Pasar Tradisional Jadi Sumber Penyebaran Covid-19 di Kalteng
Pasar tradisional jadi sumber penyebaran virus Covid-19 baru di Kalimantan Tengah. Di Palangkaraya, 62 pedagang dan pembeli mendapatkan hasil reaktif. Sebelumnya dari tempat yang sama 120 orang positif korona.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Pasar tradisional jadi sumber penyebaran baru Covid-19 di Kalimantan Tengah. Kluster pasar itu muncul di Palangkaraya, Kapuas, dan Kota Waringin Barat.
Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Palangkaraya Irma Afsesta mengungkapkan, pihaknya terus melakukan tes cepat di Pasar Besar Kota Palangkaraya.
Di Pasar Besar Kota Palangkaraya setidaknya 62 pedagang mendapatkan hasil reaktif. Sebelumnya dari pasar itu saja ada 120 orang yang positif korona, tujuh di antaranya meninggal.
”Di Pasar besar ini tim (penelusuran) kami terus bekerja untuk mendeteksi mereka yang positif. Kami juga sudah lakukan uji usap dari pemeriksaan lalu,” kata Irma di Palangkaraya, Kamis (16/7/2020).
Pada Rabu (15/7/2020) pihaknya memeriksa 369 pedagang dan pembeli di Pasar Besar Kota Palangkaraya. Hasilnya 62 orang reaktif. Hasil itu baru dibeberkan pada Kamis pagi ini.
”Itu sekitar 16 persen dari total yang dites cepat. Mereka akan diperiksa lanjutan lewat uji usap sehingga bisa mendapatkan hasil yang pasti karena tes cepat hanya mengukur imunitas,” kata Irma.
Sebelumnya, pada Juni 2020, pemerintah menemukan setidaknya 120 orang pedagang, pembeli, hingga tukang parkir positif korona. Semuanya langsung dikarantina di Asrama Haji Al Mabrur Kota Palangkaraya dan rumah masing-masing. Sebagian lagi yang memiliki gejala dirawat di rumah sakit. Tujuh orang di antara pasien yang dirawat itu meninggal.
Wali Kota Palangkaraya Fairid Naparin saat dihubungi melalui pesan singkat menjelaskan, pihaknya akan terus melakukan penapisan. Dengan adanya laboratorium RT-PCR di Rumah Sakit Kota Palangkaraya, pihaknya lebih gencar lagi melakukan uji usap.
”Mereka yang positif sudah mengisolasi baik mandiri maupun difasilitasi pemerintah. Kami pun tetap melakukan pengawasan yang dilakukan bersama instansi lainnya,” kata Fairid.
Tak hanya di Pasar Besar Palangkaraya. Di Kapuas dan Kotawaringin Barat, pasar tradisional pun jadi kluster penyebaran baru. Di Kotawaringin Barat, sedikitnya 50 pedagang positif.
Gubernur Kalteng Sugianto Sabran dalam dua bulan terakhir keliling beberapa daerah untuk memantau langsung tes cepat dan uji usap yang dilakukan khusus di pasar-pasar. Pasar tradisional menarik perhatiannya karena menyumbang jumlah kasus yang cukup besar.
”Kami terus mendorong agar daerah-daerah juga terus melakukan pemeriksaan baik tes cepat maupun uji usap. Sampai saat ini pemeriksaan berjalan dan sudah memenuhi target WHO per harinya,” kata Sugianto.
Sugianto menjelaskan, pihaknya saat ini memiliki delapan alat uji usap dan reagen yang cukup untuk beberapa minggu ke depan. Dengan demikian, ia berharap bisa memenuhi standar jumlah pemeriksaan uji usap dari WHO sebanyak 400 spesimen.
”Pemeriksaan jadi kunci penanganan. Di satu sisi, sosialisasi dan edukasi tak berhenti dilakukan agar masyarakat tetap waspada dan mematuhi protokol kesehatan,” kata Sugianto dalam Rapat Koordinasi Penanganan Covid-19.
Sampai saat ini, data dari Kementerian Kesehatan di Kalimantan Tengah terdapat 1.297 kasus atau bertambah 39 orang dari hari sebelumnya Rabu (15/7/2020). Jumlah pasien sembuh juga bertambah 16 orang menjadi 811 kasus sembuh atau dua kali menjalankan uji usap dengan hasil negatif.
Kami terus mendorong agar daerah-daerah juga terus melakukan pemeriksaan, baik tes cepat maupun uji usap.
Ketua Harian Tim Gugus Tugas Covid-19 Kalteng Darliansjah mengungkapkan, kasus memang meningkat, tetapi pasien sembuh juga meningkat. Bahkan, terkadang kasus sembuh jauh lebih banyak dibanding kasus positif yang baru.
”Ribuan tes cepat dilakukan dan beberapa wilayah difokuskan di pasar tradisional yang memang menjadi pusat kerumunan. Di beberapa daerah pasar sudah ditata dengan baik,” kata Darliansjah.