Dibuka Agustus, Samosir Siapkan Protokol Kesehatan
Pariwisata di kawasan Danau Toba, termasuk Samosir, bersiap bangkit setelah terpuruk selama empat bulan ini karena pandemi Covid-19. Insentif pemerintah pun dibutuhkan untuk mendorong pariwisata bangkit kembali.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
SAMOSIR, KOMPAS — Pariwisata di kawasan Danau Toba bersiap untuk bangkit kembali setelah terpuruk selama empat bulan ini. Hotel dan sejumlah destinasi wisata kini menyiapkan infrastruktur dan sumber daya manusia untuk menerapkan protokol kesehatan Covid-19. Insentif pemerintah pun dibutuhkan untuk mendorong mereka bangkit kembali.
Manajer Hotel Samosir Cottage Resort Bungaran Siallagan, Rabu (15/7/2020), mengatakan, saat ini sedang disiapkan infrastruktur penerapan protokol Covid-19, seiring akan dibukanya Samosir untuk wisatawan dalam negeri pada Agustus ini. Samosir Cottage Resort juga menyiapkan tempat cuci tangan, alat pengukur suhu tubuh, dan melatih pegawainya untuk menerima tamu sesuai dengan protokol Covid-19.
”Selama empat bulan pariwisata di kawasan Danau Toba khususnya di Pulau Samosir bisa dikatakan lumpuh total. Hotel-hotel, toko suvenir, dan destinasi wisata semuanya tutup,” kata Bungarah.
Selama pandemi empat bulan belakangan ini, hampir semua hotel di Samosir tutup total karena tidak ada kunjungan wisata di daerah itu. Dari 150 kamar di hotel yang berada di kawasan wisata Tuktuk Siadong hanya 1-3 kamar yang terjual dalam sepekan. Pengunjungnya hanya pegawai atau karyawan yang melakukan perjalanan dinas.
Para pengusaha hotel pun merumahkan sebagian besar karyawannya. Pihaknya berharap pemerintah memberikan insentif untuk menolong kembali pariwisata Danau Toba yang kini sudah sangat terpuruk.
Pihaknya berharap pemerintah memberikan insentif untuk menolong kembali pariwisata Danau Toba yang kini sudah sangat terpuruk.
Kepala Dinas Pariwisata Samosir Dumos Pandiangan mengatakan, pada Agustus, pihaknya akan membuka kembali aktivitas pariwisata di Samosir. Selama pandemi ini, Samosir tidak membuka pintu untuk wisatawan untuk mencegah wabah Covid-19 masuk ke daerahnya.
”Saat ini kami melakukan sosialisasi agar aktivitas pariwisata bisa berjalan kembali tetapi dengan protokol Covid-19 yang ketat,” kata Dumos.
Untuk tahap awal, kata Dumos, Samosir masih hanya menerima wisatawan Nusantara. Sementara itu, turis asing belum diizinkan masuk ke Samosir. Selama pandemi ini, Pemkab Samosir menjaga ketat semua pintu masuk ke Samosir. Pemeriksaan dilakukan di kapal penyeberangan dan di jalur darat.
Berbeda dengan Samosir yang masih tutup total, kawasan wisata Parapat di Kabupaten Simalungun sudah mulai bergerak selama Juli ini. Tingkat keterisian hotel pun meningkat hingga 40 persen setelah sempat anjlok di bawah 10 persen. Kawasan itu masih mengandalkan wisatawan lokal dari Sumut.
Aktivitas wisata di sejumlah pantai mulai bergerak, tetapi masih tergolong sepi.
Kepala Dinas Pariwisata Simalungun Resman Saragih mengatakan, aktivitas wisata di sejumlah pantai mulai bergerak, tetapi masih tergolong sepi. Kapal-kapal pariwisata pun sudah mulai berkeliling membawa wisatawan. Sebagian toko suvenir pun sudah mulai buka. “Namun, sejumlah pelaku industri pariwisata masih terpuruk karena pandemi,” kata Resman.
Resman berharap, pemerintah pusat memberikan bantuan untuk membangkitkan kembali industri pariwisata di kawasan Danau Toba. Menurut dia, keuangan pemerintah daerah sangat terbatas sehingga belum bisa melaksanakan sejumlah program pariwisata.
Manajer Sumber Daya Manusia Hotel Inna Parapat Vander Ambarita mengatakan, kepercayaan wisatawan meningkat dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Mereka pun mewajibkan semua tamu hotel memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan sebelum masuk hotel.
Restoran dan kafe hotel pun masih ditutup. Sarapan dan pesanan makanan diantar langsung ke kamar dalam kotak sekali pakai.