Transmisi Lokal di RSUD IA Moeis Samarinda Jadi Evaluasi Penerapan Protokol Kesehatan Karyawan
RSUD Inche Abdoel Moeis, Samarinda, masih tutup setelah adanya transmisi lokal Covid-19 di sana. Ini menjadi evaluasi agar semua karyawan di rumah sakit menerapkan protokol kesehatan, baik di luar maupun di rumah sakit.
Oleh
SUCIPTO
·4 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Rumah Sakit Umum Daerah Inche Abdoel Moeis, Samarinda, Kalimantan Timur, masih ditutup setelah adanya transmisi lokal Covid-19 di rumah sakit tersebut. Pelayanan kesehatan akan kembali dibuka setelah hasil tes usap dengan alat reaksi berantai polimerase (PCR) seluruh karyawan dan tenaga medis diketahui. Kejadian itu menjadi bahan evaluasi untuk memastikan semua karyawan di rumah sakit menaati protokol kesehatan.
Sebelumnya, pada Selasa (14/7/2020) terjadi transmisi lokal di RSUD IA Moeis. Sebanyak 19 orang yang terdiri dari karyawan dan tenaga medis terkonfirmasi positif Covid-19. Direktur RSUD IA Moeis, Syarifah Rahimah, mengatakan, hal itu diketahui setelah tes kesehatan rutin yang dilakukan pihak rumah sakit.
Pada mulanya, seorang karyawan terkonfirmasi positif Covid-19 pada Sabtu (11/7/2020). Saat itu sekitar 112 orang diperiksa dari sejumlah unit di rumah sakit. Setelah semua hasilnya keluar, ada 19 spesimen yang terkonfirmasi positif. Saat itu juga seluruh ruangan disterilkan dan rumah sakit mulai menutup pelayanan.
”Saat ini proses pengambilan sampel untuk tes usap masih dilakukan kepada 561 tenaga kesehatan. Kami masih menunggu hasilnya. Jika sebagian besar uji laboratorium hasilnya negatif Covid-19, kami akan membicarakan untuk membuka pelayanan di rumah sakit,” kata Syarifah di Samarinda ketika dihubungi, Jumat (17/7/2020).
Ia mengatakan, saat ini seluruh ruangan di rumah sakit disterilkan dengan cairan disinfektan. Adapun pasien di dalam rumah sakit yang masih dirawat berjumlah dua orang, yakni seorang pasien Covid-19 dan seorang pasien rawat inap. Para pasien masih mendapat pelayanan selama rumah sakit menjadi kawasan yang dikarantina. Perawat yang melakukan pelayanan juga dipastikan sudah terkonfirmasi negatif Covid-19.
Saat ini manajemen rumah sakit sedang memastikan seluruh karyawan dan tenaga medis dalam keadaan sehat. Manajemen juga mengevaluasi penyebab terjadinya transmisi lokal di rumah sakit. Menurut Syarifah, beberapa karyawan yang terjangkit Covid-19 tidak bersentuhan sama sekali dengan pasien Covid-19.
”Itu menandakan ada orang tanpa gejala Covid-19 di sekitar kita. Ini waktunya kita berbenah dan evaluasi agar semua karyawan menerapkan protokol kesehatan di mana saja,” katanya.
Itu menandakan ada orang tanpa gejala Covid-19 di sekitar kita. Ini waktunya kita berbenah dan evaluasi agar semua karyawan menerapkan protokol kesehatan di mana saja.
Ditargetkan Senin (20/7/2020) seluruh hasil uji laboratorium sampel tes usap karyawan bisa diketahui. Dari hasil itu, akan dipertimbangkan layanan apa saja yang bisa dibuka. Sebab, selain melayani pasien umum, RSUD IA Moeis juga menjadi rujukan pasien Covid-19 di Samarinda.
Transmisi lokal
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Samarinda mencatat, saat ini terdapat lima kluster transmisi lokal. Kluster RSUD IA Moeis yang semula berjumlah 19 orang bertambah menjadi 20 orang. Selain itu, terdapat kluster BNN Provinsi Kaltim 6 orang, kluster SMD71 8 orang, dan kluster Korem 091 sebanyak 9 orang.
Adapun warga terkonfirmasi positif Covid-19 di Samarinda hingga pukul 17.00 Wita, Jumat (17/7/2020), berjumlah 151 orang atau naik 18 kasus dari hari sebelumnya. Dengan jumlah itu dan banyaknya transmisi lokal, Badan Nasional Penanggulangan Bencana mencatat Samarinda sebagai zona oranye dengan risiko kenaikan kasus sedang. Sebelumnya Samarinda masuk kategori zona kuning dengan risiko kenaikan kasus rendah.
Kepala Sekretariat Gugus Tugas Covid-19 Kota Samarinda Sugeng Chairuddin mengatakan, meningkatnya transmisi lokal membuktikan Samarinda belum bebas dari Covid-19. Selain itu, penambahan kasus dari transmisi lokal ini juga perlu diantisipasi mengingat belum semua spesimen kontak erat transmisi lokal diketahui hasil uji laboratoriumnya.
”Selama 40 hari berturut-turut, Samarinda mengalami penurunan pasien Covid-19. Namun, setelah terjadi transmisi lokal kemarin, tercatat itu merupakan kasus tertinggi di Kota Samarinda dibandingkan dengan sebelumnya,” kata Sugeng dalam rapat koordinasi Covid-19 melalui konferensi video di Samarinda, Kamis (16/7/2020).
Saat ini, Samarinda sudah memasuki pelonggaran fase ketiga sejak awal Juli. Dengan bertambahnya kasus itu, Pemerintah Kota Samarinda belum mengubah kebijakan. Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kota Samarinda Ismed Kusasih mengatakan, pelonggaran fase ketiga tetap berjalan dengan meningkatkan mitigasi penanganan Covid-19.
”Mitigasi akan dipercepat dengan melibatkan pemerintah di tingkat kecamatan dan kelurahan. Dengan kerja sama itu, penelusuran kontak erat diharapkan bisa semakin cepat dan bisa langsung ditangani,” kata Ismed.