Gibran Harus Bangun Soliditas untuk Redakan Dinamika Internal PDI-P Solo
Gibran Rakabuming Raka resmi diusung sebagai calon Wali Kota Solo oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Seusai resmi diusung sebagai calon wali kota, Gibran harus segera melakukan konsolidasi di internal partai.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA/HARIS FIRDAUS
·5 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan resmi mengusung Gibran Rakabuming Raka sebagai calon Wali Kota Solo, Jawa Tengah. Putra sulung Presiden Joko Widodo ini diminta membangun soliditas di antara kader dan simpatisan PDI-P Solo. Tujuannya, meredakan dinamika di internal partai yang sempat muncul.
Kepastian mengusung Gibran muncul dalam pengumuman DPP PDI-P mengenai calon-calon yang mereka usung dalam Pilkada 2020, Jumat (17/7/2020). Pengumuman itu disampaikan melalui telekonferensi dari Jakarta. Para calon menyimak dari daerah masing-masing.
Gibran dan sejumlah calon di Jateng menyimak pengumuman itu di gedung Pantai Marhaen, Semarang, yang juga kantor DPD PDI-P Jateng. Gibran diusung PDI-P sebagai calon Wali Kota Solo berpasangan dengan Teguh Prakosa, Sekretaris DPC PDI-P Solo.
Gibran optimistis bisa memenangi Pilkada Solo. Bahkan, Gibran yakin bisa menang dengan jumlah suara besar. ”Kami yakin mampu mencapai (target). Mungkin malah lebih. Kami optimistis,” katanya.
Selain itu, Gibran juga menyatakan akan segera berkomunikasi, berkoordinasi, dan melakukan konsolidasi di jajaran internal pengurus DPC PDI-P Kota Solo. Konsolidasi juga akan melibatkan para pengurus anak cabang dan tingkat ranting.
Akan tetapi, Gibran juga menyebut pilkada kali ini berbeda dengan sebelumnya. Alasannya, pilkada tahun 2020 digelar di tengah pandemi Covid-19. ”Pilkada kali ini tidak hanya satu proses demokrasi atau proses politik, tetapi juga ajang gotong royong membantu masyarakat terdampak (Covid-19),” ujar Gibran.
Ketua DPC PDI-P Solo FX Hadi Rudyatmo mengatakan, dalam Pilkada Solo tahun 2020, pihaknya menargetkan kemenangan lebih dari 61 persen. Target ini dirasakan Rudy wajar. PDI-P memang selalu mendominasi pemilihan umum di Solo.
”Nanti kami kerja keras mestinya bisa lebih dari itu,” katanya.
Sebelumnya, keputusan Gibran maju sebagai bakal calon Wali Kota Solo sempat menimbulkan dinamika di internal PDI-P Solo. Awalnya, DPC PDI-P Solo mengajukan Achmad Purnomo sebagai calon Wali Kota Solo. Achmad Purnomo saat ini menjabat sebagai Wakil Wali Kota Solo.
Oleh DPC PDI-P Solo, Achmad Purnomo dipasangkan juga dengan Teguh Prakosa. Namun, Gibran lalu mendaftar sebagai calon wali kota melalui DPD PDI-P Jawa Tengah. Rudy menuturkan, walaupun akhirnya Gibran yang mendapat rekomendasi, DPC PDI-P Solo tetap solid. Oleh karena itu, dia menyatakan, PDI-P Solo siap memenangkan pasangan Gibran-Teguh dalam Pilkada Solo mendatang.
”Enggak ada yang kecewa. Dari awal, sudah kami sampaikan, proses politik itu seperti begini. Siapa pun yang diputuskan ketua umum, wajib dimenangkan,” ujar Rudy, yang saat ini menjabat sebagai Wali Kota Solo itu.
Menurut Rudy, para kader PDI-P Solo bisa menerima dan tidak merasa kecewa dengan rekomendasi yang diberikan kepada Gibran. Mesin partai yang dimiliki PDI-P Solo pun siap bekerja mendukung kemenangan Gibran.
Enggak ada yang kecewa. Dari awal, sudah kami sampaikan, proses politik itu seperti begini. Siapa pun yang diputuskan ketua umum, wajib dimenangkan.
”Semua legowo. Tidak masalah. Politik di mana pun dinamikanya sama. Saya sebagai kader partai yang taat dan patuh pada ketua umum, wajib melaksanakan dan memenangkan. (Mesin partai) tinggal starter (dihidupkan),” kata Rudy.
Tak terkejut
Achmad Purnomo mengatakan tidak terkejut dengan keputusan DPP PDI-P. Purnomo menyebut, sejak awal, banyak pihak yang sudah memperkirakan Gibran bakal diusung PDI-P Solo sebagai calon wali kota.
”Kalau sebagai manusia, ya, biasa. Kalau saya merasa, kok, prosesnya begini. Tapi, ya, gimana lagi. Ya sudah kita terima. Gitu aja,” tutur Purnomo.
Purnomo berpendapat, salah satu kemungkinan faktor dipilihnya Gibran adalah karena dia anak seorang presiden. ”Dari awal, kan, sudah diperkirakan semuanya. Wong, ya, putra Presiden, meskipun Pak Jokowi bilang tidak campur tangan pada proses pencalonan Mas Gibran,” ujarnya.
Purnomo mengatakan, informasi ihwal diusungnya Gibran itu pertama kali didengarnya saat bertemu dengan Presiden Joko Widodo pada Kamis (16/7/2020) di Istana Negara, Jakarta. Purnomo menyebut, Rabu (15/7/2020), dirinya ditelepon staf ajudan Presiden. Dalam komunikasi via telepon itu, Purnomo diminta datang ke Jakarta untuk bertemu dengan Presiden keesokan harinya.
Pada Kamis pagi, Purnomo lalu terbang ke Jakarta. Dia kemudian bertemu Presiden pada Kamis sekitar pukul 11.30 di Istana Negara. Dalam pertemuan itu, mereka membicarakan beberapa hal, termasuk rekomendasi DPP PDI-P untuk Pilkada Solo.
”Pak Jokowi memberitahu bahwa yang dapat rekomendasi adalah Mas Gibran dan Pak Teguh. Jadi saya diberi tahu Pak Jokowi itu Kamis siang,” ujar Purnomo.
Setelah PDI-P resmi mengusung Gibran, Purnomo menuturkan, dirinya tidak berniat untuk maju sebagai calon Wali Kota Solo dari partai lain. ”Wah, kayaknya enggak (maju dari partai lain). Apalagi saya sudah enggak punya ambisi pribadi lagi, ambisi saya adalah, kan, betul-betul untuk pengabdian. Kalau pengabdian saya enggak diterima, ya, enggak apa-apa,” katanya.
Wah, kayaknya enggak (maju dari partai lain). Apalagi saya sudah enggak punya ambisi pribadi lagi, ambisi saya adalah, kan, betul-betul untuk pengabdian. Kalau pengabdian saya enggak diterima, ya, enggak apa-apa.
Soliditas
Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret, Solo, Supriyadi mengatakan, Solo memang dikenal sebagai ”kandang banteng”. PDI-P selalu mendominasi perhelatan politik di kota tersebut. Namun, hal ini bukan berarti Gibran tidak perlu bekerja keras untuk menang dalam Pilkada 2020.
”Tantangannya tidak mudah. Salah kalau ada yang mengatakan sebelum pertandingan, sudah selesai,” ujar Supriyadi.
Menurut Supriyadi, salah satu tantangan yang dihadapi Gibran adalah membangun soliditas dan kebersamaan di internal PDI-P Solo. Hal ini karena sebelum Gibran resmi diusung PDI-P, sempat muncul dinamika di internal partai tersebut.
”Mas Gibran harus bisa membangun solidaritas, soliditas, kebersamaan, dan kedamaian, di dalam internal PDI-P Solo. Tantangannya, bagaimana Gibran bisa membuktikan dia bisa merangkul pendukung Pak Achmad Purnomo,” ungkap Supriyadi.
Meski begitu, Supriyadi meyakini, diusungnya Gibran itu tidak akan membuat PDI-P Solo terpecah. Sebab, selama ini, kader PDI-P selalu mengusung prinsip tegak lurus dengan keputusan partai. Prinsip ini bermakna, apa pun keputusan yang diambil pimpinan partai, para kader siap menjalankannya.
Di sisi lain, Supriyadi berpendapat, dipilihnya Teguh Prakosa mendampingi Gibran juga menjadi faktor yang menguatkan soliditas di internal PDI-P Solo. Sebagai Sekretaris DPC PDI-P Solo, Teguh memang dinilai memiliki akar dukungan yang kuat di antara pendukung PDI-P di kota itu.
”Kalau diasumsikan PDI-P Solo akan pecah, itu mungkin sulit terjadi karena sudah ada Pak Teguh juga,” tuturnya.