RS Rujukan Covid-19 di Sulut Bisa Tes Usap Mandiri
Rumah sakit yang merawat pasien positif Covid-19 di Sulawesi Utara telah memiliki alat tes cepat molekuler sendiri. Namun, kemampuan tesnya masih terbatas karena keterbatasan reagen.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·4 menit baca
MANADO, KOMPAS — Beberapa rumah sakit yang merawat pasien positif Covid-19 di Sulawesi Utara telah memiliki alat tes cepat molekuler sendiri. Hal itu diharapkan dapat mempercepat penentuan status pasien. Namun, kemampuan tes cenderung dibatasi oleh kurangnya jumlah alat penampung sampel atau reagen.
Alat tes cepat molekuler (TCM) dapat dipakai menentukan keberadaan virus SARS-CoV-2 dalam sampel tes usap seperti mesin tes reaksi rantai polimerase (PCR). Rumah sakit yang telah memiliki mesin TCM bermerek Gene Xpert antara lain Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof dr RD Kandou Manado, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bitung, dan RSUD Kotamobagu.
RSUD Bitung adalah rumah sakit terakhir yang dinyatakan siap menguji sampel usap secara mandiri. Direktur RSUD Bitung Piter Lumingkewas, Kamis (16/7/2020), mengatakan, alat TCM sudah tersedia sejak Selasa (14/7/2020) dan pemeriksaan sudah dimulai dengan pemeriksaan sampel milik empat dari 10 pasien positif Covid-19 yang dirawat.
”Saya belum tahu total sampel yang sudah diuji berapa, tetapi kemampuan kami saat ini maksimal 12 sampel per hari. Hasilnya bisa didapatkan dalam waktu satu jam. Jadi, sampel yang diambil setiap hari bisa segera diketahui hasilnya,” kata Piter.
Sebelumnya, sampel usap pasien positif atau suspek Covid-19 harus dikirim ke laboratorium Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas I Manado. Namun, kapasitas tes terbatas 100-200 sampel saja per hari. Sampel pun harus dikirim ke laboratorium di Jakarta atau Makassar sehingga hasilnya baru keluar 7-14 hari kemudian.
Alat TCM mempercepat deteksi infeksi maupun kesembuhan dari Covid-19. Pasien yang sembuh pun bisa segera dipulangkan, sedangkan pasien baru bisa segera ditampung. ”Selama ini, RSUD Bitung penuh pasien Covid-19, tetapi yang sudah tidak bergejala tidak bisa dipulangkan karena hasil swab-nya baru keluar dua minggu kemudian,” kata Piter.
Kendati begitu, RSUD Bitung hanya memiliki 60 alat penampung sampel (cartridge). Jika sehari ada 12 sampel yang diuji, tes kemungkinan terhenti setelah lima hari. Karena itu, saat ini alat TCM hanya digunakan untuk kepentingan internal rumah sakit. Jika memungkinkan, kiriman sampel dari rumah sakit lain juga dapat diuji.
”Kami masih menunggu kiriman cartridge dari Kementerian Kesehatan. Mudah-mudahan, sebelum habis, sudah ada kiriman cartridge baru dari pemerintah pusat,” kata Piter.
Sementara itu, Direktur Utama RSUP Kandou Jimmy Panelewen mengatakan, pihaknya juga telah menggunakan alat Gene Xpert sejak dua bulan lalu. Kemampuan laboratorium adalah 20 sampel per hari. Kebutuhan cartridge juga dipenuhi Kementerian Kesehatan.
Namun, RSUP Kandou juga sudah memiliki mesin PCR bermerek Abbott dengan kapasitas tes 90 sampel per hari. ”Hanya saja, reagen primernya sulit didapatkan. Untuk sementara, kami berusaha penuhi sendiri. Nantinya kami usulkan agar disediakan pemerintah pusat,” kata Jimmy.
Saat ini, ada 125 pasien Covid-19 yang dirawat di RSUP Kandou. Kemampuan tes laboratorium dengan dua alat tersebut, kata Jimmy, masih cukup. Sampel pasien suspek, kontak erat pasien, hingga tenaga kesehatan RSUP Kandou juga diuji di laboratorium internal mereka.
”Ini bisa meringankan beban BTKLPP Manado. Ke depan, kemungkinan kami akan membantu lembaga lainnya yang bertugas dalam pemeriksaan PCR, baik lembaga pemerintah maupun swasta,” ujar Jimmy.
Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Sulut Steaven Dandel mengatakan, peningkatan kapasitas tes PCR sangat penting untuk mempercepat penanganan Covid-19. Jika status pasien dapat diketahui segera, penerimaan rumah sakit akan pasien yang membutuhkan perawatan dapat meningkat pula.
Namun, saat ini masih terjadi antrean sampel di BTKLPP Manado maupun di luar daerah. Data terakhir pada 4 Juni 2020, ada 3.810 sampel yang masih menunggu diuji.
Pada saat yang sama, pengambilan sampel oleh gugus tugas Covid-19 Sulut maupun kota/kabupaten semakin cepat. Pada Rabu (15/7/2020), sebanyak 757 sampel diambil. Sebanyak 563 sampel diserahkan kepada BTKLPP Manado, sedangkan 128 sisanya ke Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Manado.
”Masalah yang ada saat ini, kemampuan tes laboratorium di Sulut tidak sebanding dengan agresivitas pengambilan sampel. Hanya 300-400 sampel yang dapat diuji setiap hari,” kata Steaven. Ia juga mengatakan, tes massal tidak akan dilakukan karena hanya lazim jika tujuannya untuk riset.