Tidak Bisa Mengejar Kunjungan Wisatawan di Tengah Pandemi
Di tengah pandemi, jumlah kunjungan wisatawan ke Candi Borobudur tidak terlalu diperhatikan. PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko hanya memfokuskan pada aspek penerapan protokol kesehatan.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Di tengah masa pandemi, kunjungan wisatawan ke Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, tidak mungkin ditingkatkan demi mengejar keuntungan dan pendapatan negara. Sebaliknya, jumlah pengunjung terus dibatasi dan layanan kunjungan diatur secara ketat agar kunjungan wisata ke candi menjadi kunjungan yang aman bagi kesehatan wisatawan, petugas, dan masyarakat di sekitar candi.
Sekretaris Perusahaan PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko Emilia Eny Utari mengatakan, saat ini pihaknya memang sudah mengajukan usulan untuk menambah batasan pengunjung, yang semula ditetapkan 1.500 orang menjadi 3.000 orang. Tidak ingin mengejar profit, usulan tambahan pengunjung itu semata-mata diajukan demi menghidupkan aktivitas wisata di kawasan Borobudur.
”Kunjungan 3.000 orang tidak akan berdampak apa-apa bagi pemasukan. Sebelum mendapatkan 10.000 wisatawan per hari, kami masih tetap akan merugi,” ujarnya, Rabu (15/7/2020). Usulan tambahan tersebut kini sedang diajukan dan menunggu persetujuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Sementara itu, sejak dibuka pada masa uji coba operasional, sejak 25 Juni hingga sekarang, jumlah pengunjung Candi Borobudur masih fluktuatif pada kisaran 200-600 pengunjung per hari. Jumlah pengunjung terbanyak terjadi pada Minggu (5/7/2020) dengan total jumlah pengunjung mencapai 978 orang.
Kunjungan 3.000 orang tidak akan berdampak apa-apa bagi pemasukan. Sebelum mendapatkan 10.000 wisatawan per hari, kami masih tetap akan merugi.
Emilia mengatakan, saat ini pihaknya hanya memfokuskan diri untuk mengatur kunjungan sesuai protokol kesehatan. Upaya ini dilakukan agar masyarakat yakin bahwa Taman Wisata Candi Borobudur sebagai salah satu dari 10 destinasi prioritas pemerintah adalah tempat wisata yang aman bagi semua orang.
Upaya menjaga keamanan kunjungan tersebut, di antaranya, mengecek suhu tubuh pengunjung sejak tiba di lokasi. Sejak mulai dari loket pembelian tiket hingga perjalanan menuju ke bangunan candi, di sepanjang jalan tertulis peringatan selalu menjaga jarak antar-pengunjung.
Sejumlah petugas juga ada di jalan untuk mengawasi dan mengingatkan. Di zona I, di pelataran Candi Borobudur, ketentuan menjaga jarak juga terus diingatkan pemandu wisata yang mendampingi rombongan tamu.
Sekalipun kunjungan di Taman Wisata Candi Borobudur sudah diatur dan diawasi secara ketat, di lingkungan luar, di obyek-obyek wisata di sekitar candi, justru sering kali tidak terkontrol dan tidak bisa diawasi.
Nuryazid, Ketua Kelompok Pengelola Obyek Wisata Punthuk Setumbu di Desa Karangrejo, Kecamatan Borobudur, mengatakan bahwa sekalipun obyek belum dibuka, banyak rombongan wisatawan sudah datang dan mencoba berkunjung.
Nekat menerobos
Sejumlah pengunjung bahkan datang dan nekat menerobos masuk saat tidak ada petugas piket di pintu masuk. Pengunjung tanpa izin, diakui oleh Nuryazid, pada akhirnya tidak bisa diawasi dan tidak diketahui kondisi kesehatannya.
”Pengunjung yang nekat ini tentu saja tidak bisa diketahui berada dalam kondisi sehat atau sakit. Namun, saat menerobos masuk dan berjalan-jalan di dalam, dia pasti sudah memegang segala macam, termasuk pegangan tangga di lingkup obyek wisata Punthuk Setumbu,” ujarnya.
Jumlah pengunjung yang menerobos tersebut hanya 3-5 orang per rombongan. Sementara itu, jumlah orang yang datang dan mencoba berkunjung mencapai puluhan orang dan biasanya akan ramai berdatangan di akhir pekan.
Balai Ekonomi Desa (Balkondes) Bumiharjo di Kecamatan Borobudur sudah akan mulai buka dan menerima tamu pada Kamis (16/7/2020). Siti Fatmawati, pegawai di Balkondes Bumiharjo, mengatakan, saat ini pihaknya juga sudah menerima pesanan lima kamar untuk tanggal 26 Juli. Kapasitas masing-masing kamar adalah dua orang per kamar. Kendati demikian, dia masih membuka kesempatan untuk memesan kasur tambahan.
Bulan Agustus, dia sudah menerima pemesanan untuk acara pernikahan. Namun, karena tidak mendapatkan informasi apa-apa terkait pembatasan tamu, dia menerima sesuai permintaan pemesan dan akan menyiapkan tempat untuk 200 orang. Menurut dia, jumlah tersebut terbilang cukup aman karena pada kondisi normal, Balkondes Bumiharjo bisa menerima 1.000 tamu.