan efek negatif pada manusia.
”Hasil uji coba fase tiga harus sama di setiap negara. Jika tidak, vaksin ini tidak boleh dipasarkan,” ujarnya.
Pengembangan bahan vaksin diambil dari virus yang sudah dimatikan. Vaksin akan menciptakan kekebalan terhadap Covid-19 dalam 28 hari.
Vaksin akan disuntikkan sebanyak dua kali setiap 14 hari ke tubuh sukarelawan. Sukarelawan merupakan orang sehat yang sudah dicek kondisi tubuhnya. Secara berkala, tim akan mengawasi dan memeriksa kondisi kesehatan setiap sukarelawan selama tujuh bulan.
Kusnandi mengatakan, pengembangan bahan vaksin diambil dari virus yang sudah dimatikan. Vaksin akan menciptakan kekebalan terhadap virus korona jenis baru (SARS-CoV-2) penyebab Covid-19 dalam 28 hari.
Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Unpad itu mengatakan, pihaknya belum menentukan 1.620 orang yang akan mengikuti uji klinis tersebut. ”Namun, kami sudah mempunyai gambaran di beberapa pusat penelitian uji klinis vaksin lain yang telah dilakukan sebelumnya,” ujarnya.
Jika telah disetujui komite etik, penyuntikan direncanakan dilakukan di enam tempat, yaitu Rumah Sakit Pendidikan Unpad, kampus Unpad Dipati Ukur, serta empat puskesmas di Kota Bandung.
Kusnandi menambahkan, setelah disuntik vaksin, sukarelawan dapat menghubungi tim medis setiap waktu. Hal ini agar kondisi kesehatan mereka tetap terpantau.
Sebelumnya, Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan, uji klinis tahap tiga itu menggunakan calon vaksin yang dikembangkan perusahaan asal China, Sinovac Biotech. ”Kerja sama uji klinis tahap tiga dilakukan di Bandung. Untuk pelaksanaannya, kami bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran,” tuturnya (Kompas, 9/7/2020).