Kasus Covid-19 Bertambah, Pondok Gontor Bakal Lakukan Uji Usap Mandiri
Kasus positif Covid-19 di Kabupaten Ponorogo kembali bertambah 10 orang, 5 orang di antaranya santri Gontor. Pihak pesantren tengah menyiapkan alat uji usap guna percepat penapisan dan optimalkan penanganan.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Lima santri Pondok Modern Darussalam Gontor dinyatakan positif Covid-19, Sabtu (18/7/2020). Pengurus pondok tengah menyiapkan mekanisme uji usap guna mempercepat penapisan, mengoptimalkan penanganan, dan mengendalikan sebaran penyakit.
Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni mengatakan, dengan penambahan itu, tercatat ada 124 kasus positif Covid-19. Sebanyak 43 orang diantaranya dari Pondok Gontor. Jumlah kasus masih berpotensi bertambah karena banyak spesimen uji usap yang belum keluar hasilnya.
Dari jumlah santri sebanyak itu, 32 orang masih dirawat di Rumah Sakit Lapangan Indrapura, Surabaya, dan seorang lagi dirawat di RSUD Ngawi. Sementara 10 santri dinyatakan sembuh dan tengah menjalani pemulihan di lingkungan ponpes.
”Penambahan kasus ini menjadi pelajaran tentang pentingnya mematuhi protokol kesehatan. Dengan disipin, tidak hanya menyelamatkan diri sendiri tetapi juga keluarga dan orang-orang di sekitar,” ujar Ipong, Sabtu.
Juru bicara Satuan Tugas Covid-19 Gontor, Adib Fuadi Nuriz, mengatakan, pihaknya bakal menggelar uji usap dengan metode reaksi berantai polimerase (PCR). Hal itu diharapkan mampu mempercepat penapisan, mengoptimalkan penanganan, dan mengendalikan sebaran penyakit.
Menurut Adib, beragam persiapan, seperti instalasi alat, penyiapan sumber daya manusia, hingga pengadaan tempat untuk pengambilan sampel serta reagen, tengah dilakukan. ”Harapannya, pekan depan bisa digunakan, baik bagi pesantren maupun masyarakat umum. Ini bentuk keseriusan kami menanggulangi bahaya Covid-19,” ujar Adib, Sabtu.
Pengadaan alat uji usap mandiri mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK 01.07/MENKES/413/2020 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Covid-19. Di sana disebutkan, WHO merekomendasikan pemeriksaan molekuler untuk seluruh pasien yang terduga terinfeksi Covid-19. Metode yang dianjurkan adalah metode deteksi molekuler, seperti pemeriksaan PCR.
Akan tetapi, harapan itu bisa jadi tak mulus. Saat ini, pemeriksaan uji usap di Ponorogo terbilang tinggi. Ada lebih dari 400 spesimen uji usap yang telah dikirim ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya belum keluar hasilnya hingga saat ini. Panjangnya antrean pemeriksaan spesimen diduga disebabkan lonjakan kasus di Jatim belakangan ini.
Penularan industri
Kepala Polda Jatim Inspektur Jenderal Muhammad Fadil Imran berharap, dunia usaha membangun konsep industri tangguh untuk memaksimalkan penanganan Covid-19. Salah satu perusahaan yang sudah menerapkannya adalah PT Santos Jaya Abadi, produsen kopi.
Perusahaan ini dinilai telah menerapkan protokol kesehatan, seperti pemeriksaan kesehatan karyawan sebelum masuk pabrik dan tempat cuci tangan dengan sabun dan air mengalir. ”Mereka juga mengatur jarak antarpekerja sesuai protokol kesehatan, mewajibkan pemakaian masker bahkan pelindung wajah,” ujar Fadil.
Dia menambahkan, perusahaan juga menyiapkan klinik kesehatan yang siap menangani karyawan terindikasi Covid-19. Di sana, ada penambahan dokter, pengukuran suhu tubuh karyawan secara rutin, hingga penyekatan ruang untuk meminimalkan interaksi sosial.
Berdasarkan catatan Kompas, konsep industri tangguh sebelumnya diimplementasikan di PT Mega Surya Mas Sidoarjo pada pertengahan Juni lalu. Di perusahaan ini, akses jalan bagi karyawan pun diatur satu arah untuk meminimalkan kontak atau interaksi. Pengawasan terhadap penerapan protokol kesehatan dilakukan secara ketat.
Wakil Bupati Sidoarjo Nur Achmad Syaifuddin mengatakan, upaya membangun industri tangguh akan terus diperluas untuk mencegah kluster penularan di dunia industri. Sidoarjo merupakan pusat industri di Jatim yang memiliki ribuan pabrik besar baik yang tersebar di kawasan industri ataupun di perkampungan penduduk.