Anggaran Rp 5,6 Miliar di Majalengka, Alokasi Tes Usap Hanya Rp 65 Juta
Pemkab Majalengka hanya menganggarkan Rp 65 juta untuk tes usap tenggorokan. Cakupan tes usap di Majalengka pun yang terendah di Jabar bagian timur.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
MAJALENGKA, KOMPAS — Cakupan tes usap tenggorokan di Kabupaten Majalengka masih yang terendah dibandingkan dengan wilayah lain di Jawa Barat bagian timur. Dari total anggaran Rp 5,6 miliar untuk penanganan Covid-19, pemerintah setempat hanya mengalokasikan Rp 65 juta untuk tes usap.
Hingga Kamis (16/7/2020) atau lebih dari tiga bulan sejak kasus pertama Covid-19 ditemukan di Majalengka, baru 828 orang yang menjalani tes usap di daerah itu. Cakupan tes itu kurang dari 0,07 persen dari sekitar 1,2 juta jiwa penduduk Majalengka.
Jumlah tes usap itu juga terendah di Jabar bagian timur. Kota Cirebon, misalnya, telah mengetes 1.685 orang atau sekitar 0,45 persen dari populasi. Indramayu sudah mengetes 2.730 orang. Adapun Kuningan sudah mengetes lebih dari 1.700 orang. Bahkan, Kabupaten Cirebon telah memeriksa 4.892 sampel usap tenggorokan.
Minimnya tes di Majalengka juga tergambar dari jumlah kasus positif Covid-19, yakni sembilan orang atau terendah di Jabar bagian timur. Sebanyak 10 pasien dalam pengawasan dilaporkan meninggal tanpa diketahui pasti positif Covid-19 atau tidak.
Kepala Dinas Kesehatan Majalengka Alimudin mengatakan, tidak ada kendala untuk tes usap. ”Kami fokus dulu untuk orang yang kontak erat dengan kasus positif Covid-19 di Kadipaten. Tes swab (usap) massal segera dilakukan,” katanya kepada Kompas.
Untuk tes swab, anggarannya Rp 65 juta. Nanti, kami ajukan lagi penambahan. (Alimudin)
Dinas Kesehatan Majalengka menganggarkan sekitar Rp 5,6 miliar untuk penanganan Covid-19. Dari jumlah itu, baru terserap sekitar Rp 3 miliar. Dana itu antara lain digunakan untuk insentif tenaga kesehatan dan membeli alat pelindung diri.
”Untuk tes swab, anggarannya Rp 65 juta. Nanti, kami ajukan lagi penambahan. Kami masih hitung-hitung jumlahnya,” kata Alimudin yang juga juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Majalengka.
Menurut dia, pihaknya masih mengandalkan Laboratorium Kesehatan Daerah Jabar di Bandung untuk pemeriksaan sampel tes usap dengan metode reaksi rantai polimerase (PCR). Padahal, hasil pemeriksaan bisa diperoleh hingga sepekan.
”Kalau sampel swab banyak, kami kirim ke sana karena gratis. Kalau ke laboratorium di Cirebon, harus bayar,” ujarnya. Pihaknya menargetkan cakupan tes usap di Majalengka mencapai 1.300 orang. Namun, dia belum mengetahui kapan target itu bisa tercapai.
Di Cirebon, Kepala Dinkes Kabupaten Cirebon Enni Suhaeni menargetkan tes usap mencapai 22.000 orang atau sekitar 1 persen dari total penduduk, yakni 2,2 juta jiwa. ”Kami sedang menghitung anggarannya. Tes akan dimulai bulan ini,” katanya.
Adapun Kepala Dinkes Kota Cirebon Edy Sugiarto mengatakan, pihaknya sudah menganggarkan sekitar Rp 900.000 untuk biaya tes dan pemeriksaan PCR setiap warga. Pihaknya menargetkan 5.000 tes usap atau 1,48 persen dari penduduk Kota Cirebon.
Cakupan tes itu termasuk bantuan dari Pemerintah Provinsi Jabar sebanyak 1.242 alat tes usap. ”Tes dilakukan sampai akhir tahun,” ucapnya.