Lagi, Tenaga Kesehatan di Cirebon Positif Covid-19
Empat tenaga kesehatan di Puskesmas Gunungsari, Kota Cirebon, Jawa Barat, terkonfirmasi positif Covid-19. Puskesmas tersebut pun ditutup hingga Sabtu (18/7/2020).
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Puskesmas Gunungsari, Kota Cirebon, Jawa Barat, tidak beroperasi hingga Sabtu (18/7/2020) setelah empat tenaga kesehatan puskesmas terkonfirmasi positif Covid-19. Penutupan fasilitas kesehatan itu bisa lebih lama jika ditemukan kasus positif baru.
Dari keempat tenaga kesehatan tersebut, dua orang merupakan warga Kabupaten Cirebon. Dua orang lainnya berdomisili di Kota Cirebon dan Kabupaten Kuningan. Mereka terkonfirmasi positif Covid-19 setelah menjalani tes usap tenggorokan (swab) massal bersama puluhan karyawan puskesmas.
”Salah satunya juga bekerja di sebuah fasilitas kesehatan di Kabupaten Cirebon. Potensi terpapar mungkin di sana,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon Edy Sugiarto, Kamis (16/7/2020). Pihaknya masih melacak riwayat kontak kedua paramedis tersebut. Apalagi, salah satunya tinggal di rumah dinas puskesmas.
Penelusuran sementara, 99 orang teridentifikasi pernah kontak dengan keempat kasus positif. ”Mereka sudah menjalani tes usap. Untuk sementara, Puskesmas Gunungsari kami tutup hingga hasil tes keluar pada Sabtu,” ucapnya.
Puskesmas di Jalan Tentara Pelajar, tepat di depan Grage Mall Cirebon, itu tidak lagi beroperasi. Di depan pagar yang tertutup rapat tampak pengumuman bertuliskan ”Puskesmas dan Poned tutup, sedang dalam sterilisasi gedung”.
Jika hasil swab ditemukan yang positif lagi, penutupan puskesmas berlanjut sampai 14 hari.
Menurut Edy, hari ini dan Jumat gedung puskesmas disemprot cairan disinfektan. ”Jika hasil swab ditemukan yang positif lagi, penutupan puskesmas berlanjut sampai 14 hari sesuai masa inkubasi virus. Ini untuk keselamatan masyarakat. Warga bisa mengakses layanan kesehatan di Puskesmas Kejaksan atau Pamitran,” katanya.
Kasus penularan Covid-19 terhadap tenaga kesehatan sebelumnya pernah terjadi. Seorang perawat berusia 24 tahun di RSD Gunung Jati, Kota Cirebon, terkonfirmasi positif Covid-19 pada 20 April. Dia diduga tertular dari pasien Covid-19 meskipun telah mengenakan alat pelindung diri.
Menurut Edy, ancaman Covid-19 belum berakhir meskipun pemerintah menerapkan adaptasi kebiasaan baru (AKB). Kini, orang berlalu lalang serta transportasi antarkota dan kabupaten dibuka. Pasien positif di Puskesmas Gunungsari, misalnya, setiap hari berangkat dari Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Kuningan menuju Kota Cirebon.
”Jadi, setiap orang bisa terpapar setiap detik, menit. Satu-satunya cara menghindar adalah protokol kesehatan,” ujarnya. Protokol yang dimaksud, antara lain, menjaga jarak, mengenakan masker, dan rajin mencuci tangan dengan sabun.
Edy menuturkan, semua petugas puskesmas diwajibkan mengenakan APD lengkap untuk mencegah terpapar Covid-19. Pihaknya juga rutin menggelar tes usap dan tes uji cepat terhadap tenaga kesehatan.
Hingga kini, 6.606 warga telah menjalani tes uji cepat, 70 orang di antaranya teridentifikasi reaktif. Adapun untuk tes usap telah mencakup 1.685 orang dengan hasil 31 orang positif Covid-19. Pihaknya menargetkan 5.000 tes usap atau 1,48 persen dari penduduk Kota Cirebon hingga akhir tahun ini.
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ) Cirebon Catur Setiya Sulistiyana mengatakan, Pemkot Cirebon perlu menggencarkan tes usap massal untuk menjaring kasus positif Covid-19. ”Masyarakat juga harus sadar bahaya Covid-19 dengan menjalankan protokol kesehatan dengan ketat,” katanya.